lingshenyao's blog


Kista ovarium adalah salah satu masalah kesehatan yang menajdi musuh banyak wanita. Meski sebenarnya penyakit ini tidak berbahaya, namun apabila kista tumbuh dengan ukuran yang besar dan pecah, maka dapat menimbulkan gejala dan komplikasi yang serius. Banyak orang yang percaya bahwa kista dapat dicegah sejak dini dengan metode pengobatan alami. Lantas, benarkah ada obat pencegah kista? Simak ulasan berikut.

 

Sudah menjadi hal yang sepatutnya bahwa setiap wanita menginginkan organ reproduksinya sehat dan jauh dari berbagai macam penyakit, terasuk kista ovarium. Seperti apa kista ovarium itu?

 

Pada dasarnya, kista adalah sebuah benjolan atau kantung berisi cairan yang bersifat jinak. Sementara itu, kista ovarium merupakan benjolan kista yang tumbuh di bagian ovarium atau indung telur. Setiap wanita memiliki dua buah ovarium, yakni di bagian sisi kanan dan sisi kiri rahim dengan ukuran sebesar biji kenari. Fungsi utama dari ovarium sendiri adalah untuk menghasilkan sel telur, yang mana terjadi di setiap bulan mulai dari masa pubertas hingga menopause. Selain itu, ovarium atau indung telur juga berfungsi untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meski demikian, organ yang satu ini juga tak luput dari gangguan kesehatan, dan salah satu gangguan kesehatan yangpaling sering terjadi adalah kista ovarium. 

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa kista ovarium juga dibagi mejadi dua jenis utama, yaitu :

 

1. Kista fungsional, yakni jenis kista ovarium yang menjadi bagian dari siklus menstruasi. Jenis kista ini tergolong umum terjadi dan tidak berbahaya, bahkan dapat menghilang dengan sendirinya.

 

2. Kista patologis, yakni jenis kista yang mengandung sel abnormal. Dalam sebagian kecil kasus, jenis kista yang satu ini dapat bersifat ganas atau kanker.

 

Penyebab Kista Ovarium

 

Munculnya kista ovarium dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dalam kebanyakan kasus kondisi ini merupakan bagian dari siklus menstruasi atau akibat adanya pertumbuhan sel yang tidak normal. Meski merupakan pertumbuhan sel abnormal, namun Anda tidak perlu khawatir, sebab dalam kebanyakan kasus kista ovarium bersifat jinak atau non-kanker.

 

Penyebab lain yang diduga dapat memicu terbentuknya kista ovarium adalah akibat gagalnya folikel berovulasi, faktor genetik (turunan), serta kurangnya asupan makanan berserat.

 

Gejala Kista Ovarium

 

Hal yang perlu diwaspadai adalah, bahwa kista ovarium justru tidak menimbulkan gejala apapun yang secara spesifik pada pengidapnya. Kondisi inilah yang menyebabkan kista ovarium sering kali tidak disadari oleh pengidapnya.

 

Meski dalam kebanyakan kasus kondisi ini tidak menimbulkan gejala, namun dalam pada kondisi tertentu kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala berupa nyeri di area perut atau pinggul, yang mana merupakan gejala utama yang terjadi akibat kista ovarium.

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kista ovarium meimbulkan gejala, antara lain :

 

- Pertumbuhan kista yang cenderung berlangsung dengan sangat cepat, sehingga menyebabkan pelebaran jaringan.

- Kista yang mengalami ruptur atau kista pecah.

- Terjadinya pendarahan pada kista.

- Kista yang terlilit pembuluh darah, atau yang juga dikenal dengan kondisi torsi.

 

Selain nyeri di bagian perut dan pinggul, kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala lain ketika tumbuh dengan ukuran besar. Gejala lain yang timbul dapat terjadi akibat adanya perubahan pada struktur tubuh, yaitu :

 

- Perut bengkak, terasa penuh dan kembung.

- Terasa nyeri di bagian bawah punggung.

- Sulit menahan keinginan untuk buang air kecil (beser).

- Gangguan pada sistem pencernaan.

