lingshenyao's blog

Wah, Apel dan Tomat Bisa Perbaiki Paru Mantan Perokok Lho!

Munculnya benjolan pada tubuh bisa diidentifikasi sebagai kista. Kista merupakan benjolan atau kantung tertutup, yang mana benjolan tersebut dapat berisi cairan, udara, atau jaringan semipadat. Kista juga dapat terbentuk di bagian tubuh manapun, di antaranya adalah di bagian kulit, kulit kepala, wajah, lengan, lutut, belakang lutut, hingga di organ dalam tubuh seperti otak, tahim, hati, ginjal, dan indung telur (ovarium). Lantas, benarkah kista dapat diatasi dengan mengonsumsi buah-buahan? Dan buah apa saja yang dapat membantu mengatasi kista? Simak penjelasan di bawah ini.

 

Meski pun membentuk suatu benjolan pada tubuh, kista umumnya bersifat jinak dan tidak berpotensi menjadi ganas atau kanker, karena pada dasarnya kista bukanlah jenis penyakit serius yang berbahaya. Meski demikian, ada beberapa jenis kista yang memang berpotensi menjadi sel kanker.

 

Ada beberapa jenis kista yang dapat muncul baik di bagian dalam maupun luar tubuh. Namun tidak seperti penyakit lainnya, kista justru seringkali tidak diketahui penyebabnya dan juga jarang menimbulkan gejala yang spesifik, sehingga banyak pengidap kista yang tidak menyadari bahwa Ia memiliki kista di dalam tubuh mereka.

 

Kista ovarium menjadi salah satu momok penyakit bagi wanita. Namun, tak jarang kondisi ini sering kali tidak diketahui oleh pengidapnya. Meski sebenarnya penyakit ini tidak ganas dan berbahaya, namun apabila kista tumbuh dengan ukuran yang besar atau bahkan hingga pecah, maka dapat menimbulkan gejala dan komplikasi yang serius.

 

Semua wanita tentunya harus senantiasa menjaga organ reproduksi mereka, agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam masalah kesehatan, seperti kista ovarium.

 

Secara umum, setiap wanita memiliki dua buah ovarium, yakni di bagian kanan dan kiri rahim dengan ukuran sebesar biji kenari. Fungsi utama dari ovarium adalah untuk menghasilkan sel telur, yang mana terjadi di setiap bulan. Proses ini terjadi mulai dari masa pubertas hingga menopause. Selain itu, ovarium atau indung telur juga berfungsi untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meski demikian, organ yang satu ini juga tak luput dari gangguan kesehatan, dan salah satu gangguan kesehatan yangpaling sering terjadi adalah kista ovarium. 

 

Ada dua jenis utama kista ovarium, yaitu :

 

1. Kista fungsional, yakni jenis kista ovarium yang menjadi bagian dari siklus menstruasi. Jenis kista ini tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya.

 

2. Kista patologis, yakni jenis kista yang mengandung sel abnormal. Dalam sebagian kecil kasus, jenis kista yang satu ini dapat bersifat ganas atau kanker.

 

Gejala Kista Ovarium

 

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam kebanyakan kasusu kista ovarium tidak disadari oleh penderita. Hal ini karena kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala yang membuat pengidapnya bisa menyadari kondisi ini. Hal inilah yang menyebabkan kista ovarium sering kali terdeteksi ketika ukurannya sudah membesar.

 

Meski demikian, dalam kondisi tertentu kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala berupa nyeri di area perut atau pinggul, yang mana merupakan gejala utama yang terjadi akibat kista ovarium.

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kista ovarium memicu timbulnya gejala, yaitu :

 

Pertumbuhan kista yang cenderung cepat, sehingga menyebabkan pelebaran jaringan.

Kista ruptur atau kista pecah.

Pendarahan pada kista.

Kista yang terlilit pembuluh darah,yang mana kondisi ini dikenal dengan torsi.

 

Selain menyebabkan nyeri di bagian perut dan pinggul sebagai gejala utamanya, kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala lain ketika tumbuh dengan ukuran besar. Gejala lain yang timbul dapat terjadi akibat adanya perubahan pada struktur tubuh, yaitu :

 

Perut bengkak, terasa penuh dan kembung.

Terasa nyeri di bagian bawah punggung.

Sulit menahan keinginan untuk buang air kecil (beser).

Mudah kenyang meski hanya makan sedikit.

Kesulitan untuk buang air kecil.

Susah buang air besar atau sembelit.

Gangguan pada sistem pencernaan.

Merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.

 

Kista pecah juga dapat menyebabkan gejala yang cukup serius, yakni terjadinya pendarahan. Rasa nyeri tesebut juga dapat timbul saat melakukan kegiatan olahraga yang berat. Meski demikian, kista yang pecah tidak menimbulkan gejala seperti demam atau pun gangguan pencernaan.

 

Buah-Buahan untu Kista

 

Sebelumnya, perlu Anda ingat bahwa buah-buahan disini tidak lantas dapat menyembuhkan kista yang Anda derita. Namun, mengonsumsi buah-buahan secara rutin dapat membantu mencegah perkembangan kista. Berikut ini adalah beberapa jenis buah-buahan yang baik untuk penderita kista :

 

1. Tomat

 

Meski banyak perdepatan mengeai tomat itu buah atau sayur, namun yang pasti tomat merupakan salah satu yang sangat baik untuk dikonsumsi penderita kista. Pasalnya selain baik untuk kecantikan kulit dan berat badan, kandungan yang dimiliki tomat dapat membantu meredam rasa sakit akibat kista. Anda dapat memakan tomat secara langsung ataumenjadikannya jus tomat untuk kista.

 

2. Jeruk

Jeruk merupakan buah yang kaya akan vitamin C. Selain bagus untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, jeruk juga sangat baik untuk dikkonsumsi oleh penderita kista.

 

3. Apel

 

Apel memang buah yng sangat baik untuk kesehatan tubuh. Namun, untuk penderita kista apel yang dimaksud disini adalah sari cuka apel, atau apel yang difermentasi. Selain dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat, nyatanya cuka apel juga dapat membantu menghambat pertumbuhan kista dan juga membantu mengecilkannya. Cara penggunaannya pun cukup mudah, yakni hanya dengan melarutkan satu sendok teh cuka apel ke dalam 1 gelas ari hangat. Aduk hingga merata dan minum selagi hangat. Namun, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi cuka apel saat sedang menstruasi, sebab dapat menyebabkan kram perut, nyeri berlebihan, hingga pendarahan.

 

4. Pepaya

 

Selain dapat dijadikan solusi bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, dengan kandungan yang dimilikinya, buah pepaya juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita kista.

 

5. Jambu

 

Jambu yang baik dikonsumsi oleh penderita kista adalah jambu biji. Dengan mengonsumsi jambu biji secara rutin, dapat membantu proses penyembuhan kista.

 

Itulah buah-buahan yang baik dikonsumsi oleh penderita kista. Semoga bermanfaat bagi Anda semua.

 

https://lingshenyao.id/obat-cina-kista/

 


Bagi wanita yang memiliki miom, tentunya penting untuk mengonsumsi makanan sehat untuk penderita miom. Sebab, hal tersebut bisa saja memengaruhi kondisi atau gejala yang terjadi. Namun, perlu Anda ingat bahwa makanan sehat untuk penderita miom ini tidak serta merta dapat menyembuhkan penyakit ini secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis miom bisa jadi memerlukan pengobatan lanjutan, seperti mengonsumsi obat-obatan hingga prosedur operasi.

 

Apa itu miom?

 

Mioma uteri atau miom juga dikenal dengan fibroid rahim, adalah kondisi di mana terjadinya pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar uterus (rahim). Namun Anda tidak perlu khawatir, sebab penyakit ini bukanlah penyakit yang bersifat ganas layaknya penyakit kanker. Hal ini disebabkan karena, tumor atau benjolan yang tumbuh dalam kasus miom merupakan tumor jinak, yang terjadi karena sel otot pada rahim tumbuh secara abnormal.

 

Miom sendiri terbentuk dari sel-sel otot rahim yang tumbuh secara tidak normal. Pertumbuhan sel abnormal inilah yang pada akhirnya membentuk tumor jinak di sekitar rahim. Selain itu, miom juga dapat tumbuh dengan ukuran beragam.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa pada dasarnya miom tumbuh dengan ukuran yang beragam dan dapat muncul lebih dari satu buah benjolan di sekitar rahim. Ketika seorang wanita memiliki miom di dalam rahimnya, maka Ia cenderung tidak merasakan gejala apapun secara spesifik, sehingga keberadannya cenderung jarang disadari. Akibatnya, miom baru terdeteksi ketika pengidap melakukan pemeriksaan, seperti USG. Sementara itu, gejala miom dapat dipengaruhi oleh letak, ukuran dan seberapa banyak miom yang ada di rahim.

 

Makanan Sehan Untuk Miom

 

Sekali lagi, perlu Anda ingat bahwa makanan tidak dapat menyembuhkan miom.  Namun, sejumlah penelitian mengemukakan bahwa dengan menerapkan pola makan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko perkembangan miom.

