lingshenyao's blog


Endometriosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling ditakuti wanita. Bagaimana tidak? Penyakit ini dapat menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk hamil dan memiliki keturunan. Lantas, masih adakah harapan pengidap endometriosis bisa hamil? Simak ulasan di bawah ini.

 

Endometriosis adalah salah satu masalah kesehatan yang menyerang sistem reproduksi wanita. Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang membentuk dinding rahim tumbuh di luar rahim. Endometriosis seringkali ditemukan pada wanita yang berada di usia subur atau usia reproduksi. Tak jarang, kondisi ini membuat wanita menjadi panik akan terjadinya penyakit yang serius pada organ reproduksi mereka. Salah satu yang paling ditakuti adalah terjadinya kemandulan. Lantas, apakah wanita dengan endometriosis bisa hamil? Simak ulasan di bawah ini.

 

Wajar jika Anda sebagai wanita khawatir akan penyakit endometriosis. Pasalnya, 30 sampai 50 persen wanita dengan endometriosis juga mengalami gangguan kesuburan (infertilitas). Meski demikian, Anda jangan dulu putus asa, sebab masih ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mencapai kehamilan bagi penderita endometriosis.

 

Pada dasarnya, endometriosis terjadi akibat jaringan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Dalam kondisi normal, seharusnya dinding rahim hanya akan menebal saat menjelang masa ovulasi guna mempersiapkan diri agar calon janin dapat menempel dengan sempurna di rahim pada saat terjadi pembuahan.

 

Penyebab Endometriosis

 

Sayang sekali, hingga saat ini penyebab dari endometriosis sendiri masih belum dapat diketahui secara pasti. Namun, para ilmuwan menduga bahwa salah satu penyebab utama munculnya endometriosis adalah akibat menstruasi retrograde. Menstruasi retrograde adalah kondisi di mana darah haid yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali ke dalam rongga panggul. Darah haid tersebut mengalir kembali melalui tuba falopi, sehingga tidak keluar dari tubuh. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan sel-sel endometrium yang terperangkap menempel pada dinding panggul dan permukaan organ pangul, sehingga pada akhirnya terus tumbuh menebal. Selain itu, endometriosis juga dapat terjadi karena transformasi sel embrio, implantasi bekas luka bedah, pengangkutan sel endometrium, hingga gangguan sistem kekebalan tubuh.

 

Faktor Risiko Endometriosis

 

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko lebih tibggi mengalami endometriosis, yaitu :

 

Belum pernah melahirkan.

Memiliki indeks massa tubuh yang rendah.

Tingginya julah esterogen di dalam tubuh

Menstruasi dini.

Memiliki siklus menstruasi pendek, yaitu kurang dari 27 hari.

Memiliki keluarga (ibu, saudara perempuan, atau nenek) dengan riwayat endometriosis.

Kebiasaan mengonsumsi alkohol.

Ada kelainan pada uterus.

Memiliki riwayat penyakit yang mencegah aliran menstruasi keluar dari tubuh secara normal.

 

Gejala Endometriosis

 

Berikut ini adalah beberapa gejala endometriosis yang umum terjadi :

 

1. Nyeri panggul

 

Gejejala utama endometriosis nyeri di bagian panggul. Nyeri di panggul ini biasanya terasa sebelum menstruasi hingga beberapa hari selama menstruasi berlangsung. Selain nyeri di panggul, Anda juga dapat merasa nyeri di bagian punggung atau perut bagian bawah.

 

2. Nyeri haid berat

 

Nyeri haid sebenarnya merupakan hal yang wajar saja terjadi pada setiap wanita. Namun, lain halnya dengan mereka yang mengidap endometriosis. Wanita yang memiliki endometriosis biasanya merasakan nyeri haid yang sangat berat dan berbeda dari biasanya. Bahkan, nyeri haid tersebut dapat menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu.

 

Selain mengalami nyeri haid berlebihan, wanita dengan endometriosis juga mengalami pendarahan yang berlebihan saat menstruasi.

 

3. Nyeri saat berhubungan seksual

 

Wanita dengan endometriosis juga seringkali mengeluhkan rasa sakit ketika melakukan hubungan intim.

 

4. Bahaya Endometriosis

 

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa endometriosis menyebabkan jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tidak keluar dari vagina pada saat menstruasi. Hal tersebut membuat sisa-sisa jaringan endometrium mengendap di sekitar organ reproduksi. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut, hingga kista endometriosis, yaitu kista ini terbentuk di ovarium, berukuran besar, dan berisi cairan. Bahkan, kista tersebut juga dapat membungkus ovarium.

 

5. Gangguan saat BAB

 

Dalam beberapa kasus, wanita yang menderita endometriosis juga dapat mengalami gejala, seperti nyeri saat buang air, baik besar maupun kecil. Biasanya, keluhan ini terjadi pada periode menstruasi. Gejala-gejala lain yang juga dapat terjadi antara lain adalah kelelahan, sembelit, diare, perut kembung, mual-mual, dan gejala-gejala tersebut umumnya juga muncul pada periode menstruasi. Dalam kondisi serius, endometriosis juga berpotensi menyebabkan kemandulan pada wanita, sehingga Anda perlu berhati-hati.

 

Apakah wanita dengan endometriosis bisa hamil?

 

Endometriosis pada dasarnya memang dapat mengganggu kesuburan dan potensi wanita untuk hamil. Namun, bukan berarti Anda harus menyerah begitu saja. Untuk mengatasi masalah ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai endometriosis yang Anda alami dan rencana kehamilan yang tepat untuk dijalani.

 

Biasanya, program hamil pada wanita dengan endometriosis akan disesuaikan dengan faktor yang memengaruhi terjadinya infertilitas atau kemandulan, usia, serta tingkat keparahan endometriosis yang dialami.

 

Berikut ini adalah beberapa metode perencanaan kehamilan yang mungkin dilakukan, yaitu :

 

1. Bayi tabung

 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh wanita dengan endometriosis adalah dengan mengikuti program bayi tabung. Upaya ini umumnya dilakukan apabila pemberian obat-obatan kesuburan tidak berhasil.

 

Namun, wanita dengan usia di atas 35 tahun, mengalami endometriosis stadium lanjut, dan memiliki lebih dari satu risiko infertilitas atau kemandulan biasanya disarankan langsung menjalani metode ini.

 

2. Inseminasi buatan

 

Inseminasi buatan lebih disarankan untuk wanita dengan endometriosis yang masih tergolong ringan, serta kondisi tuba falopi yang normal dan memiliki pasangan dengan kualitas sperma baik. Kondisi seperti ini umumnya dapat didukung dengan pemberian obat-obatan untuk kesuburan.

 

3. Operasi pengangkatan jaringan endometrium

 

Operasi pengangkatak jaringan endometrium ini pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit akibat endometriosis dan meningkatkan fertilitas atau pembuahan. Namun, operasi ini berisiko menciptakan jaringan parut yang justru akan meningkatkan risiko gangguan kesuburan.

 

Penanganan Endometriosis

 

Sejauh ini belum dapat dipastikan obat apa yang dapat digunakan untuk menghilangkan endometriosis secara keseluruhan. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gejala endometriosis dan rasa sakit yang muncul, yaitu :

 

Mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, tidak semua kasus endometriosis dapat diatasi hanya dengan mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Penggunaan pil KB, untuk mencegah endometriosis bertambah parah serta untuk meringankan gejala akibat kondisi ini.

Terapi hormon, bertujuan untuk mengurangi kadar hormon estrogen dalam tubuh Anda. Pasalnya, hormon inidapat memicu perkembangan endometriosis.

Operasi laparoskopi, untuk mendiagnosis dan menghilangkan jaringan endometrium. Caranya adalah dengan membuat sayatan kecil di perut untuk menghilangkan jaringan tersebut. Bagi Anda yang ingin memiliki keturunan, maka operasi ini akan memperbesar peluang Anda untuk hamil, meski tidak menjamin sepenuhnya.

Baca Juga : Atasi Dampak dari Penyakit Endometriosis

https://lingshenyao.id/obat-kista-endometriosis/

 


Salah satu jenis kanker darah, yaitu leukemia merupakan jenis kanker yang sering kali menyerang anak-anak. Oleh sebab itu, penting bagi Anda sebagai orang tua untuk mengenal gejala dan penyebab leukemia pada anak sejak dini, agar apabila Anda menemukan tanda-tanda dari penyakit tersebut, maka Anda dapat segera melakukan tindakan pertama yang tepat. Pasalnya, leukemia pada anak merupakan suatu kondisi yang cukup berbahaya, di mana semakin lambat terdeteksi maka akan semakin sulit untuk diatasi.