- Mudah kenyang meski hanya makan sedikit.

- Kesulitan untuk buang air kecil.

- Susah buang air besar atau sembelit.

- Merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.

 

Selain menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu, kista yang pecah juga dapat menyebabkan gejala yang cukup serius, yakni terjadinya pendarahan. Rasa nyeri tesebut juga dapat timbul saat melakukan kegiatan olahraga yang berat. Meski begitu, kista yang pecah tidak menimbulkan gejala seperti demam atau gangguan pencernaan.

 

Cara Menjaga Kesehatan Ovarium arar Terhidar dari Kista

 

Sayangnya, hingga saat ini belum ada cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah tumbuhnya kista ovarium. Meski demikian, risiko terjadinya penyakit ini sedikit banyaknya dapat diminimalisir dengan menjaga kesehatan ovarium dan tentunya juga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat Anda lakukan :

 

1. Terapkan pola makan sehat

 

Sudah bukan menjadi rahasia lagi, bahwa pola makan sehat tidak hanya baik untuk kesehatan dan kebugaran tubuh, tetapi juga dapat membantumenjaga kesehatan ovarium agar terhindar dari penyakit seperti kista ovarium. Berikut ini adalah aturan pola makan yang dapat diterapkan agar tubuh, khususnya ovarium selalu sehat, yaitu :

 

- Menghindari berbagai jenis makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi. Pasalnya, mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh tinggi dapat menyebabkan terbentuknya kista ovarium serta meningkatkan kolesterol dalam tubuh dan juga dapat meningkatkan risiko kanker dalam tubuh.

- Konsumsi makanan yang memiliki kandungan protein sehat untuk tubuh, seperti protein yang bersumber dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.

- Perbanyak konsumsi berbagai jenis buah-buahan dan sayuran, yang mana baik untuk mencegah terjadinya masalah keseimbangan hormon di dalam tubuh. Sebab, ketidakseimbangan hormon juga dapat memicu terjadinya kista.

- Hindari kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung hormon, seperti produk kedelai.


2. Belajar Mengelola Stres

 

Perlu Anda ketahui bahwa pada dasarnya stres bisa jadi merupakan salah satu akar masalah atas masalah kesehatan yang Anda alami, tak terkecuali kista ovarium. Hal ini disebabkan karena stres berlebihan dapat memicu terjadinya masalah keseimbangan hormon di dalam tubuh. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa ketidakseimbangan hormon juga dapat memicu terbentuknya kista ovarium. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk dapat mengelola stres dengan baik, agar terhindari dari berbagai macam penyakit.

 

3. Istirahat cukup

 

Selain dapat mengelola stres dengan baik, Anda juga harus membiasakan diri untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Pada dasarnya, tubuh memerlukan waktu istirahat yang cukupdan berkualitas untuk mencapai keseimbangan. Jika Anda kurang tidur, maka bisa berakibat pada terjadinya gangguan metabolisme. Tak hanya itu, kurag tidur juga dapat mengganggu keseimbangan hormon yang diproduksi ovarium.

 

4. Hindari merokok dan mengonsumsi alkohol

 

Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol memang merupakan kebiasaan buruk yang menjadi gaya hidup tidak sehat. Untuk Anda terutama wanita, sebaiknya hindari dan hentikan kebiasaan buruk ini mulai dari sekarang. Pasalnya, merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat mengganggu metabolisme tubuh, serta merusak kesehatan organ reproduksi Anda.

 

Obat Herbal Pencegah Kista Ovarium

 

Selain dengan menerapkan cara menjaga kesehatan ovarium agar terhindar dari kista di atas, Anda juga dapat mengonsuisi obat-obatan untuk membantu menjaga kesehatan organ reproduksi Anda. Salah satu pilihan yang paling tepat adalah obat herbal LING SHEN YAO. Tak hanya mencegah, Ling Shen Yao juga dapat membantu  meredakan gejala nyeri yang timbul akibat kista. Jika Anda tertarik, silahkan kunjungi situs resminya disini.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai pencegahan kista ovarium. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

https://lingshenyao.id/obat-herbal-kista/

 


Bagi wanita, tumor rahim merupakan mimpi buruk yang paling dihindari seumur hidup mereka. Bagi mereka yang awam, tumor rahim dianggap sebagai penyakit ganas dan mematikan. Padalah tidak semua tumor rahim bersifat ganas dan berbahaya bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Maka dari itu, penting bagi Anda sebagai wanita, untuk mengenal lebih jauh apa itu tumor rahim dan seperti apa upaya pencegahan tumor rahim yang dapat dilakukan.

