User blogs

Tag search results for: "pengobatan miom"


Mioma uteri (miom) merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap menyerang wanita, tepatnya pada area reproduksi. Lantas, seperti apa penyakit miom, dan bagaimana cara pengobatan miom? Simak ulasan di bawah ini.

 

Adanya masalah kesehatan pada organ kewanitaan, terutama pada organ reproduksi tentunya menyebabkan kekhawatiran yang cukup besar bagi setiap wanita, terutama bagi mereka yang awam atau minim pengetahuannya mengenai organ reproduksi. Masih banyak wanita yang masih belum mengetahui apa itu mioma uteri dan seberapa bahayanya penyakit tersebut bagi wanita.

 

Mioma uteri (miom) juga dikenal dengan istilah fibroid rahim, yaitu salah satu jenis tumor jinak yang dapat tumbuh di rahim. Penyebab utama dari terbentuknya mioma uteri adalah akibat adanya pertumbuhan abnormal pada jaringan otot rahim.

 

Meski begitu Anda tidak perlu terlalu khawatir, sebab miom tidak berpotensi meningkatkan risiko kanker rahim. Bahkan, miom bisa dibilang hampir tidak pernah berubah menjadi ganas atau kanker.

 

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa miom di rahim juga dapat tumbuh dengan cara yang beragam. Ada miom yang tumbuh dengan cepat, lambat, atau justru berhenti tumbuh dan menyusut dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, tanpa adanya penanganan khusus. Kondisi seperti ini umumnya terjadi ketika miom tumbuh di masa kehamilan. Pasalnya, wanita yang mengalami mioma uteri di masa kehamilan akan sembuh dari miom setelah menjalani proses persalinan atau melahirkan dan diiringi dengan ukurannya yang berangsur-angsur kembali normal.

 

Jenis Miom

 

Ada 4 jenis miom yang dibedakanberdasarkan letaknya, di antaranya adalah :

 

1. Intramular, yaitu jenis mioma uteri yang terbentuk di antara jaringan otot rahim. Mioma intramular merupakan jenis miom yang paling umum terjadi. Jenis miom ini juga berpotensi untuk memperbesar ukuran rahim.

 

2. Subseroasa, yaitu jenis mioma uteri yang terbentuk pada bagian luar dinding rahim, hingga ke rongga panggul. Mioma subserosa juga dapat tumbuh dan menyebar ke bagian luar rahim.

 

3. Submukosa, yaitu jenis mioma uteri yang terbentuk pada lapisan otot di bagian dalam dari dinding rahim. Jika mioma submukosa tumbuh dengan ukuran yang besar, maka dapat memengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan terjadinya pendarahan abnormal, hingga komplikasi lain yang lebih serius, seperti kemandulan dan keguguran.

 

4. Mioma pedunculated, yaitu jenis miom yang tumbuh pada batang kecil yang terdapat pada bagian dalam maupun luar rahim.

 

 

Gejala Miom

 

Sebelum membahas mengeai gejala miom, ada baiknya jika Anda mengetahui bahwa seorang wanita dapat memiliki lebih dari satu miom di rahimnya. Namun, banyak wanita yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki miom. Hal ini disebabkan karena miom sama sekali tidak menimbulkan gejala apapun yang dapat membuat pengidapnya sadar akan kondisinya.

 

Meski demikian, miom pada rahim juga dapat menimbulkan keluhan tertentu. Munculnya gejala akibat miom dapat dipengaruhi oleh letak, ukuran, dan seberapa dekat dengan organ panggul lainnya. Miom yang menimbulkan keluhan atau gejala-gejala yang mengganggu harus segera ditangani.

 

Berikut ini adalah beberapa gejala miom yang harus Anda waspadai :

 

Nyeri di bagian panggul yang tak kunjung hilang.

Nyeri hebat saat menstruasi.

Darah menstruasi yang berlebihan dan periode menstruasi yang lama.

Munculnya flek atau bercak datah di luar masa menstruasi.

Sering buang air kecil.

Susah buang air besar (sembelit).

 

Apa mioma uteri harus dioperasi?