 

Para ahli juga sepakat bahwa perubahan gaya hidup dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita miom, serta meringankan gejala miom yang muncul, seperti rasa nyeri yang hebat saat menstruasi, nyeri saat berhubungan intim, bahkan hingga depresi. Nah, salah satu perubahan gaya hidup tersebut salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan tepat.

 

Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang dipercaya dapat membantu menghambat perkembangan miom di rahim, yaitu :

 

Makanan tinggi serat

 

Setiap orang membutuhkan asupan serat setiap harinya, terutama penderita miom. Hal ini disebabkan karena, selain menurunkan berat badan dan menjaga keseimbangan hromon dalam tubuh, makanan dengan kandungan serat tinggi juga dapat membantu menghambat perkembangan kista.

 

Tak hanya itu, makanan dengan kandungan serat tinggi juga dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil. Kondisi ini juga dapat menghambat perkembangan miom. Makanan kaya serat yang sangat baik dikonsumsi oleh penderita miom antara lain adalah sayur-sayuran (terutama brokoli, kubis, kembang kol, dan kale), buah-buahan, biji gandum utuh, oatmeal, dan kacang-kacangan.

 

1. Makanan kaya akan vitamin D

 

Berdasarkan hasil penelitian, makanan yang kaya akan vitamin D dapat membantu mengurangi risiko perkembangan miom hingga 32 persen. Tak hanya itu, makanan sumber vitamin D biasanya juga mengandung kalsium, fosfor, dan magnesium, sehingga dapat membantu memperlambat pertumbuhan miom di rahim berbaga makanan sumber vitamin D yang sangat baik dikonsumsi pederita miom, antara lain adalah telur, susu, keju, produk olahan susu fortifikasi, sereal, ikan yang mengandung asam lemak esensial (salmon, tuna, makarel), minyak hati ikan cod.

 

2. Makanan yang mengandung kalium

 

Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa wanita dengan miom yang parah juga mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut penderita miom juga harus mengonsumsi makanan yang kaya akan kalium, seperti alpukat, pisang, kurma, tomat, buah-buahan citrus (lemon dan jeruk), blewah, kentang, dan lain-lain.

 

3. Teh hijau

 

Teh hijau juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita miom. Hal ini disebabkan karena teh hijau memiliki kandungan antioksidan yang sangat diperlukan penderita miom. Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa teh hijau memiliki kandungan epigallocatechin yang dapat membantu memperlambat pertumbuhan miom dengan cara meringankan peradangan dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh wanita. Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika Anda mulai mencoba mengonsumsi teh hijau secara rutin untuk mencegah perkembangan miom di rahim.

 

4. Buah beri

 

Kelompok buah-buahan beri yang mengandung, seperti stroberi, blueberry, blackberry, mulberi, raspberry, dan anggur, juga menjadi pilihan makanan untuk menghambat pertumbuhan miom.

 

Makanan yang Harus Dihindari Penderita Miom

 

Selain makanan sehat untuk penderita miom, berikut ini adalah daftar makanan yang harus dihindari penderita miom :

 

1. Makanan laut (seafood)

 

Seafood merupakan salah satu makanan yang banyak digemari. Namun, sayanganya makanan yang satu ini dapat memicu penyakit miom, sehingga tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Pasalnya, selain mengandung kolesterol yang cukup tinggi, seafood juga mengandung lemak jenuh yang dpaat menyebabkan sel otot di sekitar dinding rahim tumbuh dengan tidak normal. Pertumbuhan sel abnormal tersebut dikhawatirkan akan membesar dan menjadi miom.

 

2. Jeroan

 

Tak hanya seafood, sepertinya bagi Anda yang suka jeroan namun memiliki miom juga harus mulai membatasi konsumsi jenis makanan yang satu ini. Pasalnya, jeroan merupakan salah satu jenis makanan yang dapat memicu tumbuhnya miom. Hal ini disebabkan karena, jeroan mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang dapat memicu timbulnya miom di lapisan otot bagian dalam dinding rahim. Oleh sebab itu, kurangi kebiasaan mengonsumsi jeroan sejak dini, terutama bagi Anda para wanita.

 

3. Makanan cepat caji (junk food)

 

Makanan cepat saji atau junk food menjadi makanan selanjutnya yang harus dihindari oleh wanita, terutama jika Anda memiliki miom. Meski memiliki cita rasa yang lezat dan gurih, nyatanya junk food mengandung pengawet, pewarna buata, lemak jenuh, MSG, dan gula yang terlalu tinggi, yang tentunya tidak baik untuk kesehatan tubuh.

 

4. Santan

 

Pada dasarnya santan juga adalah makanan yang mengandung kolesterol jahat cukup tinggi, sehingga tidak baik untuk Anda yang memiliki miom. Pasalnya,wanita yang terlalu sering mengonsumsi makanan bersantan akan rentan terkena miom, dan bahayanya labi, miom yang tumbuh dapat berkembang menjadi tumor jinak yang mengganggu sistem reproduksi.

 


Tumor di perut bisa jadi pertanda adanya kanker lambung. Kanker lambung sendiri merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel lambung secara abnormal dan tak terkendali. Kondisi ini terjadi karena sel mengalami mutasi atau perubahan genetik.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa kanker lambung jarang menimbulkan gejala yang spesifik pada stadium awal atau di awal masa perkembangannya. Kondisi ini bisanya menimbulkan gejala berupa perut kembung atau nyeri di bagian ulu hati, sehingga sering kali dianggap sebagai keluhan sakit maag.

 

Karena jarang menimbulkan gejala yang spesifik, kanker lambung menjadi penyakit yang sulit untuk didiagnosis secara dini, dan dalam kebanyakan kasus baru terdiagnosis setelah memasuki stadium akhir. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap peluang pasien untuk sembuh.

 

Apa penyebab kanker lambung?

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa kanker lambung disebabkan akibat terjadinya perubahan atau mutasi genetik pada sel lambung. Hal ini membuat sel-sel tersebut tumbuh secara abnormal dan tak terkendali. Sel-sel abnormal inilah yang disebut dengan sel kanker.

 

Meski demikian, penyebab terjadinya perubahan genetik pada sel lambung tersebut masih belum dapat diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker lambung, di antaranya adalah :

 

Faktor usia (55 tahun ke atas).

Berjenis kelamin laki-laki, namun bukan berarti kanker lambung hanya menyerang laki-laki.

Merokok.

Faktor turunan, di mana ada anggota keluarga dengan riwayat kanker lambung.

Pernah menjalani operasi pada lambung.

 

Selain itu, kanker lambung juga berisiko lebih tinggi dialami oleh orang-orang dengan riwayat penyakit sebagai berikut :

 

Infeksi bakteri H. Pylori.

Infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Polip di dalam lambung

Anemia akibat kekurangan vitamin B12.

Mengalami jenis kanker lainnya, seperti limfoma, kanker esofagus, kanker prostat, kanker usus, dan kanker serviks.

Memiliki daya tahan yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan imunosupresif dalam jangka panjang.

 

Selain faktor-faktor tadi, gaya hidup serta pola makan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung. Gaya hidup tersebut di antaranya adalah :

 

Sering dan banyak mengonsumsi daging, terutama daging olahan.

Sering mengonsumsi makanan olahan dengan kadar garam yang tinggi.

Sering mengonsumsi minuman beralkohol.

Jarang makan buah-buahan dan sayuran.

Tidak menyimpan dan memasak makanan dengan benar.

Kegemukan (obesitas).

Jarang olahraga.

 

Gejala Kanker Lambung

 

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa kanker lambung sering kali tidak menimbulkan gejala secara spesifik pada penderitanya. Meski ada gejala yang timbul, gejala tersebut sering dianggap sebagai sakit maag biasa. Berikut ini adalah beberapa gejala kanker lambung pada stadium awal yang harus diwaspadai :

 

Nyeri di bagian ulu hati.

Perut kembung dan sering bersendawa.

Sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam lambung (heartburn)

Cepat kenyang saat maka.

Mual dan muntah.

 

Sementara itu, kanker lambung stadium lanjut dapat menimbulkan gejala yang lebih berat. Hal ini juga yang umumnya menyebabkan penderita kanker lambung baru berobat ke dokter dan mengetahui kondisi yang sebenarnya. Gejala kanker lambung pada stadium lanjut di antaranya adalah :

 

BAB berdarah atau BAB berwarna hitam.

Kekurangan darah (anemia).

Muntah darah.

Sakit kuning.

Menurunnya berat badan secara drastis akibat nafsu makan berkurang.

Tubuh terasa lemas.

Pembengkakan di perut akibat penumpukan cairan.

 

Tahapan Perkembangan Kanker Lambung

 

Kanker lambung di bagi menjadi 4 tahapan perkembangan atau stadium berdasarkan tingkat keparahan dan penyebarannya. Di antaranya adalah :

 

Stadium 1, yaitu tahap di manan kanker berada pada lapisan dalam rongga lambung dan menyebar ke kelenjar getah bening yang ada di sekitarnya.