 

Secara umum, tumor rahim adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya ruang berupa benjolan dalam ovarium wanita, yang penuh dengan zat cair. Tumor rahim juga dikenal dengan fibroid rahim, yaitu tumor jinak yang muncul di bagian atas atau di dalam otot rahim. Meski dalam kebanyakan kasus tumor rahim bersifat jinak, namun apabila ukuran tumor cukup besar, maka dapat menyebabkan pengidapnya mengalami gejala-gejala yang cukup serius atau bahkan berbahaya.

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa dalam kebanyakan kasus, tumor rahim merupakan jenis tumor yang bersifat jinak dan tidak berpotensi menjadi kanker. Fibroid rahim juga dapat tumbuh membentuk satu benjolan saja maupun lebih dari satu benjolan di rahim. Tak hanya itu, tumor di rahim pun memiliki ukuran yang beragam, mulai dari sebesar benih hingga lebih besar lagi.

 

Pada dasarnya, tumor rahim dibagi menjadi dua jenis, yaitu tumor rahim jinak dan tumor rahim ganas atau yang lebih dikenal dengan kanker rahim. Lantas bagaimana cara membedakan keduanya? Tentunya Anda harus paham apa saja penyebab dan ciri tumor rahim agar dapat mengenalinya.

 

Penyebab dan Gejala Tumor Rahim Jinak

 

Sebenarnya, penyebab munculnya tumor rahim sendiri masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga dapat terjadi akibat faktor hormonal atau faktor keturunan (genetik).

 

Faktor lain yang juga diduga dapat menyebabkan terbentuknya tumor rahim adalah faktor lingkungan. Mengapa begitu? Hal ini disebabkan karena, sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa bahan kimia yang tersebar di lingkungan sekitar dapat memicu terjadinya gangguan hormonal pada wanita, yakni hormon estrogen. Hormon ini dapat membuka peluang untuk pertumbuhan tumor, salah satunya tumor rahim.

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa penyakit tumor rahim umumnya menyerang waita dengan usia 40 sampai 50 tahun, dan cenderung jarang ditemukan pada wanita di usia muda. Meski begitu, bukan berarti Anda yang berusia muda menjadi acuh dan mengabaikan tumor rahim begitu saja, sebab tumor rahim juga mungin terjadi pada wanita di usia muda. Misalnya, wanita muda dengan berrat badan berlebih (obesitas) atau kelebihan berat badan, yang mana memiliki risiko yang lebih tinggi terkena fibroid rahim, daripada wanita yang memiliki berat badan ideal.

 

Sementara itu, dari segi gejala, tumor jinak di rahim cenderung tidak menimbulkan gejala sama sekali. Oleh sebab itu, banyak penderita tumor rahim jinak yang tidak menyadari bahwa Ia tengah mengalami kondisi tersebut. Gejala yang timbul akibat fibroid rahim juga tergantung pada jumlah munculnya tumor, ukuran, serta lokasi terbentuknya tumor. Jika tumor yang tumbuh di rahim tergolong parah, maka gejala yang timbul bisa berupa :


· Pendarahan yang tidak wajar.

· Menstruasi yang terjadi lebih lama dari biasanya.

· Kekurangan sel darah merah (anemia).

· Nyeri saat melakukan hubungan intim (dispareunia).

· Terjadi tekanan pada kandung kemih akibat tumor, sehingga pengidap buang air kecil lebih sering dari biasnaya.

· Susah buang air besar (sembelit).

· Nyeri atau tertekan di bagian perut bawah atau punggung bawah.