 

Leukemia merupakan jenis kanker darah yang menyerang sel darah putih. Jika seorang anak mengalami jenis kanker darah ini, maka jumlah sel darah putih yang ada di tubuhnya akan meningkat, tetapi tidak mampu melindungi tubuh anak dari infeksi. Bahkan, sel darah tersebut justru malah menyerang sel-sel di dalam tubuh anak itu sendiri. Kondisi ini tentunya dapat menimbulkan beragam gangguan kesehatan, terutama terjadinya infeksi.

 

Penyebab Leukemia pada Anak

 

Secara umum, kanker darah muncul akibat adanya mutasi atau perubahan sifat genetik pada sel darah. Kondisi ini terjadi karena sel-sel di dalam darah tersebut tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Namun, sayangnya hingga saat ini penyebab mutasi atau perubahan genetik pemicu leukemia tersebut masih belum dapat diketahui secara pasti.

 

Meski penyebab mutasi gen tersebut masih belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia pada anak. Salah satunya adalah kelainan genetik, seperti pada anak yang menderita penyakit sindrom Li-Fraumeni, sindrom Down, neurofibromatosis pada anak, serta anemia Fanconi.

 

Bagi Anda ibu hamil, sebaiknya Anda juga berhati-hati dalam menjaga kehammilan Anda. Sebab, ibu hamil yang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol diyakini dapat meningkatkan risiko leukemia pada janin yang dikandungnya. Selain itu, paparan radiasi juga dapat meningkatkan risiko leukemia pada anak. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

 

Untuk menjauhkan anak dari risiko kanker darah atau leukemia, sebaiknya Anda juga jauhkan anak Anda dari berbagai macam barang yang mengandung bahan kimia yang tidak baik untuk anak. Di antaranya adalah gelas plastik, pestisida, pelarut cat dinding, hingga bensin. Selain itu, perchlorethylene yang terdapat pada semir sepatu dan juga pembersih kayu juga sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

 

Gejala Leukemia pada Anak

 

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa kanker darah merupakan penyakit berbahaya yang dapat membahayakan nyawa anak. Oleh sebab itu, dibutuhkan perawatan yang tepat untuk mengatasi penyakit ganas satu ini. Selain itu, penting juga bagi para orang tua untuk mengetahui gejala kanker darah yang harus diwaspadai. Di antaranya adalah :

 

1. Wajah pucat

 

Anak dengan kanker darah atau leukemia bisa mengalami anemia, sehingga menimbulkan gejala seperti wajah pucat, badan lemas, mudah lelah, hingga sesak napas. Hal ini disebabkan karena kanker darah dapat menyebabkan penurunan sel darah merah (eritrosit). Apabila jumlah eritrosit rendah, maka akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah.

 

2. Mudah mengalami pendarahan

 

Anak yang menderita kanker darah juga mudah mengalami pendarahan. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah trombosit. Jika jumlah trombosit di dalam tubuh menurun hingga rendah, maka dapat mengganggu proses pembekuan darah, sehingga pendarahan akan lebih mudah terjadi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan terjadinya memar di tubuh, gusi berdarah, dan membuat anak menjadi sering mimisan.

 

3. Rentan mengalami infeksi

 

Dalam kasus leukemia, sel darah putih yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari infeksi jumlahnya meningkat. Meski demikian, sel darah putih tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal inilah yang menyebabkan anak dengan leukemia menjadi rentan mengalami infeksi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan anak demam berkepanjangan.

 

4. Kehilangan nafsu makan

 

Ketika sel abnormal akibat leukemia menumpuk di organ hati, limpa, dan gunjal, maka organ-organ tersebut akan mengalami pembengkakan, sehingga menekan organ lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman di bagian perut. Hal ini yang menyebabkan anak dengan leukemia nafsu makannya sering menurun.

 

5. Kesulitan bernapas

 

Kanker darah atau leukemia yang di alami anak juga dapat memengaruhi kelenjar timus. Kondisi ini terjadi pada bagian leher, sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar tersebut dan menekan trakea, sehingga membuat anak kesulitan bernapas. Selain itu, kesulitan bernapas juga dapat terjadi akibat adanya penumpukan sel abnormal di bagian pembuluh darah paru.

 

6. Nyeri pada tulang dan sendi

 

Anak dengan kanker darah juga sering kali mengeluhkan nyeri pada tulang dan sendi. Hal ini disebabkan karena adanya penumpukan sel-sel darah putih yang abormal pada bagian tersebut.

 

7. Pembengkakan kelenjar

 

Sel darah putih dalam tubuh anak yang menderita leukemia juga sering kali mengumpul di kelenjar gerah bening. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan di bagian kelenjar tersebut. Gejala yang timbul berupa munculnya benjolan di bagian leher, ketiak, dada, atau pangkal paha.

 

Setelah mengetahui berbagai gejala kanker darah pada anak yang disampaikan di atas, maka sebagai orang tua Anda harus lebih waspada jika terjadi gajala-gejala tersebut pada anak Anda. Jangan ragu untuk segera menemui dokter jika Anda menemui gejala-gejala tersebut untuk memastikan penyebabnya dan mendapat penanganan yang tepat.

 

Pengobatan Leukemia pada Anak

 

Pengobatan leukemia pada anak sebenarnya serupa dengan pengobatan kanker secara umum, di antaranya :

 

- Kemoterapi, yaitu langkah utama dari pengobatan leukemia pada anak. Pengobatan ini bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang menggerogoti tubuh.

- Terapi radiasi atau radioterapi, yaitu pengobatan kanker dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.

- Terapi obat, yaitu untuk menemukan dan menghancurkan sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel yang masih sehat.

- Transplantasi sel punca (stem cell), yakni pengobatan dengan menanamkan sel punca sehat dari pendonor ke dalam tubuh pasien kanker.

 

Baca Juga : Rekomendasi Pengobatan Kanker


 

https://lingshenyao.id/obat-cina-kanker/

 

 

 


Munculnya benjolan pada tubuh bisa diidentifikasi sebagai kista. Apa itu kista? Kista sendiri pada dasarnya adalah suatu masalah yang ditandai dengan munculnya benjolan di tubuh, di mana benjolan tersebut dapat berisi cairan, udara, atau jaringan semipadat. Kista juga dapat terbentuk di bagian tubuh manapun, baik di luar maupun di organ dalam tubuh. Lantas, benarkah ada manfaat air rebusan daun pepaya untuk kista? Simak dalam ulasan berikut.

 

Mengenal Kista

 

Dalam kebanyakan kasus, kista umumnya bersifat jinak dan tidak berpotensi menjadi ganas atau kanker, karena pada dasarnya kista bukanlah jenis penyakit serius yang berbahaya. Meski demikian, ada beberapa jenis kista yang memang berpotensi menjadi sel kanker.

 

Ada beberapa jenis kista yang dapat muncul baik di bagian dalam maupun luar tubuh. Namun tidak seperti penyakit lainnya, kista justru seringkali tidak diketahui penyebabnya dan juga jarang menimbulkan gejala yang spesifik, sehingga banyak pengidap kista yang tidak menyadari bahwa Ia memiliki kista di dalam tubuh mereka.

 

Kista ovarium menjadi salah satu momok penyakit bagi wanita. Namun, tak jarang kondisi ini sering kali tidak diketahui oleh pengidapnya. Meski sebenarnya penyakit ini tidak ganas dan berbahaya, namun apabila kista tumbuh dengan ukuran yang besar atau bahkan hingga pecah, maka dapat menimbulkan gejala dan komplikasi yang serius.

 

Semua wanita tentunya harus senantiasa menjaga organ reproduksi mereka, agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam masalah kesehatan, seperti kista ovarium.

 

Secara umum, setiap wanita memiliki dua buah ovarium, yakni di bagian kanan dan kiri rahim dengan ukuran sebesar biji kenari. Fungsi utama dari ovarium adalah untuk menghasilkan sel telur, yang mana terjadi di setiap bulan. Proses ini terjadi mulai dari masa pubertas hingga menopause. Selain itu, ovarium atau indung telur juga berfungsi untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meski demikian, organ yang satu ini juga tak luput dari gangguan kesehatan, dan salah satu gangguan kesehatan yangpaling sering terjadi adalah kista ovarium. 

 

Jenis Kista Ovarium

 

Ada dua jenis utama kista ovarium, yaitu :

 

1. Kista fungsional, yakni jenis kista ovarium yang menjadi bagian dari siklus menstruasi. Jenis kista ini tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya.

 

2. Kista patologis, yakni jenis kista yang mengandung sel abnormal. Dalam sebagian kecil kasus, jenis kista yang satu ini dapat bersifat ganas atau kanker.

 

Gejala Kista Ovarium

 

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam kebanyakan kasusu kista ovarium tidak disadari oleh penderita. Hal ini karena kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala yang membuat pengidapnya bisa menyadari kondisi ini. Hal inilah yang menyebabkan kista ovarium sering kali terdeteksi ketika ukurannya sudah membesar.