 

Pada dasarnya, miom yang terbentuk pada rahim terdiri atas susunan jaringan otot yang sama seperti otot rahim lainnya. Oleh sebab itu, miom termasuk kedalam jenis tumor jinak yang tidak bersifat kanker. Hal yang membedakannya adalah pertumbuhannya yang tidak normal serta teksturnya yang lebih padat jika dibandingkan otot rahim biasa.

 

Sebenarnya, miom yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala dapat hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan khusus. Namun, jika ukuran miom besar dan menimbulkan gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, maka Anda harus segera mendapatkan penanganan untuk mengatasi gejala tersebut.

 

Pengobatan Miom

 

Salah satu cara untuk mengobati miom atau gejala miom adalah dengan menjalani  terapi hormon. Ada beberapa jenis terapi hormon yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala yang muncul akibat kondisi tersebut, di antaranya adalah :

 

1. Terapi Hormon Progesteron

 

Terapi hormon progesteron dilakukan dengan memberi hormon tambahan yang dapat membantu menghambat proses pertumbuhan dinding rahim, serta mengurangi risiko terjadinya pendarahan saat menstruasi. Hormon progesteron umumnya tersedia dalam bentuk pil atau suntik.

 

2. Pemberian Pil KB

 

Pemberian pil KB juga dapat membantu meredakan gejala-gejala mioma uteri, seperti pendarahan dan rasa nyeri yang berlebihan saat menstruasi.

 

3. KB Spiral Levonorgestrel

 

KB Spiral Levonorgestrel merupakan alat yang diletakkan langsung di dalam rahim, dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan dinding rahim dan juga mengurangi risiko terjadinya pendarahan.

 

4. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

 

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) adalah hormon yang dapat membuat tubuh mengurangi produksi hormon esterogen, sehingga pada akhirnya terapi ini akan membantu mengecilkan ukuran miom.

 

Jika gejala yang muncul akibat miom tergolong parah dan tak kunjung mereda meskipun telah melakukan terapi hormon seperti yang disebutkan di atas, maka penderita disarankan untuk menjalani operasi, seperti operasi pengangkatan miom atau pengangkatan rahim.

 

Obat Herbal untuk Mencegah dan Mengatasi Miom

 

Meski bukan penyakit ganas dan tidak berbahaya, namun miom harus tetap dipantau secara rutin. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar miom tidak tumbuh membesar dan menimbullkan gejala-gejala yang dapat mengganggu kenyamanan Anda. Selain melakukan pemantauan atau pemeriksaan secara rutin, Anda juga dapat mencegah dan mengatasi mioma uteri mengonsumsi obat herbal.

 

Salah satu obat herbal alami dan aman dan paling ampuh dalam mengatasi mioma uteri adalah obat herbal LING SHEN YAO. Obat herbal yang satu ini terbuat dari 100% ekstrak hebal alami yang sangat aman dikonsumsi dan hampir tidak menimbulkan efek samping. Ling Shen Yao tentunya telah teruji secara praklinis di perguruan tinggi negeri terakreditasi, dan juga telah terdaftar di BPOM. Anda juga tidak perlu khawatir, sebab obat herbal Ling Shen Yao kini juga telah mendapat label halal dari MUI.

 

Ling Shen Yao sendiri adalah obat herbal cina yang dapat mengobati miom tanpa operasi dan tanpa adanya efek samping yang berbahaya. Obat herbal ini sudah dipercaya selama 30 tahun lebih akan khasiatnya yang dapat menyembuhkan miom tanpa operasi.

 

Selain dikenal dapat melakukan pencegaha terhadap miom, Ling Shen Yao juga dapat membantu meminimalisir pertumbuhan sel kanker dan dapat membantu menyembuhkan beberapa jenis penyakit yang tergolong serius, seperti kista, endometriosis, gangguan kehamilan, tiroid, hingga diabetes.

 

Jika Anda tertarik untuk mencoba obat herbal LING SHEN YAO untuk mengobati miom, silahkan kunjungi situs resminya disini.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom dan pengobatannya. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

https://lingshenyao.id/obat-herbal-miom/


Miom merupakan salah satu dari beberapa masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi wanita, tepatnya di bagian uterus atau rahim. Meski merupakan penyakit jinak dan dapat ditangani dengan berbagai macam metode pengobatan, namun akan lebih baik jika Anda mencegah kondisi ini. Lantas apa saja upaya pencegahan mioma uteri yang dapat dilakukan? Simak ulasan berikut.