Selain gejala-gejala di atas, tumor rahim juga dapat mengganggu penampilan, di mana akan membuat perut terlihat kembung atau membengkak. Hal ini terjadi akibat tumor ikut menekan usus besar atau rektum. Kondisi ini juga yang menyebabkan penderita menjadi sulit buang air besar atau bahkan mengalami sembelit.

Jika Anda merasakan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, maka jangan ragu untuk segera mengunjungi dokteruntuk melakukan pemeriksaan dan mendapat penanganan yang tepat. Pasalnya, semakin cepat penyakit ini ditangani, maka peluang untuk sembuh pun semakin besar.

 

Penyebab dan Gejala Tumor Rahim Ganas

 

Sama halnya dengan tumor rahim jinak, penyebab utama dari terbentuknya tumor rahim ganas atau kanker rahim juga masih belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker rahim. Di antaranya adalah :

· Faktor usia ( di atas 50 tahun).

· Memiliki riwayat penyakit diabetes.

· Memiliki berat badan berlebih (obesitas).

· Mengalami menstruasi dini atau menopause terlambat.

· Menggunakan hormon estrogen tambahan, seperti saat terapi pengganti hormon pascamenopause maupun sebagai kontrasepsi.

Sementara itu, jika dilihat dari segi gejala, awalnya pengidap kanker rahim akan mengalami pendarahan abnormal dari vagina, yang mana terjadi saat di luar masa menstruasi atau setelah menopause. Meski begitu, tidak semua pendarahan setelah menopause merupakan gejala dari kanker rahim. Maka dari itu, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami pendarahan tidak normal dari vagina.

 

Selain itu, segera periksakan diri ke dokter juga jika Anda mengalami pendarahan setelah menopause berlangsung lebih dari dua minggu, terutama apabila disertai dengan gejala anemia atau kurang darah, seperti tubuh lemas dan mudah lelah, sakit kepala, dan sesak napas yang terjadi secara berulang.

 

Diagnosis Tumor Rahim

 

Dalam mendiagnosa tumor rahim, umumnya dokter akan menanyai pasien terlebih dahulu mengenai gejala apa saja yang dirasakan. Apakah pasien merasa berat atau adanya benjolan di perut bagian bawah? Atau mengalami gangguan haid yang disertai rasa nyeri.

 

Setelah melakukan wawancara tersebut, selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik melalui cara bimanual yang akan menunjukan adanya tumor di bagian rahim. Biasanya, tumor yang terbentuk terletak di bagian garis tengah maupun agak ke samping, di mana saat disentuh akan terasa seperti benjolan. Kemudian, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung hasil akhir yang akan dilakukan melalui USG dan MRI.

 

Pengobatan Tumor Rahim

 

Dalam kebanyakan kasus, sebenarnya tumor rahim tidak memerlukan pengobatan yang serius, melainkan dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dengan tujuan untuk memantau perkembangan tumor dan memastikan agar tumor tidak menimbulkan masalah yang serius.

 

Penggunaan obat-obatan juga dapat membantu menghambat kinerja hormon. JIka tumor di rahim menyebabkan timbulnya gejala yang mengganggu terus-menerus, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim atau hanya tumornya saja apabila pengidap masih ingin memiliki keturunan.

 

Namun, perlu Anda ketahui bahwa fibroid rahim dapat muncul kembali meski telah dilakukan tindakan operasi pengangkatan tumor, sehingga pengidap mungkin harus menjalani operasi lagi. Sebab, meski obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan fibroid, namun semua itu hanya bersifat sementara.

 

Pencegahan Tumor Rahim

 

Perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya tumor rahim tidak dapat dicegah sepenuhnya. Meski begitu ada beberapa faktor yang dapat membantu menurunkan potensi seseorang mengalami tumor rahim, di antaranya adalah :

 

 Olahraga secara teratur.

 Menjaga berat badan ideal.

 Menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan sehat.

 Menjaga kadar gula darah dalam batas normal dan rutin memeriksa gula darah jika menderita diabetes.

 Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin, seperti pap smear.

 Berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum memilih alat kontrasepsi.

 Konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat tamoxifen.


https://lingshenyao.id/harga-obat-tumor/

 


Kista menjadi salah satu momok penyakit bagi wanita, yakni kista ovarium. Meski bukan penyakit ganas, namun kista ovarium juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi wanita dan organ reproduksinya, terutama jika ukurannya membesar. Lantas adakah makanan yang bisa memperkecil kista ovarium? Simak ulasan di bawah ini.

 

Pada dasarnya, kista adalah sebuah benjolan yang didalamnya bisa berisi cairan, udara, ataupun zat padat seperti rambut dan gigi. Benjolan kista dapat tumbuh di bagian tubuh mana saja, termasuk di organ dalam, seperti ginjal, tulang, dan ovarium. Kista dapat tebentuk akibat beberapa hal, seperti infeksi, radang, hingga faktor genetik atau penyakit turunan.

 

Salah satu jenis kista yang sering ditemukan pada wanita adalah kista ovarium. Kista ovarium sendiri merupakan jenis kista yang tumbuh di indung telur (ovarium).Bagi mereka yang awam, kista ovarium seringkali disalah aryikan dan disamakan dengan penyakit kanker, sehingga membuat mereka panik, takut, dan putus asa. Padahal, kista ovarium merupakan benjolan jinak yang tidak bersifat kanker.

 

Dalam kebanyakan kasus, kista ovarium biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala yang memberikan dampak ketidaknyamanan pada pengidapnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, kista ovarium juga dapat menyusut dan menghilang dengan sendirinya. Meski begitu, kista juga bisa tumbuh semakin besar hingga menimbulkan gejala,terutama ketika kista ovarium pecah. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memeriksa organ reproduksi secara rutin, agar dapat mendeteksi secara dini jika timbul kista. Sebab, tak jarang seorang wanita mengetahui bahwa mereka mengidap kista ovarium ketika ukuran kista sudah cukup besar.

 

Sementara itu, kista ovarium yang pecah harus segera diatasi karena dapat menyebabkan kondisi yang berbahaya. Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat terjadi ketika kista ovarium membesar atau pecah :

 

Muncul rasa nyeri hebat di bagian panggul.

Sakit perut secara tiba-tiba.

Ganguan pencernaan.

Nyeri saat melakukan hubungan seksual.

Tak bisa menahan keinginan untuk buang air kecil.

Sulit buang air kecil.

Mual dan muntah.

Sakit di badan disertai demam/

Tanda-tanda shock, seperti pusing, tubuh lemas, napas terengah-engah, dan kulit lembap.

 

Selain menandakan kista pecah, gejala di atas juga bisa jadi merupakan tanda-tanda terjadinya torsi ovarium. Torsi ovarium sendiri merupakan kondisi yang terjadi ketika ovarium terlilit oleh jaringan pendukung yang ada di sekitarnya, sehingga menyebabkan ovarium bergeser dari posisi yang seharusnya. Kondisi ini umumnya terjadi akibat kista bertambah besar sehingga menyebabkan kurangnya suplai darah ke ovarium. Hal ini juga yang membuat perut terasa nyeri.

 

Perlu Anda ketahui bahwa kista ovarium yang pecah atau torsi ovarium merupakan kondisi berbahaya dan harus segera ditangani. Sebab, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi komplikasi serius, seperti rasa sakit yang sangat parah, hingga terjadinya pendarahan

 

Cara mengatasi kista agar tidak bertambah parah

 

Dalam menangani kista, umumnya dokter akan memantau perkembangan kista sebelum melakukan pengobatan apapun. Hal ini dilakukan guna melihat kemungkinan kista dapat hilang dengan sendirinya atau perlu dilakukan perawatan. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk kista yang sudah besar atau kista yang tumbuh dengan cepat.