Stadium 2, yaitu tahap di mana kanker sudah menyebar ke lapisan otot lambung dan menyebar semakin luas ke kelenjar getah bening.

Stadium 3, yaitu tahap di mana semua lapisan lambung sudah digerogoti sel kanker dan banyak pertumbuhan kanker kecil yang menyebar luas pada kelenjar getah bening.

Stadium 4, yaitu di mana kanker lambung pada tahap ini sudah semakin parah dan menyebar ke jaringan serta organ tubuh lain.

 

Untuk mengetahui tingkat keparahan kanker lambung dapat dilakukan melalui pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Stadium ini juga menjadi penentu pengobatan apa yang sesuai untuk pasien.

 

Pengobatan Kanker Lambung

 

Metode pengobatan kanker lambung sendiri bisa berbeda-beda, tergantung pada stadium kanker serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Sementara itu, peluang untuk sembuh dari penyakit ganas ini tergantung saat awal kanker terdiagnosa, kondisi kesehatan, serta usia pasien.

 

Jenis pengobatan yang dapat dijalani antara lain adalah :

 

Operasi

Kemoterapi

Radio terapi

Terapi obat bertarget.

 

Diantara keempat pengobatan tersebut juga sering kali dikombinasikan agar sel-sel kanker pada lambung dapat diberantas secara maksimal.

 

Pencegahan Kanker Lambung

 

Agar dapat terhindar dari kanker lambung, berikut ini beberapa upaya yang dapat Anda lakukan :

Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Menerapkan pola makan sehat, dengan perbanyak mengonsumsi buah dan sayur, serta mengurangi makanan olahan dan makanan dengan kadar garam tinggi.

Olahraga teratur.

Jaga berat badan ideal.

 

Baca Juga :

Waspada! Ini Dia Macam-Macam Penyakit Kanker Yang Harus Segera Diobati


 

https://lingshenyao.id/obat-cina-kanker/

 


Maag merupakan salah satu masalah kesehatan yang lumrah terjadi pada orang-orang. Masalah pencernaan yang satu ini dapat kambuh kapan saja, apalagi jika pengidapnya tidak menerapkan pola makan teratur. Untuk itu, dalam ulasan kali ini akan dibahas mengenai posisi tidur saat maag kambuh.

 

Selama ini kebanyakan penderita maag mengalami kekambuhan di malam hari. Hal ini disebabkan karena pada siang hari posisi tubuh cenderung tegak, sehingga gravitasi membuat asam lambung yang naik akan kembali ke dalam perut.

 

Sementara itu, saat tidur di malam hari, posisi tubuh yang berbaring membuat jumlah air liur lebih sedikit serta proses menelan pun lebih lambat. Dengan demikian proses kembalinya asam lambung ke perut akan lebih sulit.

 

Bagaimana Posisi Tidur yang Tepat saat Maag Kambuh?

 

Maag adalah salah satu kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik. Asam lambung sendiri merupakan gamgguan yang terjadi akibat melemahnya cincin otot yang berperan sebagai katup pada esofagus bawah. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan makanan serta asam lambung yang seharusnya ada di dalam lambung justru naik kembali menuju kerongkongan. Kondis inilah yang menyebabkan maag mudah kambuh dan lama kelamaan akan berubah menjadi penyakit kronis.

 

Perlu Anda ketahui bahwa ternyata gravitasi dan anatomi ternyata memiliki peran yang sangat penting, kondisi ini juga dapat menunjukan frekuensi serta keparahan dari gejala refluks. Supaya masalah lambung seperti maag tidak sering kambuh, Anda perlu mengetahui posisi tidur untuk mencegah asam lambung naik yang tepat. Mengetahui posisi tidur yang tepat juga dapat melindungi tubuh Anda dari dampak berbahaya refluks asam lambung dalam jangka panjang.

 

Berikut adalah beberapa posisi tidur yang tepat untuk mencegah maag maupun di saat maag kambuhi.

 

1. Miring ke Sisi Kiri

 

Posisi tidur dengan memiringkan tubuh ke sisi kiri dapat membantu cegah asam lambung naik. Hal ini disebabkan karena posisi lambung ada di sebalah kiri, sehingga saat Anda tidur miring ke sisi kiri maka posisi LES akan lebih tinggi. Dengan demikian posisi tidur ini akan mempersulit refluks asam lambung, yang pada akhirnya juga mencegah maag kambuh. Meskipun asam lambung bisa mencapai LES, akan tetapi adanya gravitasi membuat asam lambung lebih mudah kembali menuju perut.

 

Gejala asam lambung naik yang terjadi ketika posisi tidur miring ke sisi kiri juga bisa dibilang lebih ringan daripada saat posisi tidur miring ke kanan atau telentang. Dengan demikian salah satu posisi tidur yang bagus bagi penderita maag atau asam lambung adalah miring ke sisi kiri.

 

2. Posisi Kepala Lebih Tinggi

 

Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa posisi tidur dengan kepala berada lebih tinggi dibandingkan posisi tubuh dapat membantu menurunkan frekuensi terjadinya refluks atau naiknya asam lambung ke kerongkongan. Selain itu, posisi tidur cegah asam lambung naik ini juga dapat membantu mengembalikan asam lambung secara lebih cepat ke dalam perut.

 

3. Kombinasi antara Miring ke Sisi Kiri dan Kepala Lebih Tinggi

 

Mengombinasikan dua posisi di atas, yakni posisi tidur miring ke sisi kiri maupun kepala lebih tinggi dibanding tubuh sangat bagus untuk cegah asam lambung naik. Kombinasi dari dua posisi tidur tersebut bahkan dinilai sangat optimal mencegah asam lambung kambuh. Apalgi posisi tersebut menjadikan posisi LES lebih jauh di atas tingkat dari sisi lambung meski lambung sedang dalam kondisi penuh. Seandainya terjadi kenaikan asam lambung pada posisi ini, maka gravitasi akan dengan mudah mengembalikan asam lambung masuk ke perut secara cepat.

 

Posisi Tidur yang Harus Dihindari Penderita Maag

 

Selain mengetahui posisi tidur untuk cegah maag asam lambung naik, Anda juga harus mengetahui posisi tidur yang tidak dianjurkan untuk penderita maag dan asam lambung. Pasalnya, beberapa posisi tidur ternyata dapat membuat asam lambung cepat naik dan sulit untuk kembali ke perut, sehingga akan memperparah maag.

 

Sementara itu, berikut beberapa posisi tidur yang harus dihindari oleh penderita asam lambung.

 

1. Tidur Telentang

 

Perlu Anda ketahui bahwa posisi tidur telentang dapat membuat kondisi LES menjadi buruk sehingga asam lambung mudah naik ke kerongkongan. Posisi tidur telentang juga menyebabkan asam lambung naik lebih sering dan juga bertahan lama. Bagi Anda yang memiliki lemak perut, tidur dengan posisi telentang justru akan membuat lemak menekan perut sehingga isi lambung akan kembali ke kerongkongan.

 

2. Tidur Miring ke Sisi Kanan

 

Jika Anda tidur dengan posisi miring ke sisi kanan, maka tubuh pun harus bekerja ekstra untuk melawan gravitasi agar cairan asam lambung bisa kembali ke perut. Hal tersebut tentunya harus terjadi lebih lama dan sulit. Posisi tidur miring ke sisi kanan juga menyebabkan LES sering terendam asam lambung sehingga potensi asam lambung terlepas menuju lapisan esofagus juga lebih besar.

 

Agar asam lambung tidak naik dan maag tidak kambuh, tentunya penting bagi Anda untuk memperhatikan posisi tidur utuk cegah asam lambung naik. Selain itu, untuk mempercepat proses penyembuhan masalah lambung, ada baiknya jika Anda mengkonsumsi kapsul METAMA. Produk obat asam lambung ini dibuat dalam bentuk kapsul dan mengandung 100% bahan-bahan alami dan organik seperti kunyit dan ketumbar.

 

Anda juga tidak perlu khawayir, sebab METAMA juga telah teruji pra klinis sehingga terbukti ampuh atasi asam lambung, maag kronis juga berguna untuk menyehatkan pencernaan Anda. Kabar baiknya, produk METAMA kini sudah dijual secara bebas di pasaran karena produk ini sudah memiliki izin BPOM dan juga sertifikat halal MUI. Jadi, untuk masalah asam lambung yang menyiksa atasi dengan METAMA sekarang juga.

 

Mencegah maag kambuh salah satunya bisa Anda lakukan dengan memperhatikan posisi tidur untuk cegah asam lambung naik. Namun jika asam lambung tak kunjung reda sebaik segera konsumsi METAMA yang sudah teruji dan ampuh dalam mengatasi masalah asam lambung secara ampuh. 




Pernahkah Anda mengalami asanya sensasi terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan? Kondisi dikenal dengan penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). lantas, apa bahaya asam lambung bagi tubuh?

 

Sebelum membahas bahaya dari penyakit asam lambung, ada baiknya jika Anda mengenal penyakit asam lambung atau GERD lebih jauh lagi. GERD merupakan masalah kesehatan pada sistem pencernaan yang ditandai oleh refluks asam lambung berlulang dalam jangka panjang. Refluks asam lambung ini merupaka suatu kondisi yang terjadi akibat cairan asam lambung bocor dan mengalir naik kembali ke kerongkongan (esofagus).

