Penyakit miom salah
satu jenis benjolan yang berisi otot polos atau juga jaringan ikat (membentuk
pusaran seperti konde). Pemicu miom belum bisa dipastikan, namun salah penyebab
penyakit miom di rahim yaitu hormone
yang tidak seimbang. Menghindari makanan pantangan penyakit miom dapat membantu
proses penyembuhan. Meski jarang, komplikasi mioma uteri dapat terjadi jika
keadaan sudah mulai parah.
Gejala awal mioma banyak tidak disadari seorang wanita,
sehingga baru dirasakan ketika mioma sudah besar. Pada kasus miom yang sudah
parah, biasanya dokter menyarankan untuk melalui presedur operasi pengangkatan
miom. Berikut gejala klinis mioma uteri :
Pendarahan berat saat menstruasi
Pendarahan berlebihan ketika haid adalah salah satu tanda
miom sudah mulai parah. Perdarahan berlebihan ini kerap membuat wanita menjadi
anemia dan lemas.
Sakit saat berhubungan intim
Ketika miom sudah membesar akan mempengaruhi saat
berhubungan intim. Pada kasus yang sudah cukup parah, saat berhubungan intim
dapat hingga mengalami pendarahan.
Adanya rasa tekanan di daerah panggul
Ketika ukuran miom membesar biasanya menimbulkan nyeri di
daerah panggul, selain itu juga ada perasaan tertekan. Sehingga tidak nyaman
saat beraktivitas.Rasa nyeri yang timbul juga sering datang secara tiba-tiba
dan kembali menghilang.
Terjadi masalah kandung kemih
Sering buang air kecil bisa memicu rasa nyeri pada
saluran kemih. Tak sediet penderita miom jika nyeri yang timbul adalah karena
masalah perkemihan. Pada miom yang sudah membesar bisa menekan organ yang ada
disekitarnya, misalnya kandung kemih. Jadi meski kandung kemih belum cukup
penuh, sudah timbul rasa ingin kencing.
Sembelit
Selain menekan kandung kemihan, mioma pun bisa menekan
bagian pencernaan sehingga seseorang sering mengeluh sembelit. Walauun
penderita rajin konsumsi makanan serat, tak cukup mengobati sembelit. Jika
dibiarkan dengan waktu yang lama dapat mengganggu metabolisme.
Penyebab miom belum dapat diketahui. Namun, ada beberapa
hal yang memicu pertumbuhan miom ini. Berikut beberapa faktor pemicunya :
Ada 2 hormon yang diproduksi ovarium, yaitu estrogen dan
progesteron. Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan lapisan dinding
rahim beregenerasi setiap menstruasi, sehingga dapat merangsang tumbuhnya miom
jika darah tidak keluar semua. Sedangkan ketika hamil kedua hormon ini terjadi
peningkatan, sehingga memperbesar peluang tumbuhnya miom.
Miom juga dapat diturunkan dari generasi sebelumnya.
Misalnya pada seseorang yang memiliki ibu, nenek atau saudara perempuan yang
mengalami. Maka risiko terkena miom juga menjadi lebih besar.
Segera
tangani jika anda mengalami gejala atau
merupakan seseorang yang memiliki faktor pemicu. Karena ketika keadaan sudah parah
akan timbul komplikasi mioma uteri, seperti :
Anemia
Anemia akibat mioma uteri dipicu karena terjadinya perdarahan berlebih. Salah
satunya ketika haid, penderita mioma umunya mengalami pengeluaran darah yang
cukup banyak.
Mandul
Ketika miom sudah berukuran besar maka akan menghalangi sel telur yang sebelumnya
sudah dibuahi. Selain itu juga dapat menghalangi sperma dalam mencapai sel
telur, sehingga sulit terjadi pembuahan.
Masalah saat hamil
Sedikit kasus ibu hamil yang mengalami gangguan ketika hamil karena miom
sebagai penyebab utama. Namun, pada beberapa kasus miom yang sudah besar, dapat
mengganggu pertumbuhan janin dan memicu kelahiran premature. Pada saat
persalinan juga, mioma yang berukuran besar dapat menyulitkan persalinan.
Melihat beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, ada
baiknya kita melakukan pemeriksaan. Untuk
pemeriksaanya akan diawali dengan wawancara medis terkait gelaja yang dirasakan
dan Riwayat menyakit pasien. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik pada
daerah rahim, untuk melihat apakah terdapat ciri tumor atau tidak. Jika
ditemukan yang dicurigai miom, maka akan dilakukan pemeriksaan penunjang. Yaitu
dengan USG dan MRI.
Setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan, maka akan di
putuskan pengobatan yang dibutuhkan pasien. Berikut beberapa cara pengobatan
bagi pasien miom :
Pemberian obat anti-nyeri, misalnya parasetamol.
·
Terapi hormonal.
Terapi ini dilakukan menggunakan gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
atau preparat progestin. Kedua bahan ini bertujuan untuk membantu menyeimbagkan
hormone.
·
Prosedur miomektomi.
Pengobatan ini dilakukan dengan cara pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat
mioma. Proses pengobtan ini sebaiknya dipertimbangkan pada wanita usia muda dan
masih ingin untuk hamil dalam waktu dekat. Hal ini karena setelah melakukan
operasi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan 4 hingga 6 bulan.
·
Prosedur
histerektomi. Cara ini yaitu dengan cara operasi pengangkatan rahim. Prosedur
ini menjadi pilihan terakhir karena setelah melalukan prosedur ini tak bisa
hamil lagi. Maka perlu di pikirkan baik-baik jika ingin memutuskan memilih
prosedur ini untuk pengobatan miom.
Pasien juga akan dipantau dengan melakukan pemeriksaan
secara berkala. Pemeriksaan fisik secara umum dan USG, biasanya dilakukan dalam
masa penyembuhan setiap 6 hingga 8 minggu. Namun, jika penyembuhan berjalan
dengan baik maka kontrol dilakukan setiap 3 hingga 4 bulan.
Selain melakukan pengobatan dan menghindari penyebab
penyakit miom di rahim, Anda juga dapat
melakukan pennyembuhan dengan bahan alami. Makanan pantangan penyakit miom
berupa makanan berlemak dan makanan pedas. Namun ada juga makanan yang judtru
disaranakan untuk perderita miom. Berikut makanan yang dapat mencegah miom
membesar :
Lemon
Seperti yang sudah ditulis sebelumnya jika miom dan kista
termasuk pada jenis tumor. Tumor merupakan sel abnormal yang tumbuh tidak terkendali
dan berpotensi bekembang menjadi kanker. Jika tumor semakin membesar selain
akan berkembang menjadi kanker.
Hasil penelitian juga menunjukkan jika ekstrak mampu menghancurkan sel-sel
ganas didalam tubuh. Tak hanya miom dan kista saja, juga termasuk kanker usus,
kanker paru-paru dan kanker payudara. Bahkan banyak peneliti berani mengklaim
jika lemon lebih efektif dalam pengobatan kanker melebihi kemoterapi. Dengan
catatan pasien tah mempunyai masalah lambung dan dikonsumsi dengan rutin dan
sesuai anjuran. Selain lemon, juga bisa konsumsi apel, berry, alpukat dan
pisang.
Pare
Walaupun sayur pare memiliki rasa pahit, namun kandungan
vitamin Cnya cukup tinggi. Sehingga dapat membantu meningkatkan daya tahan
tubuh dan mempercepat proses penyebuhan luka. Daya tahan tubuh yang menurun
dapat menjadi salah satu pemicu miom semakin membesar.
Pada beberapa terapi penyembuhkan biasanya pare lebih
sering dijadikan jus. Namun apakah miom dapat disembuhkan dengan minum jus
pare? Tentunya untuk para pedderita miom banyak yang bertanya-tanya akan hal
ini. Jawabannya bisa. Jus pare dipercaya mampu mengecilkan hingga mengobati miom.
Dengan konsumsi jus pare dengan rutin minimal 1 hari
sehari dapat membantu mengecilkan miom. Jus ini juga biasa ditambahkan dengan
brokoli yang juga baik untuk pederita miom. Untuk menambah rasa jus agar tidak
terlalu pahit, bisa anda tambahkan perasan jeruk lemon dan juga madu. Berikut
cara membuat jus pare untuk miom :
Bahan
yang peru disiapkan :
• 1 batang pare.
• 300 gram brokoli.
• 1 buah lemon.
• 3 sendok madu.
• Air 500 ml.
Cara
membuatnya :
1. Cuci bersih pare, brokoli dan lemon.
2. Potong pare agar lebih mudah di blender. Jangan lupa buang biji pare agar
tidak terlalu pahit.
