User blogs

Tag search results for: "pengobatan tumor rahim"


Bagi wanita, tumor rahim merupakan mimpi buruk yang paling dihindari seumur hidup mereka. Bagi mereka yang awam, tumor rahim dianggap sebagai penyakit ganas dan mematikan. Padalah tidak semua tumor rahim bersifat ganas dan berbahaya bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Maka dari itu, penting bagi Anda sebagai wanita, untuk mengenal lebih jauh apa itu tumor rahim dan seperti apa upaya pencegahan tumor rahim yang dapat dilakukan.

 

Secara umum, tumor rahim adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya ruang berupa benjolan dalam ovarium wanita, yang penuh dengan zat cair. Tumor rahim juga dikenal dengan fibroid rahim, yaitu tumor jinak yang muncul di bagian atas atau di dalam otot rahim. Meski dalam kebanyakan kasus tumor rahim bersifat jinak, namun apabila ukuran tumor cukup besar, maka dapat menyebabkan pengidapnya mengalami gejala-gejala yang cukup serius atau bahkan berbahaya.

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa dalam kebanyakan kasus, tumor rahim merupakan jenis tumor yang bersifat jinak dan tidak berpotensi menjadi kanker. Fibroid rahim juga dapat tumbuh membentuk satu benjolan saja maupun lebih dari satu benjolan di rahim. Tak hanya itu, tumor di rahim pun memiliki ukuran yang beragam, mulai dari sebesar benih hingga lebih besar lagi.

 

Pada dasarnya, tumor rahim dibagi menjadi dua jenis, yaitu tumor rahim jinak dan tumor rahim ganas atau yang lebih dikenal dengan kanker rahim. Lantas bagaimana cara membedakan keduanya? Tentunya Anda harus paham apa saja penyebab dan ciri tumor rahim agar dapat mengenalinya.

 

Penyebab dan Gejala Tumor Rahim Jinak

 

Sebenarnya, penyebab munculnya tumor rahim sendiri masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga dapat terjadi akibat faktor hormonal atau faktor keturunan (genetik).

 

Faktor lain yang juga diduga dapat menyebabkan terbentuknya tumor rahim adalah faktor lingkungan. Mengapa begitu? Hal ini disebabkan karena, sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa bahan kimia yang tersebar di lingkungan sekitar dapat memicu terjadinya gangguan hormonal pada wanita, yakni hormon estrogen. Hormon ini dapat membuka peluang untuk pertumbuhan tumor, salah satunya tumor rahim.

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa penyakit tumor rahim umumnya menyerang waita dengan usia 40 sampai 50 tahun, dan cenderung jarang ditemukan pada wanita di usia muda. Meski begitu, bukan berarti Anda yang berusia muda menjadi acuh dan mengabaikan tumor rahim begitu saja, sebab tumor rahim juga mungin terjadi pada wanita di usia muda. Misalnya, wanita muda dengan berrat badan berlebih (obesitas) atau kelebihan berat badan, yang mana memiliki risiko yang lebih tinggi terkena fibroid rahim, daripada wanita yang memiliki berat badan ideal.

 

Sementara itu, dari segi gejala, tumor jinak di rahim cenderung tidak menimbulkan gejala sama sekali. Oleh sebab itu, banyak penderita tumor rahim jinak yang tidak menyadari bahwa Ia tengah mengalami kondisi tersebut. Gejala yang timbul akibat fibroid rahim juga tergantung pada jumlah munculnya tumor, ukuran, serta lokasi terbentuknya tumor. Jika tumor yang tumbuh di rahim tergolong parah, maka gejala yang timbul bisa berupa :


· Pendarahan yang tidak wajar.

· Menstruasi yang terjadi lebih lama dari biasanya.

· Kekurangan sel darah merah (anemia).

· Nyeri saat melakukan hubungan intim (dispareunia).

· Terjadi tekanan pada kandung kemih akibat tumor, sehingga pengidap buang air kecil lebih sering dari biasnaya.

· Susah buang air besar (sembelit).

· Nyeri atau tertekan di bagian perut bawah atau punggung bawah.