 

Naiknya kembali cairan asam lambung ke kerongkongan (esofagus) dapat mengikis dan mengiritasi dinding pelapis dalam kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan sensasi panas pada ulu hati dan tenggorokan, atau yang disebut juga dengan heartburn, serta membuat mulut menjadi terasa asam.

 

Pada dasarnya, tubuh manusia memproduksi cairan asam di dalam lambung mereka, Namun, ada kalanya cairan asam lambung tersebut diproduksi secara berlebihan pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat setelah makan untuk melancarkan proses pencernaan. Peningkatan kadar asam lambung ini tergolong normal dan akan menurun lagi dengan cepat.

 

Meski demikian, adanya kenaikan asam lambung dapat menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pencernaan jika terjadi secara berulang-ulang. Kondisi inilah yang dimaksud dengan penyakit GERD.

 

Refluks kenaikan asam lambung bisa dikatakan sebagai penyakit GERD ringan apabila terjadi sekitar 2-3 kali dalam seminggu. Sementara itu, kondisi ini sudah tergolong berat jika asam lambung naik hingga seminggu sekali.

 

Penyakit GERD merupakan jenis gangguan pencernaan yang bisa dibilang lumrah dan dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Meski begitu, ada beberapa faktor risiko yang membuat risiko seseorang mengalami GERD lebih tinggi, di antaranya adalah faktor kehamilan, kelebihan berat badan (obesitas), perokok aktif, sering mengonsumsi alkohol, dan mengalami gangguan jaringan ikat (scleroderma).

 

Penyebab Penyakit GERD

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa penyakit GERD disebabkan oleh meningkatnya kadar asam lambung di dalam tubuh, di mana cairan asam lambung tersebut naik kembali ke kerongkongan. Meningkatnya kadar asam lambung sebenarnya cukup umum terjadi, entah itu disebabkan karena makan dalam prosi yang terlalu banyak, berbaring setelah makan, atau akibat konsumsi jenis makanan tertentu.

 

Namun, meningkatknya kadar asam lambung yang dikategorikan sebagai penyakit GERD biasanya memiliki penyebab tersendiri.

 

GERD dapat terjadi akibat katup kerongkongan bagian bawah (sfringter) melemah dan membuatnya terbuka dalam kondisi tertentu. Sfringter kerongkongan adalah otot bagian bawah kerongkongan yang merupakan pemisah antara lambung dan bagian tersebut.

 

Dalam keadaan normal, sfringter seharusnya berada dalam posisi tertutup, sehingga dapat mencegah cairan asam lambung agar tidak naik kembali ke kerongkongan. Biasanya, katup di bagian bawah kerongkongan ini baru akan terbuka ketika makanan di mulut akan masuk ke dalam perut. Setelah itu, katup kerongkongan seharusnya tertutup kembali.

 

Namun, dalam kasus GERD, yang terjadi justru malah sebaliknya. Katup tersebut malah menjadi melemah, sehingga bisa terbuka dengan mudah meski sedang tidak ada makanan yang masuk lewat mulut.

 

Kondisi tersebut tentunya dapat menyebabkan cairan asam pada lambung berbalik naik kembali ke atas. Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus, maka dapat menyebabkan iritasi di kerongkongan.

 

Gejala Penyakit GERD

 

Gejala yang paling utama dari penyakit GERD adalah kondisi ketika asam lambung yang seharusnya tetap berada di dasar lambung justru bocor dan naik kembali ke atas akibat katup kerongkongan yang terbuka. Kondisi ini membuat pengidap GERD sendiri merasakan sensasi terbakar di bagia ulu hati dan dada, atau yang disebut dengan heartburn, yang mana dapat menyebar ke perut dan punggung. Selain itu kondisi ini juga dapat semakin memburuj jika Anda selesai makan, berbaring, atau membungkuk.

 

Selain heartburn, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul akibat penyakit GERD, di antaranya adalah :

 

- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam tenggorokan.

- Sulit menelan.

- Cegukan.

- Nyeri di bagian dada.

- Mulut terasa asam atau pahit.

- Sakit tenggorokan.

- Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke mulut.

- Suara serak.

- Munculnya masalah pernapasan, seperti asma dan batuk kronis.

 

Komplikasi Penyakit GERD

 

Penyakit GERD tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena dapat menimbulkan dampak yang mengganggu kenyamanan pengidapnya. Selain gejala-gejala yang telah disampaikan di atas, ada beberapa komplikasi dari penyakit GERD yang harus Anda waspadai :

 

1. Luka di kerongkongan

 

Penyakit asam lambung yang terjadi dalam jangka waktu panjang, seperti GERD, dapat menyebabkan dinding kerongkongan luka. Hal ini disebabkan karena asam lambung yang melewati kerongkongan dapat mengikis dinding kerongkongan dan menimbulkan luka. Bahkan, kondisi ini dapat membuat kerongkongan berdarah dan terasa nyeri saat menelan.

 

2. Penyempitan kerongkongan

 

Penyakit asam lambung juga dapat menyebabkan penyempitan kerongkongan (striktur esofagus). Pasalnya, peradanga yang terjadi pada kerongkongan dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Jaringan parut ini dapat mempersempit jalur makanan, sehingga pada akhirnya menyebabkan pengidapnya kesulitan menelan.

 

3. Kanker esofagus

 

Dalam kondisi yang sangat parah, naiknya asam lambung juga dapat memicu terjadinya kanker esofagus. Kondisi ini umumnya diawali dengan esofagus barett, yaitu kerusakan pada diding sel esofagus akibat iritasi asam lambung yang terjadi secara terus-menerus.

 

4. Pencegahan GERD

 

Selain mengonsumsi berbagai macam obat-obatan untuk meredakan gejala GERD, biasanya dokter juga akan menganjurkan Anda sebagai pengidap GERD untuk mengubah gaya hidup.

 

Berikut ini adalah gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat Anda lakukan untuk terhindar dari penyakit atau gejala GERD :

 

- Mengonsumsi makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran, kurangi jenis makanan yang dapat memicu GERD.

- Kurangi konsumsi makanan yang digoreng, makanan berlemak, dan makanan pedas.

- Makan dalam porsi sedikit tapi sering, daripada makan dengan porsi besar dan membiarkan perut kosong dalam waktu yang lama.

- Jangan langsung berbaring setelah makan, setidaknya beri jeda selama 2-3 jam setelah Anda makan dan sebelum Anda tidur.

- Jika tidur, tinggikan posisi kepala menggunakan bantal yang ditumpuk. Hal ini disebabkan karena posisi kepala yang lebih tinggi daripada tubuh dapat membantu meredakan nyeri dada akibat asam lambung naik.

- Konsumsi obat sesuai dengan yang dianjurkan atau diresepkan oleh dokter.

- Hentikan kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dan minuman berkafein.

- Hindari konsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti aspirin, sebab dapat memperburuk gejala yang muncul.

- Hindari stres, karena stres juga dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit.

 

Selain itu, ada beberapa saran dari para ahli untuk mengatasi penyakit GERD, yaitu :

 

- Menurunkan berat badan dengan olahraga rutin.

- Menjaga pola makan sebaik mungkin.

- Posisikan kepala lebih tinggi 20 cm dari badan ketika berbaring.

 

https://kapsulmetama.com/tanaman-herbal-maag/

 


Rematik adalah salah satu jenis masalah kesehatan yang dialami oleh banyak orang di Indonesia. Lantas, rematik itu apa? Pertama-tama Anda perlu tahu bahwa rematik adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total, yang mana berarti bahwa penyakit ini dapat kambuh kapan saja, terutama apabila tidak dicegah dengan baik. Penelitian terhadap obat rematik pun masih berlangsung. Meski demikian, Anda dapat melakukan pengobatan untuk meringankan gejala dari penyakit tersebut.

 

Rematik atau rheumatoid arthritis sendiri adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh keliru dan pada akhirnya menyerang jaringan-jaringan sendi. Kondisi ini mengakibatkan sendi mengalami peradangan dan menimbulkan beberapa gejala, yaitu :

 

sendi bengkakan akibat cairan yang menumpuk.

Sendi menjadi kaku, terutama setelah lama tidak digerakkan atau di pagi hari.

Bagian sendi merah, terasa panas dan sakit akibat peradangan yang aktif.

 

Jika rematik terus dibiarkan tanpa dicegah dan diobati, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan perubahan bentuk permanen pada sendi. Hal ini menyebabkan pergerakan sendi menjadi terbatas dan fungsi sendi pun bisa hilang seutuhnya.

 

Tidak hanya berdampak pada sendi, rematik juga dapat menyebabkan gejala lain, di antaranya adalah kelelahan, nyeri otot, nafsu makan berkurang, hingga demam. Selain sendi, rematik juga dapat berkembang organ tubuh lainnya, seperti ginjal, mata, kulit dan jantung.

 

Berikut ini adalah pemeriksaan medis pada seseorang yang mengalami gejala rematik :

 

X-ray untuk memeriksa kondisi sendi dan tulang.