 

Meski demikian, dalam kondisi tertentu kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala berupa nyeri di area perut atau pinggul, yang mana merupakan gejala utama yang terjadi akibat kista ovarium.

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kista ovarium memicu timbulnya gejala, yaitu :

 

Pertumbuhan kista yang cenderung cepat, sehingga menyebabkan pelebaran jaringan.

Kista ruptur atau kista pecah.

Pendarahan pada kista.

Kista yang terlilit pembuluh darah,yang mana kondisi ini dikenal dengan torsi.

 

Selain menyebabkan nyeri di bagian perut dan pinggul sebagai gejala utamanya, kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala lain ketika tumbuh dengan ukuran besar. Gejala lain yang timbul dapat terjadi akibat adanya perubahan pada struktur tubuh, yaitu :

 

Perut bengkak, terasa penuh dan kembung.

Terasa nyeri di bagian bawah punggung.

Sulit menahan keinginan untuk buang air kecil (beser).

Mudah kenyang meski hanya makan sedikit.

Kesulitan untuk buang air kecil.

Susah buang air besar atau sembelit.

Gangguan pada sistem pencernaan.

Merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.

 

Kista pecah juga dapat menyebabkan gejala yang cukup serius, yakni terjadinya pendarahan. Rasa nyeri tesebut juga dapat timbul saat melakukan kegiatan olahraga yang berat. Meski demikian, kista yang pecah tidak menimbulkan gejala seperti demam atau pun gangguan pencernaan.

 

Manfaat Rebusan Daun Pepaya untuk Kista

 

Sudah bukan rahasia lagi bahwa pepaya merupakan salah jenis buah-buahan yang memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan tubuh. Buah pepaya merupakan buah rendah lemak, yang termasuk dalam famili Caricaceae. Tak hanya memiliki kandungan lemak yang rendah, pepaya juga diperkaya aka nutrisi penting lainnya, seperti vitamin A, protein, karbobidrat, kalium, zat besi, dan fosfor.

Buah yang berasal dari Meksiko ini juga dipercaya memiliki khasiat sebagai antikanker, dan juga dapat membantu melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit. Buah pepaya memiliki tekstur daging yang lembut, sehingga sering dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar (BAB).

 

Selain buahnya yang dapat membantu melancarkan pencernaan, bagian daun  dari pepaya juga memiliki manfaat yang tak kalah baik untuk kesehatan, salah satunya adalah mengatasi kista yang muncul di tubuh.

 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Universiy of Maryland Medical Center, tumbuhan pepaya dapat membantu mengobati gangguan reproduksi pada wanita, khususnya kista dan fibroid kistik. Fibroid kistik sendiri merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan tubuh memproduksi lendir-lendir yang kental dan lengket.

 

Mengatasi Kista dengan Obat herbal LING SHEN YAO

 

Jika Anda ingin cara yang lebih mudah, simple, dan tentunya sangat ampuh dalam mengatasi kista, Anda dapat mengonsumsi obat herbal Ling Shen Yao. Obat herbal yang satu ini sudah dipercaya sejak lama dalam memberantas kista, endometriosis, miom, dan lain-lain. Anda juga tidak perlu khawatir, sebab obat herbal Ling Shen Yao telah mengantongi izin edar resmi dari BPOM, serta telah mendapat sertifikat halal dari MUI.

Jika Anda tertarik untuk mencoba obat herbal Ling Shen Yao untuk mengobati kista  secara alami, Anda dapat mengunjungi situs rersminya disini.

Demikian yang dapat disampaikan mengenaimanfaat air rebusan daun pepaya untuk kista. Semoga apa yang disampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.


https://lingshenyao.id/obat-cina-kista/

 

 

 

 

 

 


Gastroesophageal reflux disease atau penyakit GERD adalah gangguan pada sistem pencernaan yang ditandai oleh refluks asam lambung berlulang dalam jangka panjang. Refluks asam lambung sendiri merupaka suatu kondisi yang terjadi ketika cairan asam lambung bocor dan mengalir naik kemlbali ke kerongkongan (esofagus), sehingga dapat menimbulkan gejala yang cukup parah. Lantas, apa saja gejala GERD parah? Simak ulasan berikut.

 

Pada dasarnya, cairan asam lambung yang naik kembali esofagus dapat mengikis dan mengiritasi dinding lapisan kerongkongan. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan sensasi panas di ulu hati dan tenggorokan, atau yang disebut juga dengan heartburn, serta membuat mulut menjadi terasa pahit.

 

Perlu Anda pahami, bahwa pada dasarnya semua orang memproduksi cairan asam di dalam lambung mereka, Namun, ada kalanya cairan asam lambung tersebut diproduksi lebih banyak dari biasanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat setelah makan untuk melancarkan proses pencernaan. Meningkatnya kadan asam lambung dalam kondisi ini masih tergolong normal dan dapat menurun dengan sendirinya.

 

Namun, meningkatnya produksi asam lambung di dalam tubuh juga dapat menjadi gejala adanya gangguan pada sistem pencernaan jika terjadi secara berulang-ulang.

 

Penyakit GERD sendiri sebenarnya merupakan jenis gangguan pencernaan yang bisa dibilang lumrah dan dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Meski begitu, ada beberapa hal yang membuat risiko seseorang mengalami GERD lebih tinggi, di antaranya adalah faktor kehamilan, kegemukan (obesitas), perokok aktif, sering mengonsumsi alkohol, dan mengalami gangguan jaringan ikat (scleroderma).

 

Penyebab Penyakit GERD

 

Seperti yang telah Anda ketahui, penyebab GERD adalah akibat meningkatnya kadar asam lambung di dalam tubuh. Dalam kondisi ini, cairan asam lambung tersebut naik kembali ke kerongkongan.

 

Penyebab GERD dapat terjadi ketika katup kerongkongan bagian bawah (sfringter) menjadi lemah karena meningkatnya asam lambung. Sfringter kerongkongan merupakan otot di bagian bawah kerongkongan yang menjadi pemisah antara lambung dan bagian tersebut.

 

Normalnyal, sfringter seharusnya berada dalam kondisi tertutup, sehingga dapat mencegah cairan asam lambung agar naik kembali ke kerongkongan. Katup ini baru akan terbuka ketika makanan di mulut akan masuk ke dalam perut. Setelah itu, katup kerongkongan akan tertutup kembali.

 

Namun, dalam kasus GERD, yang terjadi justru tidak seperti itu. Katup tersebut malah menjadi melemah, sehingga bisa terbuka dengan mudah meski sedang tidak ada makanan yang masuk.

 

Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan cairan asam pada lambung naik ke kerongkongan. Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus, maka lapisan dapat menyebabkan iritasi hingga peradangan pada kerongkongan.

 

Gejala Penyakit GERD

 

Berikut ini adalah beberapa gejala GERD yang cukup mengganggu dan perlu diwaspadai :

 

1. Nyeri di ulu hati

 

Gejala utama GERD yang paling sering terjadi adalah nyeri pada ulu hati yang menjalar hingga kerongkongan. Nyeri pada ulu hati ini juga bisa terasa seperti terbakar, sehingga disebut dengan heartburn. Gejala yang satu ini pun bisa berlangsung lama, yakni sekitar dua hingga tiga jam.

 

2. Nyeri setelah makan

 

Penderita GERD biasanya merasakan nyeri dada yang cukup berat setelah makan. Kondisi ini terjadi akibat mengonsumsi makananyang masuk dan memicu pengeluaran asam lambung.

 

Maka dari itu, sebaiknya hindari makan dalam jumlah yang besar da hindari juga langsung tidur atau berbaring setelah makan. Selain itu, hindari makanan menurunkan kekuatan katup esofagus dan memicu asam lambung naik, seperti kopi, cokklat, makanan asam, pedas, dan makanan berlemak.

 

3. Rasa pahit di mulut

 

GERD juga dapat menyebabkan mulut penderitanya terasa asam atau pahit. Hal ini tentunya terjadi karena asam lambung yang naik ke kerongkongan. Kondisi ini biasanya terjadi di pagi hari saat bangun tidur. Beberapa orang juga merasakan adanya sensasi asam di ujung lidah.

 

4. Susah menelan

 

Terjadinya peradangan pada sepanjang esofagus karena asam lambung dapat menyebabkan penderita GERD kesulitan menelan. Dalam kondisi yang sangat parah, dapat terjadi jaringan parut pada esofagus. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kesulitan menelan makanan dan sensasi makanan yang terganjal di tengah esofagus.

 

5. Mual

 

Timbulnya rasa mual dan ingin muntah juga menjadi gejala GERD yang selanjutnya. Oleh sebab itu, hindari konsumsi makanan berminyak dan mengandung lemak tinggi. Hindari juga mengonsumsi minuman yang mengandung gas, seperti soda, agar asam lambung tidak semakin naik.

 

6. Suara serak

 

Asam lambung naik ke kerongkongan dalam jangka panjang menyebabkan penderita GERD mengalami suara serak. Hal ini terjadi akibat iritasi yang juga terjadi pada tenggorokan dan pita suara.