 

Makanan untuk Pengidap Kista Ovarium

 

Meski operasi merupakan cara ampuh untuk menghilangkan kista, namun ada pengobatan lain yang dapat membantu meredakan gejala yang dialami dan mencegahnya agar tidak berkembang. Salah satu caranya adalah dengan mengubah pola makan, sebab ada beberapa makanan yang diyakini dapat membantu mengecilkan kista, di antaranya adalah :

 

1. Sayuran hijau

 

Beberapa jenis sayuran hijau, khususnya brokoli adalah makanan yang baik dikonsumsi untuk wanita yang mengidap kista ovarium, apalagi jika kista sudah tumbuh dengan ukuran yang cukup besar. Pasalnya, kandungan yang terdapat pada brokoli dan sayuran hijau lainnya dapat membantu mengecilkan ukuran kista secara alami.

 

2. Kacang almond

 

Kandungan yang terdapat pada kacang almond juga sangat baik untuk membantu mencegah perkembangan kista ovarium. Anda juga dapat mengolah kacang almond menjadi susu yang dapat Anda konsumsi setiap hari.

 

3. Salmon

 

Ikan salmon merupakan makanan sumber asam lemak omega 3 dengan indeks glikemmik yang rendah, sehingga sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk wanita dengan kista ovarium. Pasalnya, salmon juga dapat membantu meningkatkan kadar androgen pada wanita dengan kista ovarium.

 

4. Telur

 

Tahukah Anda bahwa telur dianggap sebagai makanan super untuk wanita? Pasalnya, mengonsumsi putih telur rebus, tanpa kuning telur dapat membantu mencegah dan menangkal kista ovarium.

 

5. Yogurt

 

Yogurt merupakan produk olahan susu  yang tidak hanya kaya akan kandungan kalsium, tetapi juga dapat melindungi wanita dari kista ovarium, sehingga baik untuk dikonsumsi pengidap kista.

 

6. Jeruk

 

Buah yang kaya akan vitamin C ini sering kali dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati sariawan, menjaga kecantikan kulit, daln lain sebagainya. Namun, perlu Anda ketahui juga bahwa kandungan yang ada pada buah jeruk juga dapat membantu mengatasi dan memperkecil ukuran kista secara alami.

 

7. Apel

 

Apel yang dimaksud dalam kondisi ini adalah apel yang sudah difermentasi atau yang dikenal dengan sari cuka apel. Yap! Selain dapat digunakan untuk mengatasi jerawat di wajah, cuka apel juga dapat membantu mengecilkan sekaligus melarutkan kisra yang tumbuh di ovarium. Cara menggunakannya pun cukup mudah, yakni dengan menyampurkan satu sendok cuka apel ke dalam 1 gelas air hangat, dan minum secara rutin. Namun perlu Anda ingat, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi ramuan ini ketika sedang enstruasi, sebab ditakutkan akan menimbulkan pendarahan, kram perut, dan sakit yang berlebihan.

 

8. Tomat

 

Masih banyak orang yang keliru dalam menganggap tomat itu buah atau sayur. Namun yang pastsi perlu Anda ketahui adalah, tomat memiliki banyak manfaat bagi ksehatan tubuh, baik untuk tubuh bagian dalam maupun bagian luar. Selain itu, tomat juga mengandung senyawa alami yang dapat membantu meredakan gejala kista.

 

9. Belimbing

 

Belimbing menjadi buah-buahan selanjutnya yang dapat membantu menghentikan perkembangan kista di dalam tubuh. Namun, pastikan Anda mengonsumsi belimbing yang sudah matang dengan sempurna.

 

Selain mengonsumsi makanan di atas, ada baiknya jika Anda mengalami pola hidup sehat dengan melakukan olahraga secara teratur. Pasalnya, olahraga teratur juga merupakan salah satu kunci utama yang dapat membantu meredakan gejala kista ovarium. Selain itu, olahraga juga dapat mengurangi ketegangan otot. Mulailah dari olahraga ringan seperti lari hingga yoga.

 

Anda juga dapat mengonsuisi obat-obatan untuk membantu meredakan gejala nyeri yang timbul akibat kista. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi obat herbal LING SHEN YAO yang sudah terbukti ampuh dalam menangani kista ovarium secara alami.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai kista ovarium dan makanan yang dapat membantu mengatasi kista. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga :Tips Agar Cepat Hamil Meski ada Penyakit Kista


 

https://lingshenyao.id/obat-herbal-kista/

 


Mioma uteri (miom) merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap menyerang wanita, tepatnya pada area reproduksi. Lantas, seperti apa penyakit miom, dan bagaimana cara pengobatan miom? Simak ulasan di bawah ini.