Tes darah untuk memeriksa apakah benar tubuh sedang mengalami peradanan, dan untuk memeriksa keberadaan faktor rematik yang muncul pada pasien.

Ultrasound untuk melihat bagian dalam sendi.

MRI scan untuk meneliti sendi lebih jauh lagi dengan gambaran yang lebih detail dan jelas.

 

Faktor Risiko Rematik

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami rematik, yaitu :

 

Jenis kelamin, di mana wanita lebih berisiko mengalami rematik dibandingkan dengan pria

Usia, yakni orang dengan kisaran usia 40 sampai 60 tahun.

Faktor genetik, di mana ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama.

Merokok.

Memiliki berat badan berlebih (obesitas).’

Paparan senyawa berbahaya di lingkungan kerja, seperti asbes maupun silikia. Meski demikian, faktor risiko yang satu ini masih sulit untuk dijelaskan kebenarannya.

 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,bahwa rematik bukanlah penyakit yang dapat sembuh sepenuhnya. Meski demikian, jika pengobatannya cepat dan pencegahan selalu dilakukan, maka penderita rematik akan tetap bisa hidup produktif.

 

Banyak pengidap rematik yang memilih menggunakan obat-obatan non-resep dan perawatan pengobatan alternatif lain untuk membantu meringankan gejala rematik serta mengurangi peradangan. Namun, perlu Anda ketahui, bahwa ada beberapa cara mengatasi mudah gejala rematik, yaitu :

 

1. Istirahat cukup dan relaksasi

 

Istirahat cukup merpakan hal yang dibutuhkan oleh semua orang, terutama untuk penderita rematik. Oleh sebab itu, biasakanlah untuk tidur, setidaknya delapan jam dalam sehari. Jika tidur malam Anda belum cukup, Anda juga dapat tidur di siang hari.

 

2. Olahraga teratur

 

Olahraga secara teratur juga merupakan salah satu cara untuk mencegah dan meringankan gejala rematik. Hal ini disebabkan karena olahraga dapat membantu menguatkan otot dan meningkatkan jangkauan gerak sendi.

 

Jenis olahraga yang cocok untuk penderita rematik adalah olahraga ringan, seperti berjalan, berenang, peregangan ringan, dan bersepeda, yang sangat baik untuk menjaga kekuatan dan kelenturan sendi pengidap rematik.

 

Jika Anda pengidap rematik, sebaiknya hindari olahraga berat yang membutuhkan tenaga besar dan membebani sendi. Jangan ragu untuk bertanya pada dokter mengenai jenis olahraga apa dan berapa lama durasi yang pas untuk Anda berolahraga.

 

3. Kompres panas dan Dingin

 

Gejala rematik juga dapat diredakan dengan mengompres sendi menggunakan air es. Gunakan handuk yang dicelupkan ke dalam air es, atau bungkus es batu dengan handuk untuk mengompres sendi. Namun perlu Anda ingat, sebaiknya tidak mengaplikasikan es batu secara langsung ke kulit tanpa melapisinya dengan sesuatu, sebab dapat merusak kulit dan memperparah gejala.

 

Sementara itu, jika Anda mengalami ketegangan otot, maka sebaiknya gunakan kompres air hangat, alih-alih dingin. Mandi air hangat juga merileksasi otot dan melancarkan aliran darah, sehingga sendi akan terasa lebiih tenang. Anda dapat menggunakan handuk panas, kompres hangat, atau bantal penghangat.

 

4. Gunakan krim, gel, atau lotion

 

Selain kompres dingin dan panas, Anda juga dapat mengoleskan krim, gel, atau lotion topikal yan dapat diaplikasikan secara langsung ke kulit untuk membantu meringankan gejala rematik. Dalam kondisi ini, kulit akan menyerap bahan-bahan tersebut sehingga rasa sakit pun akan mereda seiring berjalannya waktu.

 

Untuk hasil optimal, gunakan produk oleh yang mengandung salisilat, mentol, capsaicin, atau kamper.

 

5. Aspirin atau OIAN

 

Penggunaan aspirin atau obat anti-inflamasi nonsteroid (OAIN) juga dapat membantu mengatasi nyeri dan peradangan. OAIN yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit rematik yang Anda derita di antaranya adalah ibuprofen dan naproxen. Kedua obat tersebut juga dijual bebas tanpa memerlukan resep dokter.

 

6. Penggunaan alat bantu

 

Terdapat beberapa jenis alat bantu yang dapat membantu penderita rematik untuk dapat menjalani aktivitas dengan baik. Salah satunya adalah sepatu atau selipan sepatu yang disesuaikan untuk memberi dukungan pada sendi yang tidak dtabil pada bagian kaki dan pergelangan kaki. Selain itu, tongkat dan kruk juga dapat membantu meringankan beban sendi dan membuatnya lenih nyaman untuk berjalan.

 

7. Operasi

 

Dalam kasus berat, tindakan operasi juga bisa menjadi yang dibutuhkan penderita rematik. Pembedahan mungkin dapat membantu memperbaiki deformasi dan meringankan rasa nyeri pada pengidap rematik yang kondisinya sudah sangat parah. Pembedahan yang paling umum dilakukan untuk penderita rematik adalah penggantian sendi total, termasuk pada bagian pinggul, bahu, dan lutut.

 

8. Obat herbal rematik yang bagus

 

Jika Anda menginginkan hasil yang lebih maksimal, tanpa harus menjalani operasi, Anda bisa mencoba obat herbal rematik Rheumapas. Rheumapas adalah obat herbal terbaik untuk rematik yang terbuat dari ekstrak sambiloto dan diolah dengan modern dan higenis. Obat ini juga teruji dan aman dikonsumsi tanpaharus disertakan resep dokter.

 

Rheumapas juga dapat memberikan sejumlah manfaat dalam satu paket obat, seperti mengobati asam urat, meredakan nyeri sendi, menghilangkan berbagai macam racun di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai rematik, semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

https://rheumapas.com/obat-cina-rematik/

 

 

 

Oct 14 '20 · 0 comments · Tags: asam urat, rematik, rematik itu apa


Maag merupakan masalah kesehatan yang dapat kambuh kapan saja. Maka dari itu, untuk mencegah maag kambuh orang dengan riwayat masalah kesehatan ini dituntut untuk tidak sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman. Pasalnya, ada bebebrapa makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung naik, sehingga menyebabkan maag kambuh. Lantas, apa saja makanan pemicu maag kambuh? Simak ulasan di berikut.

 

Maag merupakan kondisi yang dianggap lumrah oleh masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan yang satu ini dapat dialami oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun. Meski penyakit ini sering kali diabaikan oleh pengidapnya, namun tak jarang kemunculannya yang tiba-tiba atau kambuhannya dapat mengganggu aktivitas harian. Oleh sebab itu, penting bagi Anda semua untuk mengetahui gejala dan pengobatan penyakit maag agar tidak salah langkah dalam mengatasi masalah kesehatan ini.

 

Sebenarnya, maag sendiri merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai macam gangguan kesehatan akibat adanya masalah pada sistem pencernaan. Umumnya, kondisi ini muncul ketika kadar asam lambung di dalam tubuh meningkat secara berlebihan atau adanya luka pada lapisan lambung.

 

Maag umumnya disebabkan akibat kebiasaan makan yang tidak sehat dan tidak teratur, penyakit pencernaan, serta penggunaan obat-obatan tertentu.

 

Makanan Pemicu Maag

 

Maag kambuh erat kaitannya dengan menunda-nunda waktu makan. Dalam kondisi ini, biasanya perut akan terasa nyeri akibat naiknya asam lambung. Meski demikian, perlu Anda ingat bahwa maag sebenarnya bukan penyakit khusus, melainkan sekumpulan gejala yang mengarah pada suatu penyakit.

 

Salah satu faktor yang penyebab naiknya asam lambung kembali ke kerongkongan adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi. Oleh sebab itu, jika Anda mengidap maag, sebaiknya hindari beberapa makanan di bawah ini agar tidak kambuh.

 

1. Makanan yang digoreng

 

Tak bisa dipungkiri bahwa makanan yang digoreng memang terasa lezat dan gurih, sehingga sayang untuk dilewatkan. Namun sayang sekali, makanan yang digoreng merupakan salah satu pantangan untuk Anda yang mengidap maag. Hal ini disebabkan karena, makanan yang digorang disiram dengan minyak panas dan cukup banyak, sehingga memiliki banyak kandungan lemak trans, yang tidak baik untuk kesehatan, terutama untuk pengidap maag.

 

Makanan dengan kandungan lemak trans tinggi tentunya berisiko membuat maag kembali kambuh karena meningkatnya kadar asam lambung di dalam tubuh. Kandungan lemak yang ada pada gorengan juga dapat menyebabkan otot pada katup kerongkongan melemah. Akibatnya, asam lambung dapat dengan mudah naik dan menjalar ke ulu hati, dada, hingga kerongkongan.