 

7. Radang tenggorokan

 

Asam lambung naik ke kerongkongan dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan, sehingga orang yang menderita GERD akan mengalami keluhan seperti batuk kering dan nyeri tenggorokan yang tak kunjung membaik.

 

8. Bau mulut tidak sedap

 

Bau napas dan bau mulut juga bisa jadi gejala penyakit GERD. Hal ini disebabkan karena naiknya asam lambung ke daerah mulut, yang makan dapat membuat bau mulut tidak sedap. Namun, bau mulut juga bisa jadi akibat gigi berlubang alih-alih GERD.

 

Cara Agar Terhindar dari Penyakit GERD

 

Berikut ini adalah gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat Anda terapkan agar terhindar dari penyakit atau gejala GERD :

 

Konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, dan tentunya makanan tersebut harus ramah di lambung.

Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran.

Hindari konsumsi kafein, makanan asam, pedas, dan berlemak tinggi.

Makan dalam porsi sedikit tapi lebih sering dan teratur, alih-alih makan dengan porsi besar dan membiarkan perut kosong dalam waktu yang lama.

Jangan langsung tidur atau berbaring setelah makan, setidaknya beri jeda selama 2 sampai 3 jam.

Jika tidur, sebaiknya buat posisi kepala lebih tinggi dengan menggunakan bantal yang ditumpuk. Pasalnya, posisi kepala yang lebih tinggi daripada tubuh dapat membantu meredakan nyeri dada akibat asam lambung naik.

Konsumsi obat yang dianjurkan atau diresepkan oleh dokter.

Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.

Hindari konsumsi beberapa jenis obat, seperti aspirin, sebab dapat memperburuk gejala yang muncul.

Belajar mengendalikan stres, sebab stres juga dapat membuat asam lambung naik.

 

Baca Juga : Bagaimana Mengatasi Gejala Asam Lambung Naik

 

https://kapsulmetama.com/tanaman-herbal-maag/

 


Tahukah Anda manfaat jeruk untuk penderita kista? Jeruk atau tepatnya jeruk nipis umumnya dimanfaatkan sebagai bahan masakan, yang mana dapat menambah cita rasa segar maupun menghilangkan bau amis pada makanan. Bahkan, tak jarang jeruk nipis dimanfaatkan untuk mengobati penyakit atau menjaga kecantikan tubuh.

 

Sejak dulu, jeruk nipis memang dikenal dengan sejumlah manfaatnya yang baik untuk kesehatan maupun kecantikan tubuh. Bahkan, jeruk nipis kerap dijadikan sebagai bahan pengobatan tradisional pada beberapa jenis penyakit, tak terkecuali sebagai bahan alami untuk mengobati kista ovarium.

 

Sebelum membahas mengenai manfaat jeruk nipis untuk penderita kista, ada baiknya jika Anda mengenal lebih jauh mengenai kista ovarium. Kista ovarium merupakan benjolan atau kantong berisi cairan yang terbentuk dan berkembang di indung telur atau ovarium. Kista ini dapat tumbuh baik di salah satu maupun keduanya, karena pada dasarnya setiap wanita memiliki dua buah ovarium.

 

Dalam kebanyakan kasus, kista ovarium justru tidak menimbulkan gejala apapun yang spesifik atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, dalam beberapa kasus tertentu, kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala berupa haid yang tidak teratur, nyeri haid yang berlebihan, nyeri saat melakukan hubungan intim dan saat buang air besar, serta adanya tekanan pada bagian bawah kandung kemih.

 

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kista ovarium. Umumnya kondisi ini terjadi akibat siklus menstruasi atau akibat adanya pertumbuhan sel yang tidak normal. Meski ada pertumbuhan sel abnormal, namun Anda tidak perlu panik, sebab seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa benjolan yang muncul akibat kista ovarium umumnya bersifat jinak atau non-kanker.

 

Selain faktor gangguan siklus menstruasi dan adanya perumbuhan sel normal, kista ovarium juga dapat terjadi akibat gagalnya folikel berovulasi, faktor genetik (turunan), serta akibat kurangnya asupan makanan berserat.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa kista sebenarnya dapat dihilangkan jika diketahui sejak dini. Sementara itu, kista yang tumbuh mengganas atau berukuran lebih dari 6 cm, maka memerlukan penanganan khusus secepat mungkin.

 

Selain itu, beberapa pengidap kista ovarium dapat sembuh dari kondisi tersebut secara mandiri tanpa adanya perawatan khusus. Namun, ada baiknya jika Anda melakukan perawatan sesuai dengan anjuran dokter guna mencegah terjadinya pembesaran kista ovarium.

 

Gejala Kista Ovarium

 

Meski kenyataannya dalam kebanyakan kasus kista ovarium tidak menimbulkan gejala apapun, namun kista dapat menimbulkan masalah ketika ukurannya membesar, pecah, maupun menutupi aliran darah ke ovarium. Gejala yang dapat terjadi di antaranya adalah :

 

Adanya perubahan pada siklus menstruasi.

Terjadi gangguan pencernaan.

Nyeri saat melakukan hubungan intim.

Nyeri panggul.

Buang air kecil lebih sering.

Terasa nyeri saat buang air besar.

Kepala pusing dan badan mudah lelah.

Perut tampak lebih besar atau kembung.

 

Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, maka jangan ragu untuk segera menemui dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

 

Manfaat Jeruk Nipis untuk Penderita Kista Ovarium

 

Perlu Anda ketahui bahwa jeruk nipis utnuk mengobati penderita kista ovarium harus dilakukan dalam kondisi tubuh yang fit. Selain itu, jeruk nipis yang digunakan pun harus jeruk nipis murni yang dapat dikonsumsi dengan memerasnya dan lansung meminumnya tanpa tambahan apapun.

 

Terapi jeruk nipis juga akan lebih baik jika diminum saat perut kosong, seperti saat bangun tidur.  Setelah itu, jangan lupa untuk perbanyak minum air putih agar hasilnya maksimal.

 

Pada dasarnya, jeruk nipis memang berguna untuk kesuburan wanita, terutama bagi penderita kista ovarium. Hal ini disebabkan karena jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi dan mampu membantu membersihkan dan melancarkan peredaran darah, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, jeruk nipis juga memiliki kandungan antioksidan, antibakteri, dan isoflavon yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

 

Meski begitu, masih diperlukan banyak sekali penelitian untuk benar-benar dapat membuktikan manfaat terapi jeruk nipis untuk kista ovarium. Maka dari itu, Anda juga tetap harus melakukan pemantauan ke dokter secara rutin, untuk mengetahui perkembangan kista ovarium yang Anda miliki.

 

Selain jeruk, terdapat buah-buahan lain yang juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita kista, di antaranya adalah :

 

1. Tomat

 

Tomat merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan manfaat untuk kesehatan tubuh. Buah yang satu ini bahkan sering dimanfaatkan untuk menjaga berat badan dan kecantikan kulit. Selain itu, tomat juga memiliki kandungan senyawa alami yang dapat membantu meredakan gejala-gejala yang timbul akibat kista.

 

2. Pepaya

 

Berdasarkan penelitian yang dikemukakan dari Universiy of Maryland Medical Center, buah pepaya dapat membantu mengobati gangguan reproduksi pada wanita, khususnya yang terjadi akibat kista. Pepaya juga merupakan makanan yang memiliki kandungan papain, yakni enzim pencerna protein, yang mana dapat membantu pengidap kista yang mengalami masalah pencernaan.

 

3. Jambu biji

 

Buah jambu juga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin C tinggi, yang mana dapat membantu mengecilkan ukuran kista secara alami. Selain itu, jambu biji juga memiliki kandungan asam folat yang pada dasarnya merupakan nutrisi penting bagi wanita, terutama untuk Ibu hamil.

 

4. Apel

 

Buah apel juga mengandung sejumlah manfaat yang tak kalah baik untuk kesehatan tubuh. Bahkan, apel diketahui dapat membantu sebagai makanan alami untuk menurunkan tekanan darah tinggi secara alami, serta mencegah berbagai jenis kanker yang dapat menyerang tubuh. Jika buah ini dikonsumsi secara rutin, maka juga dapat membantu mengecilkan ukuran kista bagi pengidapnya.

 

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa kista bukanlah penyakit ganas dan berbahaya. Bahkan kista bisa hilang sendiri tanpa melakukan pengobatan. Namun, tetap saja penting bagi setiap wanita untuk menerapkan pola hidup sehat, mulai dari mengonsumsi makanan sehat hingga olahraga teratur, terutama bagi Anda yang didiagnosis memiliki kista. Hal ini dilakukan guna menghambat pertumbuhan kista dan menghilangkannya secara perlahan.