 

Adanya masalah kesehatan pada organ kewanitaan, terutama pada organ reproduksi tentunya menyebabkan kekhawatiran yang cukup besar bagi setiap wanita, terutama bagi mereka yang awam atau minim pengetahuannya mengenai organ reproduksi. Masih banyak wanita yang masih belum mengetahui apa itu mioma uteri dan seberapa bahayanya penyakit tersebut bagi wanita.

 

Mioma uteri (miom) juga dikenal dengan istilah fibroid rahim, yaitu salah satu jenis tumor jinak yang dapat tumbuh di rahim. Penyebab utama dari terbentuknya mioma uteri adalah akibat adanya pertumbuhan abnormal pada jaringan otot rahim.

 

Meski begitu Anda tidak perlu terlalu khawatir, sebab miom tidak berpotensi meningkatkan risiko kanker rahim. Bahkan, miom bisa dibilang hampir tidak pernah berubah menjadi ganas atau kanker.

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa miom di rahim juga dapat tumbuh dengan cara yang beragam. Ada miom yang tumbuh dengan cepat, lambat, atau justru berhenti tumbuh dan menyusut dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, tanpa adanya penanganan khusus. Kondisi seperti ini umumnya terjadi ketika miom tumbuh di masa kehamilan. Pasalnya, wanita yang mengalami mioma uteri di masa kehamilan akan sembuh dari miom setelah menjalani proses persalinan atau melahirkan dan diiringi dengan ukurannya yang berangsur-angsur kembali normal.

 

Jenis Miom

 

Ada 4 jenis miom yang dibedakanberdasarkan letaknya, di antaranya adalah :

 

1. Intramular, yaitu jenis mioma uteri yang terbentuk di antara jaringan otot rahim. Mioma intramular merupakan jenis miom yang paling umum terjadi. Jenis miom ini juga berpotensi untuk memperbesar ukuran rahim.

 

2. Subseroasa, yaitu jenis mioma uteri yang terbentuk pada bagian luar dinding rahim, hingga ke rongga panggul. Mioma subserosa juga dapat tumbuh dan menyebar ke bagian luar rahim.

 

3. Submukosa, yaitu jenis mioma uteri yang terbentuk pada lapisan otot di bagian dalam dari dinding rahim. Jika mioma submukosa tumbuh dengan ukuran yang besar, maka dapat memengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan terjadinya pendarahan abnormal, hingga komplikasi lain yang lebih serius, seperti kemandulan dan keguguran.

 

4. Mioma pedunculated, yaitu jenis miom yang tumbuh pada batang kecil yang terdapat pada bagian dalam maupun luar rahim.

 

 

Gejala Miom

 

Sebelum membahas mengeai gejala miom, ada baiknya jika Anda mengetahui bahwa seorang wanita dapat memiliki lebih dari satu miom di rahimnya. Namun, banyak wanita yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki miom. Hal ini disebabkan karena miom sama sekali tidak menimbulkan gejala apapun yang dapat membuat pengidapnya sadar akan kondisinya.

 

Meski demikian, miom pada rahim juga dapat menimbulkan keluhan tertentu. Munculnya gejala akibat miom dapat dipengaruhi oleh letak, ukuran, dan seberapa dekat dengan organ panggul lainnya. Miom yang menimbulkan keluhan atau gejala-gejala yang mengganggu harus segera ditangani.

 

Berikut ini adalah beberapa gejala miom yang harus Anda waspadai :

 

Nyeri di bagian panggul yang tak kunjung hilang.

Nyeri hebat saat menstruasi.

Darah menstruasi yang berlebihan dan periode menstruasi yang lama.

Munculnya flek atau bercak datah di luar masa menstruasi.

Sering buang air kecil.

Susah buang air besar (sembelit).

 

Apa mioma uteri harus dioperasi?