 

2. Makanan dan minuman tinggi lemak

 

Sebelumnya, sempat disebutkan bahwa makanan berlemak tidak dianjurkan untuk pengidap maag. Meski lemak memang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Akan tetapi, mengonsumsi makanan dan minuman tinggi lemak dalam porsi yang berlebihan dan sering dapat memicu munculnya gejala maag. Sebab, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa makanan berlemak dapat membuat otot pada kerongkongan melema, sehingga dapat menyebabkan nyeri pada dada seperti terbakar (heartburn).

 

Makanan dengan kandungan lemak tinggi juga dapat merangsang lepasnya hormon cholecystokinin. Hormon ini dapat membuat katup kerongkongan mengendur, sehingga dapat menyebabkan asam lambung naik. Selain itu, makanan tinggi lemak juga membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna.

 

Hal tersebut menyebabkan proses pengosongan lambung berjalan lebih lambat, sehingga dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Itulah mengapa makanan dan minuman tinggi lemak termasuk ke dalam daftar makanan pemicu maag yang harus dihindari.

 

3. Makanan pedas

 

Sudah bukan rahasia lai jika makanan pedas dapat berujung pada sakit perut, mulas, higga diare. Namun, selain itu perlu Anda ketahui juga bahwa makanan pedas termasuk ke dalam salah satu dari daftar makanan pantangan untuk pengidap maag.

 

Hal tersebut disebabkan karena makanan pedas biasanya didapat dari cabai, dan memiliki kandungan zat bernama capsaicin. Capsaicin sebdiri merupakan ekstrak alkaloid yang memberikan rasa pedas yang khas pada cabai.

 

Kandungan pada cabai tersebut ternyata dapat memperlambat kinerja sistem pencernaa, sehingga orang yang mengidap maag akan semakin buruk kondisinya. Pasalnya, jika kinerja sistem pencernaan melambat, maka otomatis proses pencernaan makanan pun memakan waktu yang lebih lama. Oleh sebab itu, makanan pedas tidak dianjurkan untuk pengidap maag.

 

4. Kopi

 

Pengidap maag memang tidak dianjurkan minum kopi dalam jumlah yang banyak. Bahkan, akan lebih baik jika tidak minum kopi sama sekali, atau setidaknya batasi asupannya agar maag tidak kambuh dan bertambah parah.

 

Pada dasarnya, kopi memiliki kandungan kafein yang terbukti dapat melemahkan otot katup kerongkongan (esofagus) bagian bawah. Dengan begitu, asam lambung pun dapat dengan mudahnya naik kembali ke esofagus dan menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.

 

5. Cokelat

 

Bagi Anda yang suka mengonsumsi cokelat namun memiliki riwayat maag, sebaiknya Anda mulai hindari mengonsumsi makanan yang satu ini. Meski sangat disayangkan, namun cokelat termasuk dalam salah satu daftar makanan pantanagn untuk pengidap maag. Hal ini disebabkan karena kandungan yang ada di dalam cokelat tersebut.

 

Biasanya, cokelat memiliki kandungan kafein dan stimulai lainnya, yakni theobromine, yang dapat mengakibatkan peningkatan asam lambung. Tak hanya itu, cokelat juga memiliki kandungan methylxanthine yang dipercaya dapat melemahkan kekuatan otot pada katup kerongkongan.

 

Selain itu, kandungan lemak yang ada di dalam cokelat juga cukup tinggi dan dapat memicu kambuhnya gejala maag.

 

6. Soda

 

Selain dapat membuat perut terasa kembung, minuman bersoda atau minuman berkarbonasi dapat memicu peningkatan asam lambung, yang tak lain dan tak bukan merupakan gejala maag. Hal ini disebabkan karena minuman ini dapat melemahkan otot pada katup kerongkongan bagian bawah, yang kemudian dapat membuat asam lambung kembali naik.

 

Perlu Anda ketahui juga, bahwa minuman berkarbonasi pun memiliki kandungan kafein yang akan semakin memudahkan munculnya gejala maag. Oleh sebab itu, minuman yang satu ini menjadi salah satu pantangan untuk Anda yang mengidap maag.

 

7. Alkohol

 

Alkohol dan jenis minuman keras lainnya juga dapat berkontribusi sebagai penyebab munculnya maag. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan alkohol sehingga dapat memicu kambuhnya maag.

 

Minuman beralkohol dapat meningkatkan prosuksi asam lambung di dalam tubuh. Kemudian, minuman alkohol juga dapat mebuat otot katup kerongkongan menjadi lemah. Kedua hal tersebut pada akhirnya dapat memicu terjadinya sensasi terbakar di dada (heartburn), akibat kenaikan asam lambung.

 

selain tu, terlalu sering mengonsumsi alkohol juga dapat membuat lapisan kerongkongan iritasi secara perlahan-lahan. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini dapat membuat kerongkongan menjadi lebih sensitif terhadap asam lambung.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai makanan pemicu maag. Semoga apa yang telah kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga : Bahaya Maag Akut yang Harus Diketahui


 

https://kapsulmetama.com/obat-herbal-maag/

 

 

 


Mioma uteri (miom) merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap menyerang wanita, tepatnya pada area reproduksi. Lantas, seperti apa penyakit miom, dan benarkah ada tanaman untuk obat miom? Simak ulasan di bawah ini.

 

Adanya masalah kesehatan pada organ kewanitaan, terutama pada organ reproduksi tentunya menyebabkan kekhawatiran yang cukup besar bagi setiap wanita, terutama bagi mereka yang awam atau minim pengetahuannya mengenai organ reproduksi. Masih banyak wanita yang masih belum mengetahui apa itu mioma uteri dan seberapa bahayanya penyakit tersebut bagi wanita.

 

Miom juga dikenal dengan istilah fibroid rahim, yaitu salah satu jenis tumor jinak yang dapat tumbuh di rahim. Penyebab utama dari terbentuknya mioma uteri adalah akibat adanya pertumbuhan abnormal pada jaringan otot rahim.

 

Meski begitu Anda tidak perlu terlalu khawatir, sebab miom tidak berpotensi meningkatkan risiko kanker rahim. Bahkan, miom bisa dibilang hampir tidak pernah berubah menjadi ganas atau kanker.

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa miom di rahim juga dapat tumbuh dengan cara yang beragam. Ada miom yang tumbuh dengan cepat, lambat, atau justru berhenti tumbuh dan menyusut dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, tanpa adanya penanganan khusus. Kondisi seperti ini umumnya terjadi ketika miom tumbuh di masa kehamilan. Pasalnya, wanita yang mengalami mioma uteri di masa kehamilan akan sembuh dari miom setelah menjalani proses persalinan atau melahirkan dan diiringi dengan ukurannya yang berangsur-angsur kembali normal.

 

Gejala Miom

 

Sebelum membahas mengeai gejala miom, ada baiknya jika Anda mengetahui bahwa seorang wanita dapat memiliki lebih dari satu miom di rahimnya. Namun, banyak wanita yang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki miom di rahim mereka. Hal ini disebabkan karena miom sama sekali tidak menimbulkan gejala apapun yang dapat membuat pengidapnya sadar akan kondisinya.

 

Meski demikian, miom pada rahim juga dapat menimbulkan keluhan tertentu. Munculnya gejala akibat miom dapat dipengaruhi oleh letak, ukuran, dan seberapa dekat dengan organ panggul lainnya. Miom yang menimbulkan keluhan atau gejala-gejala yang mengganggu harus segera ditangani.

 

Berikut ini adalah beberapa gejala miom yang harus Anda waspadai :

 

1. Nyeri di bagian panggul yang tak kunjung hilang.

2. Nyeri hebat saat menstruasi.

3. Darah menstruasi yang berlebihan dan periode menstruasi yang lama.

4. Munculnya flek atau bercak datah di luar masa menstruasi.

5. Sering buang air kecil.

6. Susah buang air besar (sembelit).

 

Apa mioma uteri harus dioperasi?

 

Pada dasarnya, miom yang terbentuk pada rahim terdiri atas susunan jaringan otot yang sama seperti otot rahim lainnya. Oleh sebab itu, miom termasuk kedalam jenis tumor jinak yang tidak bersifat kanker. Hal yang membedakannya adalah pertumbuhannya yang tidak normal serta teksturnya yang lebih padat jika dibandingkan otot rahim biasa.

 

Sebenarnya, miom yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala dapat hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan khusus. Namun, jika ukuran miom besar dan menimbulkan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, maka Anda harus segera mendapatkan penanganan untuk mengatasi gejala tersebut.

 

Pengobatan Miom

 

Salah satu cara untuk mengobati miom atau gejala miom adalah dengan menjalani  terapi hormon. Ada beberapa jenis terapi hormon yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala yang muncul akibat kondisi tersebut, di antaranya adalah :

 

1. Konsumsi ibuprofen

2. Terapi Hormon Progesteron

3. Embolisasi fibroid

4. Operasi miomektomi

5. Operasi histerektomi

6. Menjalani endometrial ablation

 

Tanaman Herbal Obat Miom

 

Berikut ini adalah beberapa macam tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat miom, di antaranya adalah :

 

1. Daun sambiloto

 

Daun sambiloto adalah salah satu jenis tanaman herbal yang dikenal akan khasiatnya untuk kesehatan tubuh. Tanaman yang berasal dari daratan Asia Tropika ini sering kali dijadikan sebagai bahan dasar pengobatan tradisional alami yang dapat membantu menangani berbagai macam keluhan penyakit, tak terkecuali miom.