 

Sebelum melakukan pencegahan terhadap mioma uteri, ada baiknya jika Anda mengenal lebih jauh seperti apa itu penyakit miom. Mioma uteri (miom) juga dikenal dengan istilah fibroid rahim, yakni adalah pertumbuhan massa atau tumor baik di dalam maupun di luar rahim yang tidak bersifat ganas. Miom sendiri berasal dari sel oror polos rahim, namun dalam beberapa kasus juga berasal dari otot polos pembulih darah rahim.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa seseorang dapat memiliki lebih dari satu buah miom di rahimnya. Selain itu, ukurannya pun bisa berbeda-beda, mulai dari kecil hingga sangat besar. Umumnya, miom tumbuh di bagian dinding rahim, dan bentuknya pun menonjol ke rongga endometrium atau permukaan rahim.

 

Dalam beberapa kasus, miom muncul pada wanita di usia reproduksi atau usia subur, yang biasanya terdeteksi secara tidak sengaja saat melakukan pemeriksaan rutin. Sementara itu, dalam sebagian besar kasus, miom yang tidak bergejala ditemukan pada wanita dengan usia sekitar 35 tahun.

 

Pada beberapa wanita, miom yang tumbuh juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Kondisi ini menjadi salah satu alasan dilakukannya tindakan operasi pengangkatan miom atau bahkan pengambilan rahim (histerektomi).

 

Apabila terjadi komplikasi, maka miom dapat menjadi ganas (leimiosarkoma). Meski begitu Anda tidak perlu khawatir, sebab kemungkinan mioma menjadi ganas cukup kecil, yakni hanya sekitar 0,32-0,6% dari seluruh mioma. Selain itu, komplikasi lain yang dpaat terjadi akibat miom adalah torsi ovarium atau terpuntir. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan sirkuliasi akut, sehingga menyebabkan terjadinya kematian jaringan.

 

Penyebab Mioma Uteri

 

Sebelum melakukan pencegahan miom, tentunya Anda perlu mengetahui penyebab dan faktor apa saja yang memicu terbentuknya miom di dalam rahim. Namun, sayangnya penyebab pasti dari terjadinya miom masih belum diketahui. Meski begitu, faktor keturunan juga menjadi salah satu kemungkinan seorang wanita terjangkit mioma uteri.

 

Dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa mioma terbentuk dari salah satu neoplasma soliter atau sel ganas yang berada di antara otot polos di dalam rahim.

 

Pada dasarnya, pertumbuhan miom sangat erat kaitannya dengan hormon estrogen di dalam tubuh. Pasalnya, mioma menunjukan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, yakni pada saat pengeluaran estrogen sedang meningkat. Hal ini yang menyebabkan mioma cenderung membesar ketika seorang wanita tengah dalam keadaan hamil, dan menyusut ketika memasuki masa menopause.

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga dapat memicu pertumbuhan miom di rahim, yaitu :

 

Faktor usia, miom lebih banyak ditemukan pada wanita di usia 40-an

Faktor hormonal, di mana produksi hormon estrogen di dalam tubuh meningkat.

Faktor keturunan, di mana seorang wanita memiliki ibu, nenek, atau saudara kandung dengan riwayat penyakit miom.

Menstruasi dini, di mana wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun lebih rentan mengalami mioma uteri.

Berat badan, di mana wanita yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) memiliki risiko lebih tinggi mengalami mioma uteri.

Makanan yang dikonsumsi juga dapat menjadi pemicu tumbuhnya miom, di mana seorang wanita yang sering mengonsumsi daging merah memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami miom. Sementara itu, wanita yang gemar mengonsumsi sayuran hijau memiliki risiko yang rendah.

Kehamilan, di mana wanita yang sudah pernah melahirkan cederung jarang mengalami mioma.

Ras, di mana ternyata ras Afrika-Amerika memiliki kemungkinan menderita mioma 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita kaukasia.

Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami mioma uteri.

 

Gejala Mioma Uteri

 

Dalam kebanyakan kasus, miom justru tidak menimbulkan gejala yang memudahkan pengidapnya untuk sadar terhadap kondisi ini. Namun, pada beberapa wanita, miom juga dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

 

Perut terasa bengkak dan penuh.

Menstruasi dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih lama dari biasanya.

Nyeri panggul berkepanjangan yang tak kunjung sembuh. Di mana nyeri ini biasanya muncul pada saat menstruasi atau ketika terjadi penekanan di panggul. Kondisi ini terjadi akibat miom yang bertangkai terpelintir, pelebaran leher rahim akibat desakan dari miom, atau akibat dari kematian sel mioma.

Nyeri saat melakukan hubungan seksual.

Masalah pencernaan, yakni kontipasi akibat ukuran mioma yang menekan bagian bawah usus besar, sehingga membuat pengidapnya kesulitan buang air besar.

Frekuensi kemih menjadi lebih sering (beser).

Penimbunan cairan di rongga perut.

 

Pengobatan Mioma Uteri

 

Pengobatan mioma uteri sendiri dilakukan berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien. Umumnya, gejala miom diatasi dengan pemberian obat pereda nyeri berupa parasetamol. Namun, jika gejala yang dialami cukup parah, seperti terjadinya pendarahan, maka jangan ragu untuk segera mengunjungi rumah sakit terdekat.

 

Selain itu, ada beberapa metode pengobatan mioma yang biasa dilakukan, di antaranya adalah :

 

1. Pemeriksaan rutin

 

Pemeriksaan fisik dan USG secara rutin setiap 6-8 minggu sekali dilakukan untuk mengawasi pertumbuhan mioma, baik dalam segi ukuran maupun jumlah. Jika pertumbuhannya stabil, maka biasanya pasien akan diobservasi setiap 3-4 bulan.

 

2. Terapi hormonal

 

Metode pengobatan miom dengan terapi hormonal dapat dilakukan dengan menggunakan preparat atau Gonadotropin-Realising Hormone (GnRH). Hormon tersebut akan memperoduksi efek hipoestogen dengan hasil yang memuaskan untuk terapi miom.

 

3. Miomektomi

 

Metode lainnya untuk pengobatan miom adalah miomektomi atau operasi pengangkatan miom. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan apabila pasien masih berusia muda dan memiliki keinginan untuk hamil. Namun, operasi ini tak menjamin miom tidak akan muncul kembali. Kemungkinan tumbuhnya miom setelah operasi pengangkatan ini berkisar 20-25%.

 

Setelah menjalani miomektomi, biasanya pasien disarankan untuk menunda kehamilannya selama 4 sampai 6 bulan. Hal ini disebabkan karena, kondisi rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi. Selain itu, operasi ini juga dapat menimbulkan komplikasi, yaitu berupa risiko pendarahan.

 

4. Histerektomi

 

Metode pengobatan miom yang satu ini dapat dipertimbangkan pada wanita yang memang sudah tidak memiliki keinginan untuk hamil lagi, sebab pada pengobatan ini rahim akan diangkat secara keseluruhan. Selain itu, tindakan ini juga sapat diambil jika nyeri yang timbul tidak kunjung sembuh atau ketika petumbuhan miom terus berulang meski telah melakukan operasi.

 

Pencegahan Mioma Uteri

 

Sebenarnya, miom sendiri bukanlah penyakit yang dapat dicegah. Namun beberapa cara berikut ini dapat menurunkan risiko seorang wanita mengalami miom :

 

Menerapkan pola makan sehat, dengan lebih banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, membatasi makanan yang tinggi kalori, tidak melewatkan sarapan, serta menghindari konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi.

Olahraga rutin, di mana aktivitas tubuh akan membajar kalori lebih banyak dibandingkan ketika Anda malas bergerak.

Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom dan pencegahannya. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga : Perbedaan Kista Dan Miom yang Harus Kamu Tahu


 

https://lingshenyao.id/obat-tradisional-miom/


Munculnya masalah pada sistem reproduksi tentunya merupakah hal yang sangat dikhawatrikan oleh setiap wanita. Salah satu masalah kesehatan sistem reproduksi yang paling banyak ditemukanpada wanita adalah miom. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah yang serius jika dibiarkan berkembang hingaa ukurannya sangat besar. Lantas, bagaimana pengobatan dan pencegahan miom? Simak ulasan di bawah ini.

 

Sebelum membahas mengenai pengobatan dan pencegahan miom, ada baiknya jika Anda mengenal lebih jauh seperti apa itu penyakit miom. Sebab, masih ada wanita yang belum mengetahui apa itu mioma uteri.

 

Mioma uteri (miom) juga dikenal dengan istilah uterine fibroids atau fibroid rahim, yaitu merupakan salah satu jenis tumor jinak yang dapat tumbuh di rahim. Penyebab utama dari terbentuknya miom adalah akibat adanya pertumbuhan abnormal pada jaringan otot rahim.

 

Meski begitu, Anda tidak perlu terlalu khawatir, sebab miom sendiri tidak berpotensi menjadi penyakit ganas. Bahkan, bisa dibilang bahwa miom hampir tidak pernah berubah menjadi ganas atau kanker.

 

Pertumbuhan miom di dalam rahim pun beragam pada setiap wanita, mulai dari cepat, lambat, atau berhenti dan menghilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Kondisi ini umumnya terjadi ketika miom tumbuh di masa kehamilan. Pasalnya, dalam beberapa kasus, miom pada masa kehamilan akan menghilang setelah proses persalinan atau melahirkan dan diiringi dengan ukurannya yang berangsur-angsur kembali normal.

 

Secara umum, ada empat jenis miom yang harus Anda ketahui, yaitu :

 

1. Intramular, merupakan jenis fibroid yang terbentuk di antara jaringan otot rahim. Mioma intramular merupakan jenis miom yang paling umum terjadi. Jenis miom ini juga berpotensi untuk memperbesar ukuran rahim.

2. Subseroasa, merupakan jenis fibroid yang terbentuk pada bagian luar dinding rahim, hingga ke rongga panggul. Mioma subserosa juga dapat tumbuh dan menyebar ke bagian luar rahim.

3. Submukosa, merupakan jenis fibroid yang terbentuk pada lapisan otot di bagian dalam dari dinding rahim. Jika mioma submukosa tumbuh dengan ukuran yang besar, maka dapat memengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan terjadinya pendarahan abnormal, hingga komplikasi lain yang lebih serius, seperti kemandulan dan keguguran.

4. Pedunculated, merupakan jenis fibroid yang tumbuh pada batang kecil yang terdapat pada bagian dalam maupun luar rahim.

 

Seberapa umum penyakit miom?

 

Sebenarnya, miom merupakan kondisi yang umum terjadi pada wanita. Pasalnya, sekitar 75 persen wanita akan mengalam fibroid di masa-masa tertentu. Wanita pada usia reproduktif, yaitu 16 hingga 50 tahun, memiliki kemungkinan lebih besar mengalami mioma uteri.

 

Untuk mengendalikan kondisi dan meredakan gejala yang muncul, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

 

Gejala Miom

 

Selain pertumbuhannya yang beragam, wanita juga bisa memiliki lebih dari satu buah fibroid di rahim mereka. Meski begitu, banyak wanita yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami kondisi tersebut. Hal ini seringkali disebabkan karena miom sama sekali tidak menimbulkan gejala apapun yang dapat membuat pengidapnya sadar akan adanya masalah pada sistem reproduksi mereka.

 

Meski dalam kebanyakan kasus miom tidak menimbulkan gejala, namun pada beberapa kasus tertentu, mioma juga dapat menimbulkan keluhan tertentu pada pengidapnya, yang dapat terjadi berdasarkan letak, ukuran, dan seberapa dekat dengan organ panggul lainnya. Miom yang menimbulkan keluhan atau gejala-gejala yang mengganggu tentunya harus segera ditangani.

 

Berikut ini adalah beberapa gejala miom yang berbahaya dan harus diwaspadai :

 

- Periode menstruasi yang lebih lama dan berat.

