User blogs

Tag search results for: "pencegahan mioma uteri"


Miom merupakan salah satu dari beberapa masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi wanita, tepatnya di bagian uterus atau rahim. Meski merupakan penyakit jinak dan dapat ditangani dengan berbagai macam metode pengobatan, namun akan lebih baik jika Anda mencegah kondisi ini. Lantas apa saja upaya pencegahan mioma uteri yang dapat dilakukan? Simak ulasan berikut.

 

Sebelum melakukan pencegahan terhadap mioma uteri, ada baiknya jika Anda mengenal lebih jauh seperti apa itu penyakit miom. Mioma uteri (miom) juga dikenal dengan istilah fibroid rahim, yakni adalah pertumbuhan massa atau tumor baik di dalam maupun di luar rahim yang tidak bersifat ganas. Miom sendiri berasal dari sel oror polos rahim, namun dalam beberapa kasus juga berasal dari otot polos pembulih darah rahim.

 

Perlu Anda ketahui, bahwa seseorang dapat memiliki lebih dari satu buah miom di rahimnya. Selain itu, ukurannya pun bisa berbeda-beda, mulai dari kecil hingga sangat besar. Umumnya, miom tumbuh di bagian dinding rahim, dan bentuknya pun menonjol ke rongga endometrium atau permukaan rahim.

 

Dalam beberapa kasus, miom muncul pada wanita di usia reproduksi atau usia subur, yang biasanya terdeteksi secara tidak sengaja saat melakukan pemeriksaan rutin. Sementara itu, dalam sebagian besar kasus, miom yang tidak bergejala ditemukan pada wanita dengan usia sekitar 35 tahun.

 

Pada beberapa wanita, miom yang tumbuh juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Kondisi ini menjadi salah satu alasan dilakukannya tindakan operasi pengangkatan miom atau bahkan pengambilan rahim (histerektomi).

 

Apabila terjadi komplikasi, maka miom dapat menjadi ganas (leimiosarkoma). Meski begitu Anda tidak perlu khawatir, sebab kemungkinan mioma menjadi ganas cukup kecil, yakni hanya sekitar 0,32-0,6% dari seluruh mioma. Selain itu, komplikasi lain yang dpaat terjadi akibat miom adalah torsi ovarium atau terpuntir. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan sirkuliasi akut, sehingga menyebabkan terjadinya kematian jaringan.

 

Penyebab Mioma Uteri

 

Sebelum melakukan pencegahan miom, tentunya Anda perlu mengetahui penyebab dan faktor apa saja yang memicu terbentuknya miom di dalam rahim. Namun, sayangnya penyebab pasti dari terjadinya miom masih belum diketahui. Meski begitu, faktor keturunan juga menjadi salah satu kemungkinan seorang wanita terjangkit mioma uteri.

 

Dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa mioma terbentuk dari salah satu neoplasma soliter atau sel ganas yang berada di antara otot polos di dalam rahim.

 

Pada dasarnya, pertumbuhan miom sangat erat kaitannya dengan hormon estrogen di dalam tubuh. Pasalnya, mioma menunjukan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, yakni pada saat pengeluaran estrogen sedang meningkat. Hal ini yang menyebabkan mioma cenderung membesar ketika seorang wanita tengah dalam keadaan hamil, dan menyusut ketika memasuki masa menopause.

 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga dapat memicu pertumbuhan miom di rahim, yaitu :

 

Faktor usia, miom lebih banyak ditemukan pada wanita di usia 40-an

Faktor hormonal, di mana produksi hormon estrogen di dalam tubuh meningkat.

Faktor keturunan, di mana seorang wanita memiliki ibu, nenek, atau saudara kandung dengan riwayat penyakit miom.

Menstruasi dini, di mana wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun lebih rentan mengalami mioma uteri.

Berat badan, di mana wanita yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) memiliki risiko lebih tinggi mengalami mioma uteri.

Makanan yang dikonsumsi juga dapat menjadi pemicu tumbuhnya miom, di mana seorang wanita yang sering mengonsumsi daging merah memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami miom. Sementara itu, wanita yang gemar mengonsumsi sayuran hijau memiliki risiko yang rendah.

Kehamilan, di mana wanita yang sudah pernah melahirkan cederung jarang mengalami mioma.