 

Daun sambiloto memiliki berbagai kandungan bak yang mampu bekerja sebagai anti-inflamasi, diuretik, serta bersifat analgesik dan juga dapat mendetoks tubuh. Maka dari itu, tanaman ini adalah pilihan yang tepat untuk mengobati miom secara alami.

 

Tanaman herbal yang satu ini juga memiliki kandungan flavonoid dan laktone yang mana juga sangat berguna dalam pengobatan miom. Daun sambiloto sangat efektif mengobati miom secara alami tanpa efek samping. Oleh sebab itu, bagi Andayang mengidap miom, tak ada salahnya jika Anda menggunakan daun sambiloto sebagai alternatif pengobatan.

 

2. Kunyit Putih

 

Kunyit putih memiliki nama ilmiah Curcuma Manga, yakni merupakan tanaman rimpang yang kaya akan khasiat. Kunyit putih memiliki kandungan kurkumin, keton sesquiterpen, tummeron, sabien, tumein, borneol, dan felander. Semua kandungan yang ada apada kunyit putih sangat baik untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan.

 

Oleh sebab itu, kunyit putih sangat cocok untuk mengatasi berbagai masalah pada organ reproduksi wanita, tak terkecuali mioma uteri dan kista ovarium yang menyerang banyak wanita.

 

3. Jahe merah

 

Selain kunyit putih, jahe merah juga merupakan jenis rempah lainnya yang berkhasiat mengobati miom. Dalam hal ini, beberapa ahli telah menyelidiki efek kimia pada jahe terhadap mioma, kista ovarium, bahkan hingga kanker serviks. Disini jahe dapat membunuh sel kanker rahim yang resisten terhadap pengobatan standar.

 

Dari penelitian tersebut, jahe dapat membunuh sel abnormal dengan dua mekanisme, yakni apoptosis dan autophagy. Apoptosis sendiri merupakan “bunuh diri” terprogram yang dilakukan oleh sel kanker itu sendiri. Sementara itu, autophagy merupakan proses penghancuran komponen sel oleh organel dalam sel, yang disebut lisosom.

 

4. Daun sirsak

 

Daun sirsak adalah tanaman herbal yang dikenal akan khasiatnya dalam mengobati berbagai macam penyakit, terutama dalam mencegah dan mengobati kanker. Daun sirsak memang memiliki sejumlah manfaat yang sangat baik untuk kesehatan, sehingga juga dapat dimanfaatkan dalam pengobatan miom dan kista secara alami.

 

5. Daun mahkota dewa

 

Tanaman mahkota dewa dipercaya memiliki kandungan aktif yang baik untuk kesehatan tubuh, seperti zat aktif berupa polifenol, saponin, dan alkaloid, yang mana berfungsi untuk mengatasi bakteri yang menyerang tubuh, serta meningkatkan imunitas. Kandungan anti-inflamasi dalam flavonoid yang terdapat pada daun mahkota dewa juga dapat mengobati miom dan kista.

 

6. Brokoli

 

Sayuran sehat, brokoli, juga dapat membantu proses penyambuhan miom. Pasalnya, brokoli memiliki senyawa isocyanate yang bergina untuk menghambat pertumbuhan sel miom. Tak hanya itu, ada juga senyawa beta-karoten cryptoxanthin, lutein, dan juga zea-xantin yang merupakan senyawa anti-miom.

 

7. Benalu

 

Benalu sering kali dianggap sebagai tanaman pengganggu yang tidak memiliki manfaat sama sekali. Namun, nyatanya kini benalu sering dijadikan sebagai bahan pengobatan tradisional lantaran memiliki khasiar yang sangat luar biasa. Senyawa yang ada di dalam benalu diketahui mampu menghambat keganasan pertumbuhan sel kanker yang tumbuh di rahim, sehingga juga dapat membantu mengobati penyakit miom.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom dan macam-macam pengobatannya. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga : Perbedaan Kista dan Miom yang Perlu Kamu Tahu


https://lingshenyao.id/cara-pengobatan-kista/

 


Kista ginjal adalah kondisi di mana ginjal mengalami masalah yang disebabkan munculnya kista atau kantung berisi cairan di dalam jaringan ginjal. Kondisi ini dapat muncul pada salah satu atau kedua ginjal. Kista di ginjal ini juga dapat tumbuh dengan ukuran yang besar. Lantas, apakah bisa kista ginjal pecah? Simak ulasan berikut.


Penyebab utama terbentuknya kista ginjal sendiri sebenarnya masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat memengaruhi terbentuknya kista pada ginjal. Kista ginjal umumnya bersifat jinak dan tidak berbahaya, juga jarang menimbulkan gejala. Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa kista ginjal berbeda dengan penyakit ginjal polikistik, yang mana disebabkan oleh faktor genetik.


Pengidap kista ginjal umumnya baru mengetahui kondisinya saat menjalani pemeriksaan untuk keperluan medical check up. Hal ini disebabkan karena penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, kista ginjal yang tidak menimbulkan gejala pun sebenarnya tidak perlu ditangani secara khusus.


Gejala Kista Ginjal


Kista pada ginjal sering kali tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu, sehingga keberadaannya jarang disadari maupun diketahui. Namun, ketika kista tumbuh dalam ukuran yang cukup besar dan menekan organ disekitarnya, maka dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain :


Frekuensi buang air kecil lebih banyak atau beser.

Urin berwarna lebih gelap, bahkan dapat mengandung darah.

Nyeri pada ulu hati.

Nyeri pada punggung bawah atau pinggang, dan akan semakin parah ketika kista ginjal tersebut pecah.

Demam.

Pembengkakan di bagian perut.

Penyebab Kista Ginjal

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa penyebab munculnya kista masih belum diketahui secara pasti. Namun, pada dasarnya berbeda dengan penyakit ginjal polikistik yang disebabkan oleh faktor turunan. Kondisi ini diduga terjadi akibat lapisan permukaan ginjal yang mulai melemah dan membentuk kantong, di mana kantong tersebut kemudian terisi cairan hingga terlepas dan menjadi kista.

Selain itu, kista gunjal juga lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. Faktor usia (yakni diatas 50 tahun) dan penyakit diabetes juga menjadi faktor risiko munculnya kista.


Apakah kista ginjal berbahaya?


Kista ginjal bukanlah penyakit yang berbahaya, bahkan kista ginjal juga sering kali tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, kondisi ini harus segera dikonsultasikan ke dokter , terutama jika Anda merasa kondisi-kondisi yang diduga merupajan gejala kista ginjal. Hal ini betujuan untuk memantau perkembangan kista serta mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi atau kemungkinan lain yang berbahaya.


Jika terdapat kista ginjal, pasien harus kontrol secara rutin ke dokter ginjal untuk memantau ukuran kista, apakah kista itu mengecil, tetap, atau berkembang.


Diagnosis Kista Ginjal


Kista ginjal dapat terlihat melalui pemindaian dengan USG ginjal. Akan tetapi, dokter juga akan melakukan pemindaian dengan CT scan atau MRI untuk dapat melihat kondisi ginjal yang lebih detail.

Melalui pemindaian tersebut, dokter dapat memastikan tingkat keparahan kista ginjal pasien dengan melihat apakah dinding kista mengalami pengapuran atau tidak. Melalui pemindaian ini, dapat diketahui juga jumlah dan ukuran kista ginjal yang dimiliki pasien.


Selain pemindaian di atas, pasien juga dapat menjalani pemeriksaan tambahan yang bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal, apakah mengalami gangguan atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dan urin pasien untuk diperiksa di laboratorium.

Serangkaian pemeriksaan tersebut membantu dokter untuk menentukan apakah pasien perlu menjalani pengobatan kista ginjal atau tidak.


Pengobatan Kista Ginjal


Pengobatan kista ginjal dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan kista ginjal yang dimiliki pasien. Jika ukuran kista ginjal cenderung kecil dan hanya satu, biasanya dokter tidak akan memberikan penanganan khusus, sebab kondisi ini dapat menghilang dengan sendirinya atau menetap tanpa menimbulkan masalah. Namun, jika kista menimbulkan keluhan, maka beberapa pilihan pengobatan ini dapat dilakukan :

· Scleotherapy

Schleotherapy dilakukan saat kista menimbulkan gejala. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan jarum tipis panjang untuk mengeringkan cairan kista. Cairan di dalam kista akan dikeluarkan dan kemudian rongga kista akan diisi dengan alkohol guna mencegah kista terbentuk kembali.

· Operasi

Selain scleotherapy , prosedur bedah atau operasi juga dapat dilakukan jika ada kista berukuran besar di ginjal dan menimbulkan gejala. Prosedur ini dilakukan dengan cara membbuat sayatan pada kulit untuk mengeluarkan cairan yang terdapat dalam kista. Setelah itu, dinding ginjal yang ditumbuhi kista akan dipotong atau dibakar.