3. Masukan pare, brokoli dan air kedalam blender. Lalu blender hingga halus.
4. Saring jus pare sambil dipindahkan dalam gelas.
5. Tambahkan perasan lemon dan juga madu.
Dalam 1 resep ini bisa untuk 2 kali minum. Sepalin pare dan brokoli Anda juga
dapat konsumsi bayam dan wortel.
Omega 3
Omega 3 lebih dikenal dapat menutrisi otak, ternyata
Omega 3 memiliki sifat antiradang. Sehingga dapat mencegah miom membesar.
Benjolan yang sedang meradang dapat menimbulkan nyeri apalagi Ketika haid.
Makanan yang mengandung Omega 3 yaitu tuna, salmon, sarden, kerrang dan kod.
Zat besi
Makanan untuk penderita kista dan miom yang terakhir
yaitu makanan yang mengandung zat besi. Miom dapat menyebabkan perdarahan jika
membesar, sehingga zat besi untuk menanggulanginya. Zat besi yang hilang perlu
diganti agar tidak terjadi anemia. Makanan yang mengandung zat besi Misalnya
daging sapi, sayuran hijau, ikan air tawar, apricot dan telur.
Mengobati Miom Tanpa Operasi !
Setiap wanita pasti ingin melewati proses kehamilan yang sehat tanpa hambatan. Tetapi di sisi lain, tidak dapat disangkal jika seorang ibu yang sedang dalam kondisi hamil sangat rentan terserang oleh berbagai macam masalah kesehatan selama kondis mengandung. Salah satunya merupakan masalah kehamilan yang sering terjadi yaitu penyakit endometriosis. Apakah efek dari penyakit endometriosis ini jika ibu mengalaminya saat kondisi sedang hamil ? Apa ada risikonya bagi tumbuh kembang bayi dalam kandungan?.
Endometriosis Ketika Hamil
Penyakit Endometriosis merupakan tumbuhnya jaringan lapisan dinding rahim (endometrium) di luar rahim, dan yang paling umum di tuba fallopi Anda. Jaringan ini tetap berfungsi seperti jaringan rahim normal, maka juga akan meluruh menjadi darah saat menstruasi. Namun karena tumbuhnya di luar rahim, darah tidak dapat mengalir ke luar tubuh dan terjebak di dalam. Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan yang mengakibatkan rasa nyeri berlebihan saat menstruasi.
Endometriosis pada umumnya sangat menyulitkan wanita untuk dapat hamil. Meskipun begitu, tidak jarang pula ada juga wanita yang terserang endometriosis saat keadaan hamil. Peningkatan hormon progesteron saat hamil dapat menghentikan gejala nyeri hebatnya untuk sementara, karena progesteron menghentikan pembentukan dan peluruhan endometrium.
Akan tetapi, hormon estrogen juga ikut meningkat di saat yang bersamaan. Hormon ini dapat memicu pertumbuhan endometrium sehingga rasa nyeri akibat endometriosis saat hamil mungkin masih dapat dirasakan oleh beberapa wanita.
Faktor hormon kehamilan, kesehatan fisik, dan keparahan gejala endometriosis yang dialami wanita sebelum hamil juga dapat memengaruhi timbulnya gejala saat hamil. Endometriosis adalah penyebab dari peradangan kronis dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan risiko masalah kehamilan yang dialami oleh ibu hamil. Selain itu, efek endometriosis akan kembali lagi ketika Anda sudah tidak lagi hamil dan menyusui.
Risiko komplikasi kehamilan yang disebabkan endometriosis
Peradangan dan kerusakan jaringan endometrium yang disebabkan oleh endometriosis, bersamaan dengan perubahan hormon saat hamil, bisa meningkatkan beberapa risiko komplikasi kehamilan. Di antaranya:
Keguguran
Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa risiko keguguran cenderung lebih tinggi dialami oleh perempuan yang memiliki endometriosis saat hamil. Keguguran yang disebabkan oleh endometriosis dapat terjadi pada usia kehamilan berapapun, tapi umum terjadi di usia yang sangat dini atau sekitar kurang dari 12 minggu usia kehamilan.
Keguguran tidak dapat dicegah. Namun, penting bagi Anda untuk mengenali tanda-tanda keguguran yang harus diwaspadai untuk segera mendapatkan pertolongan medis dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Tanda dan gejala keguguran yang umum adalah perdarahan vagina berat, perut kram hebat, dan nyeri punggung bawah.