 

Pada dasarnya, miom yang terbentuk pada rahim terdiri atas susunan jaringan otot yang sama seperti otot rahim lainnya. Oleh sebab itu, miom termasuk kedalam jenis tumor jinak yang tidak bersifat kanker. Hal yang membedakannya adalah pertumbuhannya yang tidak normal serta teksturnya yang lebih padat jika dibandingkan otot rahim biasa.

 

Sebenarnya, miom yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala dapat hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan khusus. Namun, jika ukuran miom besar dan menimbulkan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, maka Anda harus segera mendapatkan penanganan untuk mengatasi gejala tersebut.

 

Pengobatan Miom

 

Salah satu cara untuk mengobati miom atau gejala miom adalah dengan menjalani  terapi hormon. Ada beberapa jenis terapi hormon yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala yang muncul akibat kondisi tersebut, di antaranya adalah :

 

1. Terapi Hormon Progesteron

 

Terapi hormon progesteron dilakukan dengan memberi hormon tambahan yang dapat membantu menghambat proses pertumbuhan dinding rahim, serta mengurangi risiko terjadinya pendarahan saat menstruasi. Hormon progesteron umumnya tersedia dalam bentuk pil atau suntik.

 

2. Pemberian Pil KB

 

Pemberian pil KB juga dapat membantu meredakan gejala-gejala mioma uteri, seperti pendarahan dan rasa nyeri yang berlebihan saat menstruasi.

 

3. KB Spiral Levonorgestrel

 

KB Spiral Levonorgestrel merupakan alat yang diletakkan langsung di dalam rahim, dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan dinding rahim dan juga mengurangi risiko terjadinya pendarahan.

 

4. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

 

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) adalah hormon yang dapat membuat tubuh mengurangi produksi hormon esterogen, sehingga pada akhirnya terapi ini akan membantu mengecilkan ukuran miom.

 

Jika gejala yang muncul akibat miom tergolong parah dan tak kunjung mereda meskipun telah melakukan terapi hormon seperti yang disebutkan di atas, maka penderita disarankan untuk menjalani operasi, seperti operasi pengangkatan miom atau pengangkatan rahim.

 

Obat Herbal untuk Mencegah dan Mengatasi Miom

 

Meski bukan penyakit ganas dan tidak berbahaya, namun miom harus tetap dipantau secara rutin. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar miom tidak tumbuh membesar dan menimbullkan gejala-gejala yang dapat mengganggu kenyamanan Anda. Selain melakukan pemantauan atau pemeriksaan secara rutin, Anda juga dapat mencegah dan mengatasi mioma uteri mengonsumsi obat herbal.

 

Salah satu obat herbal alami dan aman dan paling ampuh dalam mengatasi mioma uteri adalah obat herbal LING SHEN YAO. Obat herbal yang satu ini terbuat dari 100% ekstrak hebal alami yang sangat aman dikonsumsi dan hampir tidak menimbulkan efek samping. Ling Shen Yao tentunya telah teruji secara praklinis di perguruan tinggi negeri terakreditasi, dan juga telah terdaftar di BPOM. Anda juga tidak perlu khawatir, sebab obat herbal Ling Shen Yao kini juga telah mendapat label halal dari MUI.

 

Ling Shen Yao sendiri adalah obat herbal cina yang dapat mengobati miom tanpa operasi dan tanpa adanya efek samping yang berbahaya. Obat herbal ini sudah dipercaya selama 30 tahun lebih akan khasiatnya yang dapat menyembuhkan miom tanpa operasi.

 

Selain dikenal dapat melakukan pencegaha terhadap miom, Ling Shen Yao juga dapat membantu meminimalisir pertumbuhan sel kanker dan dapat membantu menyembuhkan beberapa jenis penyakit yang tergolong serius, seperti kista, endometriosis, gangguan kehamilan, tiroid, hingga diabetes.

 

Jika Anda tertarik untuk mencoba obat herbal LING SHEN YAO untuk mengobati miom, silahkan kunjungi situs resminya disini.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom dan pengobatannya. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

https://lingshenyao.id/obat-herbal-miom/