 

Baca Juga : Makanan Pemicu Kista Ovarium


https://lingshenyao.id/obat-kista-ovarium/

 

 

 


Tumor paru merupakan suatu kondisi di mana terdapat pertumbuhan jaringan abnormal pada organ paru. Kondisi ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Penting bagi Anda semua untuk mendeteksi sejak dini keberadaan tumor paru agar keberhasulan pengobatannya pun lebih tinggi. Oleh sebab itu, disini akan dibahas tips mengetahui tumor paru jinak atau ganas yang sayang untuk Anda lewatkan.

 

Hingga saat ini, masih banyak orang yang salah kaprah terhadap definisi tumor. sebagian orang menganggap bahwa tumor dan kanker adalah dua kondisi yang sama. Padahal, tumor dibagi menjadi dua jenis, takni tumor jinak dan ganas. Disebut tumor jinak apabila tumor tumbuh dengan lambat dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sementara itu, tumor ganas merupakan kondisi tang cenderung tumbuh menginvasi jaringan atau bagian tubuh lain yang ada di sekitarnya. Nah, tumor ganas inilah yang menandakan adanya kanker di dalam tubuh.

 

Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang ketika didiagnosis menderita tumor paru justru langsung beranggapan bahwa dirinya mengidap kanker. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, sebab kebanyakan tumor paru memang bersifat ganas, sehingga dapat menyerang dan mematikan jaringan sehat yang ada di sekitarnya. Tak hanya itu, tumor paru yang bersifat ganas juga dapat menyebar atau bermetastasis ke bagian tubuh lain.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa paru sendiri merupakan organ tubuh yang akan sangat berbahaya jika sudah dihinggapi sel kanker. Pasalnya, paru-paru merupakan organ yang memiliki banyak jaringan, termasuk jaringan pembuluh darah dan saluran limfatik. Kedua jaringan tersebut dapat menjadi media penyebaran sel-sel kanker ke seluruh tubuh.

 

Dalam beberapa kasus, tumor paru muncul dari hasil penyebaran sel kanker yang berasal dari organ tubuh lain. Pasalnya, paru-paru adalah organ yang menjadi sasaran empuk dari sel-sel kanker yang bermetastasis. Jika tumor paru terjadi akibat sel kanker dari bagian tubuh lain yang bermetastasis, maka kondisi tersebut tidak dinamakan kanker paru.

 

Jenis Tumor Paru Jinak

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa tumor paru jinak tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Selain itu, tumor paru jinak juga biasanya tidak membahayakan nyawa penderitanya. Berikut ini adalah beberapa macam tumor paru yang dikategorikan sebagai tumor paru jinak :

 

1. Hamartoma

Hamartoma adalah jenis tumor paru jinak yang paling sering ditemukan. Jenis tumor paru ini terjadi akibat pertumbuhan berlebih dari sel-sel yang terlihat seperti tulang rawan. Dalam kondisi ini, tumor akan tumbuh secara perlahan-lahan hingga membesar. Meski demikian, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala.

 

2. Adenoma

Adenoma merupakan salah satu jenis tumor jinak yang berasal dari sel-sel di kelenjar yang melepaskan zat-zat lendir, cairan pelumas, atau hormon. Jika jenis tumor jinak ini tumbuh di paru-paru, maka biasanya akan dinamakansesuai dengan tipe sel pembentuknya, misalnya adenoma pleomorfik dan adenoma alveolar. Namun, tumor paru jinak yang satu ini termasuk jarang ditemukan.

 

3. Papilloma

Papilloma adalah jenis tumor jinak yang tumbuh keluar dari permukaan jaringan. Jenis tumor jinak yang tumbuh di sel-sel skuamosa ini merupakan jenis yang paling umum dari papilloma paru. Papilloma sering kali ditemukan di bagian bronkus. Gejala dari kondisi ini baru akan muncul ketika pertumbuhan tumor paru jinak ini menghalangi jalannya napas.

 

Tumor paru jinak juga dapat ditemukan dari berbagai jaringan yang ada di paru. Beberapa contoh dari tumor payu jinak ini di antaranya adalah fibroma dan lipoma. Fibroma merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan penyambung pada paru. Sedangkan, lipoma merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan lemak. Jika tumor jinak terbentuk dari sel-sel otot polos, maka kondisi ini disebut dengan leiomioma.

 

Sementara itu, gejala tumor paru jinak seringkali mirip dengan penyakit lain yang juga menyerang bagian pernapasan, sehingga wajar jika banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Ia memiliki tumor paru. Gejalanya antara lain adalah sesak napas, mengi, nyeri dada saat menarik napas dalam-dalam, hingga batuk berdarah.

 

Selain itu, beberapa jenis tumor paru dapat mengeluarkan zat yang mirip dengan hormon, di mana zat tersebut dapat menimbulkan gejala di luar saluran pernapasan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara rutin, terutama jika terdapat gejala yang mengarah pada tumor paru.

 

Jenis Tumor Paru Ganas

 

Jenis tumor paru yang bersifat ganas atau kanker paru dibagi menjadi dua tipe berdasarkan jenis dan lokasi dimana sel kanker tersebut mulai tumbuh, yaitu :

 

1. Kanker paru non-sel kecil (NSCLC)

Jenis paling umum dari kanker paru ini adalah adenokarsinoma. Kanker paru yang satu ini merupakan jenis kanker yang biasanya berasal dari sel-sel kelenjar pada bagian luar paru. Kanker paru non-sel kecil juga berasal dari sel tips dan datar yang dikenal dengan sel skuamosa, yakni dinamakan karsinoma sel skuamosa paru atau karsinoma epidermoid. Sementara itu kanker paru NSCLC yang paling jarang ditemukan adalah karsinoma sel besar (large sel). Jenis kanker ini di antaranya adalah sarkoma dan sakromatoid.

 

2. Kanker Paru Sel Kecil (SCLC)

 

Small-cell lung cancer (SCLC) atau yang dikenal dengan kanker paru sel kecil berasal dari sel-sel yang melapisi bronkus di pusat paru-paru. Jenis yang paing umum muncul dari kanker paru golonan ini adalah karsinoma sel kecil dan karsinoma sel kecil kobinasi. Mengapa disebut kombinasi? Hal ini disebabkan karena biasanya kondisi tersebut melibatkan sel skuamosa atau sel glandular. Bahkan, perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar kanker paru sel kecil (SCLC) disebabkan oleh kebiasaan merokok dan biasanya lebih cepat menyebar jjika dibandingkan dengan kanker paru non-sel kecil (NSCLC).

 

Ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk memberantas kanker paru, yaitu :

 

Operasi

Kemoterapi

Radioterapi

Terapi target

Krioterapi

Terapi ablasi

Terapi fotodinamik

 

Sebenarnya, baik tumor jinak maupun ganas sama-sama harus diwaspadai. Pasalnya, paru-paru merupakan organ vital yang mengatur pernapasan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi Anda untuk menjaga paru-paru dari berbagai gangguan kesehatan, di antaranya dengan menghilangkan kebiasaan merokok dan menghindari polusi. Menerapkan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga juga dapat mengurangi risiko terkena kanker paru.

 

Baca Juga : Tips Menghindari Kanker Serviks

 

https://lingshenyao.id/obat-cina-kanker/

 


Sebagai wanita, mungkin Anda sudah mengenal endometrisis. Endometriosis adalah salah satu jenis masalah kesehatan pada wanita yang menyerang jaringan endometrium pada rahim. Lantas, bagaimana pengobatan? Simak ulasan di bawah ini.

 

Sebelumnya, perlu Anda ketahui bahwa endometriosis merupakan penyakit yang muncul akibat jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim atau jaringan endometrium justru tumbuh menumpuk di bagian luar rahim. Endometriosis juga menjadi masalah kesehatan wanita yang berpotensi menyebabkan kemandulan atau sulit hamil. Maka dari itu, sebagai wanita Anda perlu mengenal lebih jauh apa saja penyebab dan gejala dari endometriosis agar dapat mengambil langkah tepat dalam mengatasi masalah tersebut.

 

Endometriosis juga lebih banyak ditemukan pada bagian indung telur (ovarium), tuba falopi, dan jaringan lainnya yang melapisi panggul. Bahkan, jaringan endometrium juga dapat menyebar ke bagian luar organ panggul, meski sebenarnya kasus seperti itu jarang sekali terjadi.

 

Endometriosis mengakibatkan jaringan dinding rahim atau jaringan endometrium yang seharusnya luruh dan keluar dari tubuh setiap periode menstruasi, justru terperangkap di tempat yang tidak seharusnya, sehingga tidak dapat keluar dari tubuh.

 

Endometriosis yang muncul di bagian ovarium juga dapat membentuk kista, atau yang disebut dengan endometrioma. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan yang ada di sekitarnya mengalami iritasi, sehingga dapat membentuk jaringan parut abnormal. Kondisi ini juga dapat menyebabkan jaringan dan organ pelvis menempel.