Plasenta previa
Plasenta previa terjadi ketika seluruh atau sebagian plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks) ibu selama bulan-bulan akhir kehamilan menjelang kelahiran bayi. Plasenta previa meningkatkan risiko robeknya lapisan plasenta dan menyebabkan perdarahan sebelum maupun selama proses melahirkan, yang bisa membahayakan ibu dan bayi.
Jika Anda memiliki endometriosis saat hamil, risiko Anda mengalami plasenta previa bisa meningkat. Ketika perdarahan saat melahirkan terjadi akibat placenta previa, Anda akan perlu segera mendapatkan transfusi darah dan menjalani operasi caesar.
Untuk menghindari risiko ini, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menghindari kegiatan yang membutuhkan banyak aktivitas fisik termasuk, hubungan seksual dan berolahraga.
Melahirkan prematur
Ibu hamil yang mengalami endometriosis berisiko tinggi untuk melahirkan prematur di bawah usia 37 minggu. Persalinan prematur dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) dan berbagai gangguan tumbuh kembang. Bayi prematur juga umumnya membutuhkan penanganan medis intensif segera setelah dilahirkan.
Oleh karena, perhatikan beberapa tanda dan gejala Anda mungkin akan melahirkan prematur, seperti:
- Kontraksi berulang seperti pengerasan otot di sekitar perut yang dapat disertai atau tanpa rasa nyeri.
- Perubahan pada cairan vagina seperti lendir yang berwarna bening ataupun disertai darah.
- Tekanan secara tiba-tiba di area panggul.
Mungkinkah persalinan bisa lancar ketika punya endometriosis saat hamil?
Hamil dengan endometriosis merupakan kondisi yang sangat berisiko terhadap banyak komplikasi kesehatan. Namun, ibu hamil masih dapat memiliki kehamilan yang aman dan melahirkan dengan selamat hingga akhir masa.
Untuk mencapai hal ini diperlukan pengawasan ekstra ketat dan konsultasi dengan dokter secara rutin. Segera laporkan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang tidak biasa atau ketika mengalami tanda dari komplikasi-komplikasi di atas sedini mungkin.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek endometriosis saat hamil
Endometriosis biasanya dapat ditangani dengan terapi hormon, tapi metode pengobatan ini tidak berlaku bagi ibu hamil.
Endometriosis saat hamil hanya dapat diatasi dengan meringankan gejala yang timbul, seperti dengan minum obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakitnya. Penggunaan obat ini pun perlu Anda konsultasikan dulu dengan dokter terkait frekuensi dan dosis obatnya yang aman.
Beberapa hal lain yang lain dapat dilakukan seperti relaksasi dengan berendam air hangat, mencegah sembelit dengan mengonsumsi makanan kaya serat, serta olahraga ringan seperti berjalan kaki dan yoga untuk mengatasi nyeri punggung saat hamil.
Baca Juga:
Cara
Pengobatan Miom Tradisional
Ada banyaksekali jenis tanaman di negara kita, beruntung sekali
kita hidup di negara yang subur dan makmur ini, di indonesia banyak sekali tanaman
herbal yang ampuh mengatasi berbagai jenis masalah kesehatan, termasuk penyakit
miom dan kista yang hanya bisa di alami oleh para wanita, dalam kesempatan kali
ini kami akan memberikan informasi mengenai "10 Jenis Tanaman Untuk Pengobatan Miom
Tradisional" Bagi Anda kaum wanita yang sedang menderita penyakit miom
silahkan simak artikel menarik dibawah ini :
Hasil
beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa obat (ramuan) tradisional yang
di ramu dari tanaman ini akan lebih mudah dicerna oleh tubuh dan tidak akan
terlalu menimbulkan efek samping yang berarti. Sudah banyak negara maju yang
mulai memproduksi obat-obatan dari pada tanaman herbal.
Baca juga : Obat Miom Herbal
Ampuh
Berikut ini
kami jelaskan tanaman yang bisa dijadikan obat tradisional mengatasi penyakit
miom pada wanita :
1. Jahe Merah
Jahe Merah
merupakan jenis tanaman jahe yang diyakini bisa digunakan sebagai obat untuk
waktu yang sangat lama. Jahe merah memiliki rasa sangat khas yang lebih pedas
dari jahe putih atau jahe gajah. Di India dan Cina jahe merah digunakan untuk
bahan obat karena memiliki kandungan bahan fitokimia yang bisa menyembuhkan
berbagai jenis penyakit.