Selain gejala-gejala di atas, tumor rahim juga dapat mengganggu penampilan, di mana akan membuat perut terlihat kembung atau membengkak. Hal ini terjadi akibat tumor ikut menekan usus besar atau rektum. Kondisi ini juga yang menyebabkan penderita menjadi sulit buang air besar atau bahkan mengalami sembelit.

Jika Anda merasakan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, maka jangan ragu untuk segera mengunjungi dokteruntuk melakukan pemeriksaan dan mendapat penanganan yang tepat. Pasalnya, semakin cepat penyakit ini ditangani, maka peluang untuk sembuh pun semakin besar.

 

Penyebab dan Gejala Tumor Rahim Ganas

 

Sama halnya dengan tumor rahim jinak, penyebab utama dari terbentuknya tumor rahim ganas atau kanker rahim juga masih belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker rahim. Di antaranya adalah :

· Faktor usia ( di atas 50 tahun).

· Memiliki riwayat penyakit diabetes.

· Memiliki berat badan berlebih (obesitas).

· Mengalami menstruasi dini atau menopause terlambat.

· Menggunakan hormon estrogen tambahan, seperti saat terapi pengganti hormon pascamenopause maupun sebagai kontrasepsi.

Sementara itu, jika dilihat dari segi gejala, awalnya pengidap kanker rahim akan mengalami pendarahan abnormal dari vagina, yang mana terjadi saat di luar masa menstruasi atau setelah menopause. Meski begitu, tidak semua pendarahan setelah menopause merupakan gejala dari kanker rahim. Maka dari itu, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami pendarahan tidak normal dari vagina.

 

Selain itu, segera periksakan diri ke dokter juga jika Anda mengalami pendarahan setelah menopause berlangsung lebih dari dua minggu, terutama apabila disertai dengan gejala anemia atau kurang darah, seperti tubuh lemas dan mudah lelah, sakit kepala, dan sesak napas yang terjadi secara berulang.

 

Diagnosis Tumor Rahim

 

Dalam mendiagnosa tumor rahim, umumnya dokter akan menanyai pasien terlebih dahulu mengenai gejala apa saja yang dirasakan. Apakah pasien merasa berat atau adanya benjolan di perut bagian bawah? Atau mengalami gangguan haid yang disertai rasa nyeri.

 

Setelah melakukan wawancara tersebut, selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik melalui cara bimanual yang akan menunjukan adanya tumor di bagian rahim. Biasanya, tumor yang terbentuk terletak di bagian garis tengah maupun agak ke samping, di mana saat disentuh akan terasa seperti benjolan. Kemudian, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung hasil akhir yang akan dilakukan melalui USG dan MRI.

 

Pengobatan Tumor Rahim

 

Dalam kebanyakan kasus, sebenarnya tumor rahim tidak memerlukan pengobatan yang serius, melainkan dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dengan tujuan untuk memantau perkembangan tumor dan memastikan agar tumor tidak menimbulkan masalah yang serius.

 

Penggunaan obat-obatan juga dapat membantu menghambat kinerja hormon. JIka tumor di rahim menyebabkan timbulnya gejala yang mengganggu terus-menerus, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim atau hanya tumornya saja apabila pengidap masih ingin memiliki keturunan.

 

Namun, perlu Anda ketahui bahwa fibroid rahim dapat muncul kembali meski telah dilakukan tindakan operasi pengangkatan tumor, sehingga pengidap mungkin harus menjalani operasi lagi. Sebab, meski obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan fibroid, namun semua itu hanya bersifat sementara.

 

Pencegahan Tumor Rahim

 

Perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya tumor rahim tidak dapat dicegah sepenuhnya. Meski begitu ada beberapa faktor yang dapat membantu menurunkan potensi seseorang mengalami tumor rahim, di antaranya adalah :

 

 Olahraga secara teratur.

 Menjaga berat badan ideal.

 Menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan sehat.

 Menjaga kadar gula darah dalam batas normal dan rutin memeriksa gula darah jika menderita diabetes.

 Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin, seperti pap smear.

 Berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum memilih alat kontrasepsi.

 Konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat tamoxifen.


https://lingshenyao.id/harga-obat-tumor/