 

Penyebab Endometriosis

 

Sayang sekali, hingga saat ini penyebab dari endometriosis sendiri masih belum dapat diketahui secara pasti. Namun, para ilmuwan menduga beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya endometriosis, di antaranya adalah :

 

1. Menstruasi retrograde

 

Menstruasi retrograde adalah kondisi di mana darah haid yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali ke dalam rongga panggul. Darah haid tersebut mengalir kembali melalui tuba falopi, sehingga tidak keluar dari tubuh. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan sel-sel endometrium yang terperangkap menempel pada dinding panggul dan permukaan organ pangul, sehingga pada akhirnya terus tumbuh menebal.

 

2. Implantasi bekas luka bedah

 

Tindakan bedah seperti histerektomi atau operasi caesar, dapat mengakibatkan sel-sel endometrium menempel pada sayatan bedah, sehingga dapat memicu terjadinya endometriosis.

 

3. Transformasi sel embrio

 

Hormon estrogen dalam tubuh wanita dapat mengubah sel embrio menjadi implan sel endometrium pada saat memasuki masa pubertas. Hal ini dapat meningkatkan risiko endometriosis.

 

4. Pengangkutan sel endometrium

 

Pembuluh darah atau cairan jaringan (limfatik) dapat mengankut sel-sel endometrium dari tubuh ke bagian tubuh yang lain, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya endometriosis.

 

5. Gangguan sistem kekebalan tubuh

 

Adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh seseorang juga diyakini sebagai salah satu penyebab terjadinya endometriosis. Sebab, ada kemungkinan bahwa sistem kekebalan tubuh tersebut tidak dapat mengenal dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.

 

Faktor Risiko Endometriosis

 

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko lebih tibggi mengalami endometriosis, yaitu :

 

Belum pernah melahirkan.

Memiliki indeks massa tubuh yang rendah.

Memiliki kadar esterogen yang lebih tinggi di dalam tubuh atau eksposur yang lebih besar terhadap estrogen yang diproduksi di dalam tubuh.

Menstruasi dini.

Memiliki siklus menstruasi pendek, yaitu kurang dari 27 hari.

Memiliki keluarga (ibu, saudara perempuan, atau nenek) dengan riwayat endometriosis.

Kebiasaan mengonsumsi alkohol.

Ada kelainan pada uterus.

Memiliki riwayat medis yang mencegah aliran menstruasi keluar dari tubuh secara normal.

 

Untuk mendiagnosis apakah benar itu endometriosis, biasanya hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Sedangkan, untuk pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan terlebih dahulu, atau melalui pembedahan operasi jika endometriosis yang dialami sudah terbilang parah.

 

Gejala Endometriosis

 

Berikut ini adalah beberapa gejala endometriosis yang umum terjadi :

 

1. Nyeri panggul

 

Gejejala utama endometriosis nyeri di bagian panggul. Nyeri di panggul ini biasanya terasa sebelum menstruasi hingga beberapa hari selama menstruasi berlangsung. Selain nyeri di panggul, Anda juga dapat merasa nyeri di bagian punggung atau perut bagian bawah.

 

2. Nyeri haid berat

 

Nyeri haid sebenarnya merupakan hal yang wajar saja terjadi pada setiap wanita. Namun, lain halnya dengan mereka yang mengidap endometriosis. Wanita yang memiliki endometriosis biasanya merasakan nyeri haid yang sangat berat dan berbeda dari biasanya. Bahkan, nyeri haid tersebut dapat menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu.

 

Selain mengalami nyeri haid berlebihan, wanita dengan endometriosis juga mengalami pendarahan yang berlebihan saat menstruasi.

 

3. Nyeri saat berhubungan seksual

 

Wanita dengan endometriosis juga seringkali mengeluhkan rasa sakit ketika melakukan hubungan intim.

 

4. Bahaya Endometriosis

 

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa endometriosis menyebabkan jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tidak keluar dari vagina pada saat menstruasi. Hal tersebut membuat sisa-sisa jaringan endometrium mengendap di sekitar organ reproduksi. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut, hingga kista endometriosis, yaitu kista ini terbentuk di ovarium, berukuran besar, dan berisi cairan. Bahkan, kista tersebut juga dapat membungkus ovarium.

 

5. Gangguan saat BAB

 

Dalam beberapa kasus, wanita dengan endometriosis juga dapat mengalami gejala-gejala, seperti nyeri saat buang air besar atau buang air kecil. Umumnya, keluhan ini terjadi selama masa periode menstruasi. Gejala-gejala lain yang dapat terjadi antara lain adalah kelelahan, sembelit, diare, kembung atau mual, dan gejala-gejala tersebut umumnya muncul pada periode menstruasi. Parahnya, endometriosis juga berpotensi menyebabkan kemandulan pada wanita, sehingga Anda perlu berhati-hati.

 

Pengobatan Endometriosis

 

Pemilihan pengobatan endometriosisi tergantung pada seberapa besar tingkat keparahan kondisi tersebut. Selain itu, keinginan pengidap untuk dapat melahirkan juga menjadi suatu pertimbangan yang sangat penting. Berikut ini beberapa penanganan endometriosis yang biasa direkomendasikan oleh dokter, di antaranya adalah :

 

Pemberian obat antiinflamasi non-steroid (OAINS).

Terapi hormon, yang bertujuan untuk menghentikan produksi hormon estrogen.

Prosedur operasi, di antaranya laparoskopo, laparotomi, dan histerektomi.

 

Obat Herbal untuk Endometriosis

 

Selain metode pengobatan yang biasa disarankan oleh dokter, ada juga metode pengobatan lain yang tentunya tak kalah ampuh dalam menangani gangguan endometriosis, yakni dengan memanfaatkan obat-obatan herbal. Salah satu obat herbal terbaik untuk mengatasi endometriosis adalah obat herbal Ling Shen Yao. Anda tidak perlu khawatir, sebab Ling Shen Yao merupakan obat herbal yang telah memiliki izin edar resmi dari BPOM.

 

Ling Shen Yao terbuat dari ekstrak herbal alami yang dikemas secara modern. Obat ini terbukti ampuh dalam memperbaiki metabolisme tubuh, melancarkan peredaran darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta menekan pertumbuhan miom, kista, dan tentunya endometriosis tanpa operasi.

 

Jika Anda tertarik untuk mencoba Ling Shen Yao sebagai upaya untuk mengobati endometriosis yang Anda miliki, Anda dapat mengunjungi website resminya disini.

 

https://lingshenyao.id/obat-endometriosis-herbal/

 

Wah, Apel dan Tomat Bisa Perbaiki Paru Mantan Perokok Lho!

Munculnya benjolan pada tubuh bisa diidentifikasi sebagai kista. Kista merupakan benjolan atau kantung tertutup, yang mana benjolan tersebut dapat berisi cairan, udara, atau jaringan semipadat. Kista juga dapat terbentuk di bagian tubuh manapun, di antaranya adalah di bagian kulit, kulit kepala, wajah, lengan, lutut, belakang lutut, hingga di organ dalam tubuh seperti otak, tahim, hati, ginjal, dan indung telur (ovarium). Lantas, benarkah kista dapat diatasi dengan mengonsumsi buah-buahan? Dan buah apa saja yang dapat membantu mengatasi kista? Simak penjelasan di bawah ini.

 

Meski pun membentuk suatu benjolan pada tubuh, kista umumnya bersifat jinak dan tidak berpotensi menjadi ganas atau kanker, karena pada dasarnya kista bukanlah jenis penyakit serius yang berbahaya. Meski demikian, ada beberapa jenis kista yang memang berpotensi menjadi sel kanker.

 

Ada beberapa jenis kista yang dapat muncul baik di bagian dalam maupun luar tubuh. Namun tidak seperti penyakit lainnya, kista justru seringkali tidak diketahui penyebabnya dan juga jarang menimbulkan gejala yang spesifik, sehingga banyak pengidap kista yang tidak menyadari bahwa Ia memiliki kista di dalam tubuh mereka.

 

Kista ovarium menjadi salah satu momok penyakit bagi wanita. Namun, tak jarang kondisi ini sering kali tidak diketahui oleh pengidapnya. Meski sebenarnya penyakit ini tidak ganas dan berbahaya, namun apabila kista tumbuh dengan ukuran yang besar atau bahkan hingga pecah, maka dapat menimbulkan gejala dan komplikasi yang serius.

 

Semua wanita tentunya harus senantiasa menjaga organ reproduksi mereka, agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam masalah kesehatan, seperti kista ovarium.

 

Secara umum, setiap wanita memiliki dua buah ovarium, yakni di bagian kanan dan kiri rahim dengan ukuran sebesar biji kenari. Fungsi utama dari ovarium adalah untuk menghasilkan sel telur, yang mana terjadi di setiap bulan. Proses ini terjadi mulai dari masa pubertas hingga menopause. Selain itu, ovarium atau indung telur juga berfungsi untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meski demikian, organ yang satu ini juga tak luput dari gangguan kesehatan, dan salah satu gangguan kesehatan yangpaling sering terjadi adalah kista ovarium. 