Beberapa ahli
setelah menyelidiki efek kimia yang terjadi di jahe terhadap kanker serviks, mioma,
kista ovarium, dll. Jahe bisa secara selektif membunuh sel kanker rahim yang
resisten terhadap pengobatan yang standar. Jahe bisa membunuh sel kanker dari
penelitian ini dengan dua mekanisme, yaitu apoptosis dan juga autophagy.
Apoptosis seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya adalah "bunuh
diri" terprogram yang dilakukan oleh sel kanker itu sendiri. Sementara
itu, autofagi merupakan proses penghancuran komponen sel oleh organel dalam sel
yang disebut lisosom.
2. Kunyit Putih
Temu putih
disebut juga dengan temu kuning. Produk alami ini banyak digunakan dalam
industri parfum, pewarna untuk industri pangan, dan sebagai obat atau campuran
obat. Khasiatnya juga bermacam-macam, namun biasanya terkait dengan pencernaan.
Tanaman
dengan nama ilmiah Curcuma Manga merupakan tanaman rimpang yang kaya akan
khasiat. Kunyit putih ini mengandung kurkumin, bosdesomoksikurkum,
desmetoksikurkumin, keton sesquiterpen, tumeron, tumein, sabinen, felander dan
juga borneol. Sangat baik untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan contohnya seperti organ kelamin yang keputih-putihan dan
mudah tersinggung.
Oleh karena
itu cocok dalam mengatasi berbagai masalah pada organ reproduksi wanita seperti
kista ovarium dan mioma yang sedang Anda derita.
Untuk meraciknya,
Anda bisa mengambil dan membersihkan 10 g kunyit, kunyit putih, tapak mangan
dan peg agan daun. Lalu cuci semua bahan, dan masak dengan 1 liter air, biarkan
hingga setengah dari tersisa. Kemudian minum minuman ini tiga kali sehari.
Baca juga : Cara
Mengatasi Miom Terbsik Secara Alami
3. Mengkudu
Penelitian
telah menunjukkan adanya senyawa 2-methoxy-1,3,6-trihydroxyanthraquinone pada
buah noni yang baik untuk mencegah kerusakan DNA di sel-sel yang menyebabkan
gejala kanker, yang baik untuk menjaga sel-sel sehat dalam tubuh, termasuk untuk
menyembuhkan penyakit uterine-myoma.
Tempo atau
mengkudu mempunyai antioksidan tinggi. Semua makanan dan obat herbal dengan
antioksidan tinggi berguna mencegah sel kanker dan penyebaran sel kanker di
dalam tubuh.
4. Kulit Manggis
Manfaat untuk
kesehatan kulit manggis sangat penting, beberapa untuk penyakit kritis yang
belum bisa disembuhkan, membuatnya menjadi sangat populer di dunia medis
sebagai obat tradisional yang kuat tanpa adanya efek samping. Mengapa manggis
begitu luar biasa? Kandungan xanthone pada kulit manggis membuatnya menjadi
fenomena dalam mengatasi masalah berbagai penyakit, khususnya masalah kanker,
termasuk gangguan kuman uterus dan mioma uterus.
5. Daun Sirsak
Manfaat daun
sirsak di Indonesia sangat populer, terutama karena penelitian yang mulai
menunjukkan bahwa ia bisa memerangi penyakit-penyakit super-ganas seperti kanker.
Daun sirsak mempunyai banyak manfaatnya, terutama bagi kesehatan tubuh manusia
yang secara tidak terduga juga bisa
mengobati beberapa penyakit berbahaya.
Kantong asam bisa
menghambat sel kanker dan menyembuhkan kanker lmenjadi ebih cepat dan lebih
efektif daripada kemoterapi yang mempunyai beberapa efek samping, kecuali
biayanya sangat mahal. Bahkan, penelitian juga telah menunjukkan bahwa Zuurzak
memiliki bahan aktif yang 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi
dalam perang melawan sel kanker. Karung asam bisa mengobati berbagai jenis
kanker,
6. Daun Mahkota Dewa
Mahkota Dewa juga
diyakini memiliki kandungan aktif yang cukup baik bagi kesehatan tubuh, seperti
zat aktif berupa saponin, polifenol dan alkaloid, berfunsi, mengatasi bakteri
yang menyerang tubuh serta meningkatkan imunitas. Kandungan anti-inflamasi
dalam flavonoid juga bisa berfungsi untuk menyembuhkan penyakit dan kista,
serta miom.