Komplikasi Kista Ginjal


Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat kista ginjal, yaitu :


Kista pecah


Kista ginjal yang pecah dapat menimbulkan gejala serius, berupa nyeri yang cukup parah di bagian punggung atau pinggang, yakni antara tulang rusuk dan panggul.


Infeksi pada kista


Kista di ginjal juga dapat mengalami infeksi, sehingga pengidapnya dapat mengalami nyeri dan demam.


Gangguan buang air kecil


Kista ginjal yang berukuran cukup besar juga dapat menyumbat saluran kemih, sehingga pengidapnya dapat mengalami kesulitan buang air kecil dan mengalami pembengkakan pada ginjal (hidronerfosis).


Gagal ginjal


Pada dasarnya, ginjal memiliki fungsi untuk membersihkan limbah di dalam tubuh, serta menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia yang ada di dalam tubuh. Jika seseorang mengalami gagal ginjal, maka ini menandakan bahwa fungsi ginjal telah rusak, sehingga limbah dan cairan tertimbun di dalam tubuh.


Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai kista ginjal. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.


Baca Juga : Tips Cara Mencegah Penyakit Kista


https://lingshenyao.id/obat-cina-kanker/

 

 


Miom adalah salah satu jenis masalah kesehatan yang menyerang bagian reproduksi wanita. Perlu Anda ketahui, bahwa sebagian wanita pernah mengalami miom dalam hidup mereka. Miom sendiri adalah tumor jinak yang tumbuh di bagian dinding rahim dan bisa juga terjadi di luar rahim. Umumnya, penyakit ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Akan tetapi, dalam kondisi serius, penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan dan sulit hamil. Selain itu, miom juga dapat terjadi pada wanita yang tengah hamil dan tumbuh membesar di dalamnya. Lantas, bagaimanakah cara mengecilkan miom saat hamil? Simak ulasan berikut.

 

Umumnya, miom saat hamil umumnya tumbuh dan berkembang disaat sebelum kehamilan. Namun, kondisi tersebut baru diketahui ketika penderita melakukan pemeriksaan USG. Miom saat hamil juga  memiliki ukuran beragam, mulai dari kecil hingga besar, sehingga dapat menambah ukuran rahim.

 

Apa penyebab munculnya miom saat hamil?

 

Sebenarnya, penyebab munculnya miom saat hamil hingga kini masih belum diketahui dengan pasti. Umumnya, miom menyerang wanita dengan usia sekitar 16 sampai 50 tahun. Sebab, hormon estrogen di dalam tubuh semakin meningkat di pada usia tersebut. Meski demikian, perlu Anda ketahui juga bahwa ada beberapa faktor lain yang dapat membantu memengaruhi pembentukan miom, di antaranya adalah :

 

1. Faktor hormon

 

Munculnya miom di rahim sering kali dikaitkan dengan sebagian hormon yang diproduksi oleh ovarium, seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini dapat membuat dinding rahim tumbuh setiap siklus menstruasi, sehingga dapat merangsang pertumbuhan miom.

 

2. Faktor kehamilan

 

Dalam masa kehamilan, produksi hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita meningkat. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu terbentuknya miom di rahim saat hamil.

 

3. Faktor berat badan

 

Kondisi berat badan berlebihan, terutama saat hamil juga dapat menjadi salah satu penyebab munculnya miom saat hamil. Wanita ataupun Ibu hamil dengan berat badan berlebih (mengalammi obesitas) dapat meningkatkan produksi hormon estrogen di dalam tubuh, sehingga dapat memicu munculnya miom.

 

4. Faktor keturunan

 

Memiliki anggota keluarga, seperti orangtua, saudara perempuan, atau nenek yang juga memiliki riwayat mioma uteri juga dapat meningkatkan risiko serupa pada diri Anda.

 

5. Menstruasi terlalu dini

 

Menstruasi dini juga dapat memicu terbentuknya miom di rahim. Salah saru faktor penyebab menstruasi dini adalah karena terlalu banyak mengonsumsi daging merah, serta kurang asupan buah-buahan dan sayuran. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi alkohol pun dapat membuat seorang wanita memiliki miom di rahimya.

 

Gejala Miom saat Hamil

 

Pada dasarnya, miom merupakan kondisi yang umum ditemukan pada wanita. Meski demikian, kebanyakan dari mereka tidak merasakan gejala apa pun yang menandakan adanya kemunculan miom di rahim, sehingga biasanya baru terdiagnosis ketika menjalani pemeriksaan USG saat hamil. Selain itu, miom juga dapat tumbuh di dinding rahim, menonjol ke dalam rongga rahim, maupun menonjl ke dinding luar rahim di rongga panggul.

 

Sama seperti sebelum hamil, miom saat hamil juga kemungkinan tidak menimbulkan gejala. Jika muncul pun, gejala miom saat hamilcukup beragam. Gejala yang timbul umumnya bergantung pada ukuran, jumlah, serta letak tumbuhnya miom. Beberapa gejala miom saat hamil yang umumnya muncul adalah :

 

- Nyeri dan asanya rasa tertekan di dalam rongga panggul.

- Sembelit.

- Sering buang air kecil.

- Nyeri perut dan punggung bawah.

- Pendarahan pada vagina.

 

Akibat Miom saat Hamil

 

Ukuran miom pada wanita hamil pun  bisa bertambah besar, dikarenakan pengaruh hormon selama masa kehamilan. Meski demikian, ukuran miom juga dapat mengecil dengan sendirinya tanpa penyebab yang jelas.

 

Selain itu, perlu Anda ketahui juga bahwa sekitar 10-30 persen wanita dengan miom saat hamil memiliki kemungkinan mengalami komplikasi, di antaranya berupa nyeri perut atau pendarahan ringan yang berasal dari vagina. Namun Anda tidak perlu khawatir, sebab kondisi ini jarang memengaruhi kondisi janin, kecuali jika pendarahan yang terjadi sangat parah.

 

Dalam kondisi tertentu, miom saat hamil juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran hingga persalinan prematur. Selain itu, kondisi lain yang mungkin terjadi adalah posisi bayi sungsang, sehingga kemungkinan Ibu hamil untuk melahirkan secara Caesar lebiih besar. Miom saat hamil juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan pasca melahirkan.

 

Cara Mengecilkan Miom saat Hamil

 

Berikut ini cara aman yang dapat dilakukan Ibu hamil untuk mengecilkan ukuran miom di rahim :


1. Menggunakan Obat Medis


Penggunaan obat medis memang tidak lantas membuat miom yang tumbuh di sekitar rahim hilang sepenuhnya. Akan tetapi, hal ini dapat membantu mengecilkan ukuran miom. Obat medis yang akan digunakan tentunya harus sesuai dengan resep dokter agar lebih aman.


2. Banyak Minum Susu


Minum susu secara rutin juga dipercaya dapat menyembuhkan atau mengecilkan miom. Hal ini disebutkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu Unniversitas di Boston. Wanita yang mengonsumsi empat gelas susu setiap hari dapat cenderung dapat terhindar dari miom dan dapat mengatasi miom yang di alami daripada wanita yang tidak minum susu secara rutin. Hal ini diduga karena kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat pertumbuhan sel-sel miom dan juga dapat mengecilkan ukuran miom secara alami.


3. Mengonsumsi Buah Bit


Buah bit merupakan salah satu jenis buah yang mengandung banyak manfaat untuk kesehatan. Salah satu manfaatnya adalah untuk mengatasi miom pada ibu hamil secara alami. Mengonsumsi buah bit juga dipercaya dapat membantu mengecilkan ukuran miom.


4. Menggunakan Akar Dandelion


Akar dandelion dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan miom di rahim secara alami, khususnya untuk mengecilakan ukuran miom yang telah membesar. Perawatan miom dengan akar dandelion ini juga dapat Anda lakukan sebelum anda menjalankan prosedur operasi pengangkatan miom sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena, akar dandelion dapat membantu menghilangkan lapisan lemak yang menjadi pemicu munculnya miom di dalam rahim. Cara mengatasi miom dengan akar dandelion pun cukup mudah, Anda hanya perlu merebus beberapa akar dandelion yang masih segar, kemudian minum ari rebusan akar dandelion tersebut. Anda juga dapat menambahkan madu agar rasanya lebih nikmat.

 

Sebenarnya, miom yang tidak menimbulkan gejala selama kehamilan tidak memerlukan pengobatan khusus. Meski begitu, Anda perlu tetap berkonsultasi dengan dokter kandungan secara rutin (minimal setiap 3 bulan sekali), untuk memantau kondisi miom di dalam rahim.

 

Biasanya, dokter akan menganjurkan Ibu hamil untuk istirahat total, jika miom yang diderita menimbulkan gejala berupa nyeri, serta mengompres bagian yang terasa nyeri menggunakan kompres es.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai cara mengecilkan miom saat hamil. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga : Ini Dia Beberapa Fakta Tentang Penyakit Miom


 

https://lingshenyao.id/obat-miom-herbal/
Pages: « 1 2 3 4 5 ... » »»