 

Ada dua jenis utama kista ovarium, yaitu :

 

1. Kista fungsional, yakni jenis kista ovarium yang menjadi bagian dari siklus menstruasi. Jenis kista ini tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya.

 

2. Kista patologis, yakni jenis kista yang mengandung sel abnormal. Dalam sebagian kecil kasus, jenis kista yang satu ini dapat bersifat ganas atau kanker.

 

Gejala Kista Ovarium

 

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam kebanyakan kasusu kista ovarium tidak disadari oleh penderita. Hal ini karena kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala yang membuat pengidapnya bisa menyadari kondisi ini. Hal inilah yang menyebabkan kista ovarium sering kali terdeteksi ketika ukurannya sudah membesar.

 

Meski demikian, dalam kondisi tertentu kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala berupa nyeri di area perut atau pinggul, yang mana merupakan gejala utama yang terjadi akibat kista ovarium.

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kista ovarium memicu timbulnya gejala, yaitu :

 

Pertumbuhan kista yang cenderung cepat, sehingga menyebabkan pelebaran jaringan.

Kista ruptur atau kista pecah.

Pendarahan pada kista.

Kista yang terlilit pembuluh darah,yang mana kondisi ini dikenal dengan torsi.

 

Selain menyebabkan nyeri di bagian perut dan pinggul sebagai gejala utamanya, kista ovarium juga dapat menimbulkan gejala lain ketika tumbuh dengan ukuran besar. Gejala lain yang timbul dapat terjadi akibat adanya perubahan pada struktur tubuh, yaitu :

 

Perut bengkak, terasa penuh dan kembung.

Terasa nyeri di bagian bawah punggung.

Sulit menahan keinginan untuk buang air kecil (beser).

Mudah kenyang meski hanya makan sedikit.

Kesulitan untuk buang air kecil.

Susah buang air besar atau sembelit.

Gangguan pada sistem pencernaan.

Merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.

 

Kista pecah juga dapat menyebabkan gejala yang cukup serius, yakni terjadinya pendarahan. Rasa nyeri tesebut juga dapat timbul saat melakukan kegiatan olahraga yang berat. Meski demikian, kista yang pecah tidak menimbulkan gejala seperti demam atau pun gangguan pencernaan.

 

Buah-Buahan untu Kista

 

Sebelumnya, perlu Anda ingat bahwa buah-buahan disini tidak lantas dapat menyembuhkan kista yang Anda derita. Namun, mengonsumsi buah-buahan secara rutin dapat membantu mencegah perkembangan kista. Berikut ini adalah beberapa jenis buah-buahan yang baik untuk penderita kista :

 

1. Tomat

 

Meski banyak perdepatan mengeai tomat itu buah atau sayur, namun yang pasti tomat merupakan salah satu yang sangat baik untuk dikonsumsi penderita kista. Pasalnya selain baik untuk kecantikan kulit dan berat badan, kandungan yang dimiliki tomat dapat membantu meredam rasa sakit akibat kista. Anda dapat memakan tomat secara langsung ataumenjadikannya jus tomat untuk kista.

 

2. Jeruk

Jeruk merupakan buah yang kaya akan vitamin C. Selain bagus untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, jeruk juga sangat baik untuk dikkonsumsi oleh penderita kista.

 

3. Apel

 

Apel memang buah yng sangat baik untuk kesehatan tubuh. Namun, untuk penderita kista apel yang dimaksud disini adalah sari cuka apel, atau apel yang difermentasi. Selain dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat, nyatanya cuka apel juga dapat membantu menghambat pertumbuhan kista dan juga membantu mengecilkannya. Cara penggunaannya pun cukup mudah, yakni hanya dengan melarutkan satu sendok teh cuka apel ke dalam 1 gelas ari hangat. Aduk hingga merata dan minum selagi hangat. Namun, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi cuka apel saat sedang menstruasi, sebab dapat menyebabkan kram perut, nyeri berlebihan, hingga pendarahan.

 

4. Pepaya

 

Selain dapat dijadikan solusi bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, dengan kandungan yang dimilikinya, buah pepaya juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita kista.

 

5. Jambu

 

Jambu yang baik dikonsumsi oleh penderita kista adalah jambu biji. Dengan mengonsumsi jambu biji secara rutin, dapat membantu proses penyembuhan kista.

 

Itulah buah-buahan yang baik dikonsumsi oleh penderita kista. Semoga bermanfaat bagi Anda semua.

 

https://lingshenyao.id/obat-cina-kista/

 


Bagi wanita yang memiliki miom, tentunya penting untuk mengonsumsi makanan sehat untuk penderita miom. Sebab, hal tersebut bisa saja memengaruhi kondisi atau gejala yang terjadi. Namun, perlu Anda ingat bahwa makanan sehat untuk penderita miom ini tidak serta merta dapat menyembuhkan penyakit ini secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis miom bisa jadi memerlukan pengobatan lanjutan, seperti mengonsumsi obat-obatan hingga prosedur operasi.

 

Apa itu miom?

 

Mioma uteri atau miom juga dikenal dengan fibroid rahim, adalah kondisi di mana terjadinya pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar uterus (rahim). Namun Anda tidak perlu khawatir, sebab penyakit ini bukanlah penyakit yang bersifat ganas layaknya penyakit kanker. Hal ini disebabkan karena, tumor atau benjolan yang tumbuh dalam kasus miom merupakan tumor jinak, yang terjadi karena sel otot pada rahim tumbuh secara abnormal.

 

Miom sendiri terbentuk dari sel-sel otot rahim yang tumbuh secara tidak normal. Pertumbuhan sel abnormal inilah yang pada akhirnya membentuk tumor jinak di sekitar rahim. Selain itu, miom juga dapat tumbuh dengan ukuran beragam.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa pada dasarnya miom tumbuh dengan ukuran yang beragam dan dapat muncul lebih dari satu buah benjolan di sekitar rahim. Ketika seorang wanita memiliki miom di dalam rahimnya, maka Ia cenderung tidak merasakan gejala apapun secara spesifik, sehingga keberadannya cenderung jarang disadari. Akibatnya, miom baru terdeteksi ketika pengidap melakukan pemeriksaan, seperti USG. Sementara itu, gejala miom dapat dipengaruhi oleh letak, ukuran dan seberapa banyak miom yang ada di rahim.

 

Makanan Sehan Untuk Miom

 

Sekali lagi, perlu Anda ingat bahwa makanan tidak dapat menyembuhkan miom.  Namun, sejumlah penelitian mengemukakan bahwa dengan menerapkan pola makan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko perkembangan miom.

 

Para ahli juga sepakat bahwa perubahan gaya hidup dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita miom, serta meringankan gejala miom yang muncul, seperti rasa nyeri yang hebat saat menstruasi, nyeri saat berhubungan intim, bahkan hingga depresi. Nah, salah satu perubahan gaya hidup tersebut salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan tepat.

 

Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang dipercaya dapat membantu menghambat perkembangan miom di rahim, yaitu :

 

Makanan tinggi serat

 

Setiap orang membutuhkan asupan serat setiap harinya, terutama penderita miom. Hal ini disebabkan karena, selain menurunkan berat badan dan menjaga keseimbangan hromon dalam tubuh, makanan dengan kandungan serat tinggi juga dapat membantu menghambat perkembangan kista.

 

Tak hanya itu, makanan dengan kandungan serat tinggi juga dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil. Kondisi ini juga dapat menghambat perkembangan miom. Makanan kaya serat yang sangat baik dikonsumsi oleh penderita miom antara lain adalah sayur-sayuran (terutama brokoli, kubis, kembang kol, dan kale), buah-buahan, biji gandum utuh, oatmeal, dan kacang-kacangan.

 

1. Makanan kaya akan vitamin D

 

Berdasarkan hasil penelitian, makanan yang kaya akan vitamin D dapat membantu mengurangi risiko perkembangan miom hingga 32 persen. Tak hanya itu, makanan sumber vitamin D biasanya juga mengandung kalsium, fosfor, dan magnesium, sehingga dapat membantu memperlambat pertumbuhan miom di rahim berbaga makanan sumber vitamin D yang sangat baik dikonsumsi pederita miom, antara lain adalah telur, susu, keju, produk olahan susu fortifikasi, sereal, ikan yang mengandung asam lemak esensial (salmon, tuna, makarel), minyak hati ikan cod.

 

2. Makanan yang mengandung kalium

 

Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa wanita dengan miom yang parah juga mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut penderita miom juga harus mengonsumsi makanan yang kaya akan kalium, seperti alpukat, pisang, kurma, tomat, buah-buahan citrus (lemon dan jeruk), blewah, kentang, dan lain-lain.