Untuk
meraciknya Anda bisa menunjukkan 30 g kelopak para dewa, dimasak dengan menggunakan
air bersih sebanyak 800 cc. Tunggu hingga air mendidih dan air menjadi 1/2.
Minum secara teratur dua kali sehari.
7. Sambiloto
Dari
percobaan yang dilakukan secara in vitro terhadap sel kanker, terbukti bahwa
senyawa andrographolide ini bekerja untuk menghambat sel tumor dan kanker yang
timbul di rahim seperti penyakit miom, Kemampuan anti-kanker yang dimiliki
Sambiloto terungkap dipercobaan tersebut, dimana Sambiloto ini terbukti untuk melawan
sel kanker skuamosa dan juga sel-sel limfosit yang sudah terkena leukemia.
Penelitian
lain yang dilakukan di Jepang juga melaporkan bahwa tanaman Sambiloto ini bisa
menghentikan aktifitas sel kanker lambung. Laku kemudian, pada penelitian yang
lain, Sambiloto juga terbukti bisamenghambat pertumbuhan tumor.
Hasil
penelitian lain juga menyebutkan bahwa ekstrak Sambiloto bisa menghambat
tumbuh-kembangnya sel kanker payudara sehingga sangat tepat jika digunakan
sebagai obat.
8. Benalu
Benalu
acapkali juga dikatakan sebagai tanaman pengganggu yang tidak bermanfaat.
Nyatanya kini benalu mempunyai khasiat yang sangat luar biasa. Senyawa dalam
benalu diketahui mampu menghambat keganasan pertumbuhan sel kanker yang tumbuh
pada rahim seperti penyakit (kista, miom, dll).
9. Brokoli
Brokoli memiliki
kandungan senyawa tiosioanat yang membantu liver untuk menetralkan
zat-zat beracun pada tubuh yang kemudian bisa merusak jaringan tubuh.
Selanjutnya senyawa indoles dan sulfhorapane yang berfungsi untuk membunuh sel
Miom juga dapat mengaktifkan enzim yang terdapat dalam liver untuk memerangi
zat karsinogen.
Selanjutnya
juga terdapat senyawa isocyanate yang berguna sebagai penghambat pertumbuhan
sel Miom. Ada juga senyawa beta-karoten cryptoxanthin, lutein, dan zea-xantin
yang juga termasuk senyawa antiMiom.
10. Daun Singkong
Singkong
mempunyai kandungan B17 yang disebut juga dengan Amygdaline. Zat tersebut
merupakan vitamin yang dipandang cukup efektif dalam mengobati penyakit kanker
sejak abad ke 18. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
manfaat vitamin tersebut masih juga belum mendukung untuk membuktikan
kebenarannya.
Itulah merupakan
10 jenis tanaman untuk [engobatan miom tradisional yang bisa kami sampaikan,
semoga apa yang sudah kami sampaikan diatas bisa bermanfaat bagi Anda semua.
Baca juga
·
Perbedaan
Pengobatan Kista dan Miom
·
9 ASKEP
Untuk Penyakit Mioma Uteri
Ada beberapa jenis masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi wanita, tepatnya di bagian rahim. Salah satu masalah kesehatan tersebut adalah miom. Lantas, apa itu miom di rahim itu? Simak penjelasan di bawah ini.
Kesehatan organ reproduksi pada wanita tentunya merupakan hal yang sangat penting dan wajib dijaga dengan baik. Terutama bagi Anda yang bercita-cita untuk memiliki keturunan. Kesehatan organ reproduksi memang harus benar-benar diperhatikan dengan baik guna mencegah terjadinya hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada rahim. Oleh sebab itu, penting bagi Anda semua, sebagai wanita untuk mengenal salah satu jenis penyakit yang dapat menyerang rahim, yaitu mioma uteri atau miom.
Mioma uteri atau miom juga dikenal dengan uterine fibroid atau fibroid rahim, yakni kondisi di mana tumbuhnya sel tumor di dalam atau di sekitar uterus (rahim). Akan tetapi Anda tidak perlu khawatir, sebab penyakit ini bukanlah penyakit yang bersifat ganas layaknya penyakit kanker, sebab tumor atau benjolan yang tumbuh dalam kasus miom merupakan tumor jinak. Kondisi ini umumnya terjadi karena sel otot pada rahim tumbuh secara abnormal.