Ras, di mana ternyata ras Afrika-Amerika memiliki kemungkinan menderita mioma 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita kaukasia.

Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami mioma uteri.

 

Gejala Mioma Uteri

 

Dalam kebanyakan kasus, miom justru tidak menimbulkan gejala yang memudahkan pengidapnya untuk sadar terhadap kondisi ini. Namun, pada beberapa wanita, miom juga dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

 

Perut terasa bengkak dan penuh.

Menstruasi dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih lama dari biasanya.

Nyeri panggul berkepanjangan yang tak kunjung sembuh. Di mana nyeri ini biasanya muncul pada saat menstruasi atau ketika terjadi penekanan di panggul. Kondisi ini terjadi akibat miom yang bertangkai terpelintir, pelebaran leher rahim akibat desakan dari miom, atau akibat dari kematian sel mioma.

Nyeri saat melakukan hubungan seksual.

Masalah pencernaan, yakni kontipasi akibat ukuran mioma yang menekan bagian bawah usus besar, sehingga membuat pengidapnya kesulitan buang air besar.

Frekuensi kemih menjadi lebih sering (beser).

Penimbunan cairan di rongga perut.

 

Pengobatan Mioma Uteri

 

Pengobatan mioma uteri sendiri dilakukan berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien. Umumnya, gejala miom diatasi dengan pemberian obat pereda nyeri berupa parasetamol. Namun, jika gejala yang dialami cukup parah, seperti terjadinya pendarahan, maka jangan ragu untuk segera mengunjungi rumah sakit terdekat.

 

Selain itu, ada beberapa metode pengobatan mioma yang biasa dilakukan, di antaranya adalah :

 

1. Pemeriksaan rutin

 

Pemeriksaan fisik dan USG secara rutin setiap 6-8 minggu sekali dilakukan untuk mengawasi pertumbuhan mioma, baik dalam segi ukuran maupun jumlah. Jika pertumbuhannya stabil, maka biasanya pasien akan diobservasi setiap 3-4 bulan.

 

2. Terapi hormonal

 

Metode pengobatan miom dengan terapi hormonal dapat dilakukan dengan menggunakan preparat atau Gonadotropin-Realising Hormone (GnRH). Hormon tersebut akan memperoduksi efek hipoestogen dengan hasil yang memuaskan untuk terapi miom.

 

3. Miomektomi

 

Metode lainnya untuk pengobatan miom adalah miomektomi atau operasi pengangkatan miom. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan apabila pasien masih berusia muda dan memiliki keinginan untuk hamil. Namun, operasi ini tak menjamin miom tidak akan muncul kembali. Kemungkinan tumbuhnya miom setelah operasi pengangkatan ini berkisar 20-25%.

 

Setelah menjalani miomektomi, biasanya pasien disarankan untuk menunda kehamilannya selama 4 sampai 6 bulan. Hal ini disebabkan karena, kondisi rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi. Selain itu, operasi ini juga dapat menimbulkan komplikasi, yaitu berupa risiko pendarahan.

 

4. Histerektomi

 

Metode pengobatan miom yang satu ini dapat dipertimbangkan pada wanita yang memang sudah tidak memiliki keinginan untuk hamil lagi, sebab pada pengobatan ini rahim akan diangkat secara keseluruhan. Selain itu, tindakan ini juga sapat diambil jika nyeri yang timbul tidak kunjung sembuh atau ketika petumbuhan miom terus berulang meski telah melakukan operasi.

 

Pencegahan Mioma Uteri

 

Sebenarnya, miom sendiri bukanlah penyakit yang dapat dicegah. Namun beberapa cara berikut ini dapat menurunkan risiko seorang wanita mengalami miom :

 

Menerapkan pola makan sehat, dengan lebih banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, membatasi makanan yang tinggi kalori, tidak melewatkan sarapan, serta menghindari konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi.

Olahraga rutin, di mana aktivitas tubuh akan membajar kalori lebih banyak dibandingkan ketika Anda malas bergerak.

Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.

 

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom dan pencegahannya. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.

 

Baca Juga : Perbedaan Kista Dan Miom yang Harus Kamu Tahu


 

https://lingshenyao.id/obat-tradisional-miom/