- Mengalami nyeri di bagian belakang kaki.

- Merasa adanya takanan pada panggul yang mengakibatkan rasa nyeri.

- Merasa nyeri selama melakukan hubungan seksual.

- Adanya tekanan pada kantung kemih, sehingga membuat sering buang air kecil.

- Perut kembung atau bengkak dan terasa berat.

- Mengalami masalah pencernaan, yaitu sembelit.

 

Penyebab Miom

 

Perlu Anda ketahui bahwa ilmuwan pun belum menemukan penyebab miom. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan kadar estrogen di dalam tubuh wanita. Estrogen sendiri merupajan hormon reproduksi wanita yang diproduksi oleh indung telur.

 

Umumnya, fibroid berkembang di usia sekitar 16 hingga 50 tahun, yakni masa ketika tingkat estrogen di dalam tubuh wanita sedang berada pada titik tertinggi. Namun, biasanya pertumbuhan miom akan mengalami penurunan ketika kadar hormon estrogen rendah, seperti setelah memasuki masa menopause.

 

Seberapa bahaya miom pada wanita?

 

Meski bukan penyakit ganas atau kanker, akan tetapi Anda harus tetap waspada, sebab miom juga dapat membahayakan kesuburan Anda, di antaranya adalah dapat menyebabkan kondisi berikut :

 

1. Susah hamil

 

Dampak buruk dari mioma uteri pada wanita adalah membuat wanita yang mengidapnya sulit hamil. Kondisi ini terjadi ketika miom tumbuh di saluran leher rahim, yang mana membuat leher rahim menjadi sempit dan menghambat masuknya sperma ke rahim. Kondisi ini tentunya dapat mempersulit terjadinya pembuahan.

 

Jika kondisi seperti ini terjadi, maka miom harus dihilangkan terlebih dahulu agar dapat hamil. Selain itu, tumbuhnya miom di dinding rahim juga dapat menghambat penanaman atau implantasi sel telur uang telah dibuahi disana.

 

2. Keguguran

 

Dampak lain yang tak kalah mengerikan dari miom adalah menyebabkan kegugura jika pengidapnya sedang mengandung. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada ibu hamil yang usia kandungannya masih berada di trimester pertama. Hal ini disebabkan karena miom dapat membesar dan mendorong embrio sehingga tidak dapat menempel dengan baik di dinding rahim.

 

Jika usia kehamilan terus bertambah, maka miom yang ada di rahim dapat mendesak janin hingga plasenta previa, yakni plasenta yang tumbuh di bagian bawah rahim, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pendarahan.

 

Pengobatan Miom

 

Berikut ini adalah pengobatan medis untuk mioma uteri :

 

- Minum ibuprofen.

- Embolisasi fibroid.

- Operasi miomektomi untuk mengangkat miom.

- Operasi histerektomi untuk mengangkat rahim secara keseluruhan.

- Menjalani endometrial ablation.

- Morecellation, yakni memecah miom menjadi potongan-potongan yang mebih kecil.

 

Berikut ini adalah cara mengatasi miom dengan menjalani terapi hormon :

 

- Terapi hormon progesteron.

- Pemberian pil KB.

- KB spiral levonorgestrel.

- Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH).

 

Pencegahan Miom

 

Sebenarnya, tidak ada cara yang secara spesifik dapat mengatasi miom. Namun, miom sendiri dapat dikendalikan agat tidak berkembang atau bertambah besar dan tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Caranya tak lain dan tak bukan adalah dengan menjalani pola hidup sehat, mulai dari tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, dan jaga berat badan ideal. Pasalnya, obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu munculnya miom.

 

Oleh sebab itu, konsumsilah makanan sehat dan perbanyak asupan buah dan sayur. Selain itu, jangan lupa imbangi dengan melakukan kegiatan olahraga secara rutin agar terhindar dari miom.

 

Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan organ reproduksi ke dokter secara rutin, guna mendeteksi dini jika terjadi masalah pada sistem reproduksi tersebut.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom, semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga : gejala Penyakit Miom yang Diwaspadai

 

 

https://lingshenyao.id/obat-herbal-miom/