 

3. Teh hijau

 

Teh hijau juga sangat baik dikonsumsi oleh penderita miom. Hal ini disebabkan karena teh hijau memiliki kandungan antioksidan yang sangat diperlukan penderita miom. Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa teh hijau memiliki kandungan epigallocatechin yang dapat membantu memperlambat pertumbuhan miom dengan cara meringankan peradangan dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh wanita. Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika Anda mulai mencoba mengonsumsi teh hijau secara rutin untuk mencegah perkembangan miom di rahim.

 

4. Buah beri

 

Kelompok buah-buahan beri yang mengandung, seperti stroberi, blueberry, blackberry, mulberi, raspberry, dan anggur, juga menjadi pilihan makanan untuk menghambat pertumbuhan miom.

 

Makanan yang Harus Dihindari Penderita Miom

 

Selain makanan sehat untuk penderita miom, berikut ini adalah daftar makanan yang harus dihindari penderita miom :

 

1. Makanan laut (seafood)

 

Seafood merupakan salah satu makanan yang banyak digemari. Namun, sayanganya makanan yang satu ini dapat memicu penyakit miom, sehingga tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Pasalnya, selain mengandung kolesterol yang cukup tinggi, seafood juga mengandung lemak jenuh yang dpaat menyebabkan sel otot di sekitar dinding rahim tumbuh dengan tidak normal. Pertumbuhan sel abnormal tersebut dikhawatirkan akan membesar dan menjadi miom.

 

2. Jeroan

 

Tak hanya seafood, sepertinya bagi Anda yang suka jeroan namun memiliki miom juga harus mulai membatasi konsumsi jenis makanan yang satu ini. Pasalnya, jeroan merupakan salah satu jenis makanan yang dapat memicu tumbuhnya miom. Hal ini disebabkan karena, jeroan mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang dapat memicu timbulnya miom di lapisan otot bagian dalam dinding rahim. Oleh sebab itu, kurangi kebiasaan mengonsumsi jeroan sejak dini, terutama bagi Anda para wanita.

 

3. Makanan cepat caji (junk food)

 

Makanan cepat saji atau junk food menjadi makanan selanjutnya yang harus dihindari oleh wanita, terutama jika Anda memiliki miom. Meski memiliki cita rasa yang lezat dan gurih, nyatanya junk food mengandung pengawet, pewarna buata, lemak jenuh, MSG, dan gula yang terlalu tinggi, yang tentunya tidak baik untuk kesehatan tubuh.

 

4. Santan

 

Pada dasarnya santan juga adalah makanan yang mengandung kolesterol jahat cukup tinggi, sehingga tidak baik untuk Anda yang memiliki miom. Pasalnya,wanita yang terlalu sering mengonsumsi makanan bersantan akan rentan terkena miom, dan bahayanya labi, miom yang tumbuh dapat berkembang menjadi tumor jinak yang mengganggu sistem reproduksi.

 


Tumor di perut bisa jadi pertanda adanya kanker lambung. Kanker lambung sendiri merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel lambung secara abnormal dan tak terkendali. Kondisi ini terjadi karena sel mengalami mutasi atau perubahan genetik.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa kanker lambung jarang menimbulkan gejala yang spesifik pada stadium awal atau di awal masa perkembangannya. Kondisi ini bisanya menimbulkan gejala berupa perut kembung atau nyeri di bagian ulu hati, sehingga sering kali dianggap sebagai keluhan sakit maag.

 

Karena jarang menimbulkan gejala yang spesifik, kanker lambung menjadi penyakit yang sulit untuk didiagnosis secara dini, dan dalam kebanyakan kasus baru terdiagnosis setelah memasuki stadium akhir. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap peluang pasien untuk sembuh.

 

Apa penyebab kanker lambung?

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa kanker lambung disebabkan akibat terjadinya perubahan atau mutasi genetik pada sel lambung. Hal ini membuat sel-sel tersebut tumbuh secara abnormal dan tak terkendali. Sel-sel abnormal inilah yang disebut dengan sel kanker.

 

Meski demikian, penyebab terjadinya perubahan genetik pada sel lambung tersebut masih belum dapat diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker lambung, di antaranya adalah :

 

Faktor usia (55 tahun ke atas).

Berjenis kelamin laki-laki, namun bukan berarti kanker lambung hanya menyerang laki-laki.

Merokok.

Faktor turunan, di mana ada anggota keluarga dengan riwayat kanker lambung.

Pernah menjalani operasi pada lambung.

 

Selain itu, kanker lambung juga berisiko lebih tinggi dialami oleh orang-orang dengan riwayat penyakit sebagai berikut :

 

Infeksi bakteri H. Pylori.

Infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Polip di dalam lambung

Anemia akibat kekurangan vitamin B12.

Mengalami jenis kanker lainnya, seperti limfoma, kanker esofagus, kanker prostat, kanker usus, dan kanker serviks.

Memiliki daya tahan yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan imunosupresif dalam jangka panjang.

 

Selain faktor-faktor tadi, gaya hidup serta pola makan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung. Gaya hidup tersebut di antaranya adalah :

 

Sering dan banyak mengonsumsi daging, terutama daging olahan.

Sering mengonsumsi makanan olahan dengan kadar garam yang tinggi.

Sering mengonsumsi minuman beralkohol.

Jarang makan buah-buahan dan sayuran.

Tidak menyimpan dan memasak makanan dengan benar.

Kegemukan (obesitas).

Jarang olahraga.

 

Gejala Kanker Lambung

 

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa kanker lambung sering kali tidak menimbulkan gejala secara spesifik pada penderitanya. Meski ada gejala yang timbul, gejala tersebut sering dianggap sebagai sakit maag biasa. Berikut ini adalah beberapa gejala kanker lambung pada stadium awal yang harus diwaspadai :

 

Nyeri di bagian ulu hati.

Perut kembung dan sering bersendawa.

Sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam lambung (heartburn)

Cepat kenyang saat maka.

Mual dan muntah.

 

Sementara itu, kanker lambung stadium lanjut dapat menimbulkan gejala yang lebih berat. Hal ini juga yang umumnya menyebabkan penderita kanker lambung baru berobat ke dokter dan mengetahui kondisi yang sebenarnya. Gejala kanker lambung pada stadium lanjut di antaranya adalah :

 

BAB berdarah atau BAB berwarna hitam.

Kekurangan darah (anemia).

Muntah darah.

Sakit kuning.

Menurunnya berat badan secara drastis akibat nafsu makan berkurang.

Tubuh terasa lemas.

Pembengkakan di perut akibat penumpukan cairan.

 

Tahapan Perkembangan Kanker Lambung

 

Kanker lambung di bagi menjadi 4 tahapan perkembangan atau stadium berdasarkan tingkat keparahan dan penyebarannya. Di antaranya adalah :

 

Stadium 1, yaitu tahap di manan kanker berada pada lapisan dalam rongga lambung dan menyebar ke kelenjar getah bening yang ada di sekitarnya.

Stadium 2, yaitu tahap di mana kanker sudah menyebar ke lapisan otot lambung dan menyebar semakin luas ke kelenjar getah bening.

Stadium 3, yaitu tahap di mana semua lapisan lambung sudah digerogoti sel kanker dan banyak pertumbuhan kanker kecil yang menyebar luas pada kelenjar getah bening.

Stadium 4, yaitu di mana kanker lambung pada tahap ini sudah semakin parah dan menyebar ke jaringan serta organ tubuh lain.

 

Untuk mengetahui tingkat keparahan kanker lambung dapat dilakukan melalui pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Stadium ini juga menjadi penentu pengobatan apa yang sesuai untuk pasien.

 

Pengobatan Kanker Lambung

 

Metode pengobatan kanker lambung sendiri bisa berbeda-beda, tergantung pada stadium kanker serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Sementara itu, peluang untuk sembuh dari penyakit ganas ini tergantung saat awal kanker terdiagnosa, kondisi kesehatan, serta usia pasien.

 

Jenis pengobatan yang dapat dijalani antara lain adalah :

 

Operasi

Kemoterapi

Radio terapi

Terapi obat bertarget.

 

Diantara keempat pengobatan tersebut juga sering kali dikombinasikan agar sel-sel kanker pada lambung dapat diberantas secara maksimal.

 

Pencegahan Kanker Lambung

 

Agar dapat terhindar dari kanker lambung, berikut ini beberapa upaya yang dapat Anda lakukan :

Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Menerapkan pola makan sehat, dengan perbanyak mengonsumsi buah dan sayur, serta mengurangi makanan olahan dan makanan dengan kadar garam tinggi.

Olahraga teratur.

Jaga berat badan ideal.

 

Baca Juga :

Waspada! Ini Dia Macam-Macam Penyakit Kanker Yang Harus Segera Diobati


 

https://lingshenyao.id/obat-cina-kanker/