Bagaimana miom terbentuk di dala rahim? Miom sendiri terbentuk dari sel-sel otot rahim yang tumbuh secara tidak normal. Pertumbuhan sel abnormal inilah yang akhirnya membentuk tumor jinak di area rahim. Ukuran miom pun beragam, mulai dari 1 milimeter hingga 20 centimeter.
Perlu Anda ketahui, bahwa pada dasarnya miom tumbuh dengan ukuran yang beragam dan bisa lebih dari satu buah benjolan di sekitar rahim. Ketika seorang wanita memiliki miom di dalam rahimnya, maka Ia cenderung tidak merasakan gejala apapun secara spesifik, sehingga keberadannya cenderung jarang disadari. Akibatnya, miom baru terdeteksi ketika pengidap melakukan pemeriksaan, seperti USG. Sementara itu, gejala miom sendiri dipengaruhi oleh letak, ukuran dan seberapa banyak miom yang muncul.
Jenis Mioma Uteri
Hal lain yang perlu Anda ketahui mengenai mioma uteri adalah, bahwa penyakit ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni berdasarkan lokasi tumbuhnya tumor. Berikut ini beberapa jenis miom tersebut antara lain adalah :
- Mioma Subseroasa, adalah jenis miom yang tumbuh di bagian luar dinding rahim, hingga ke rongga panggul. Mioma subserosa juga dapat tumbuh dan menyebar ke bagian luar rahim.
- Submukosa, adalah jenis miom yang tumbuh pada lapisan otot di bagian dalam dari dinding rahim. Jika mioma submukosa tumbuh dengan ukuran yang besar, maka dapat memengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan terjadinya pendarahan, hingga komplikasi lain yang lebih serius, seperti kemandulan dan keguguran.
- Intramular, adalah jenis miom yang tumbuh di antara jaringan otot rahim. Mioma intramular merupakan jenis mioma uteri yang palih umum terjadi. Jenis miom ini juga berpotensi untuk memperbesar ukuran rahim.
- Pedunculated, adalah jenis miom yang tumbuh pada batang kecil yang terdapat di bagian dalam atau luar rahim.
Penyebab Mioma Uteri
Penyebab utama dari mioma uteri sendiri sebenarnya masih belum diketahui secara pasti hinga saat ini. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga didapat meningkatkan risiko munculnya miom pada wanita. Salah satunya adalah akibat adanya peningkatan hormon estrogen, seperti pada saat wanita berada dalam masa menstruasi atau salam masa kehamilan.
Sementara itu, salah satu faktor yang dapat meminimalisir risiko terjadinya miom adalah riwayat melahirkan. Pasalnya, wanita yang pernah melakukan persalinan pada dasarnya cenderung memiliki risiko lebih rendah dalam mengalami miom.
Gejala Mioma Uteri
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa pada dasarnya mioma uteri tidak menimbulkan gejala apa pun yang spesifik pada penderitanya. Namun, dalam beberapa kasus yang serius, miom juga dapat menimbulkan gejala berupa pendarahan yang banyak pada saat menstruasi, serta periode menstruasi yang berlangsung lebih dari seminggu. Selain pendarahan, gejala lain yang dapat dialami adalah nyeri perut di bagian bawah. Gejala lain yang dapat dialami adalah perut terlihat membesar, sembelut, dan beser (sering buang air kecil).
Diagnosisi Miom
Dalam kebanyakan kasus, mion tidak terdiagnosis akibat sering menimbulkan gejla. Meski begitu, miom dapat terdeteksi saat Anda melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. Dalam pemeriksaan tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan USG atau MRI.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda para wanita untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan guna mendeteksi lebih dini jika terjadi masalah kesehatan di sekitar organ reproduksi.
Pengobatan Mioma Uteri
Sebenarnya, jika miom yang tumbuh berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, tidak memerlukan pengobatan khusus ataupun tindakan operasi. Hal ini disebabkan karena, miom dapat menyusut dan menghilang dengan sendirinya.
Meski begitu, penting bagi Anda untuk tetap menjalani pemeriksaan secara berkala guna memantau perkembangan miomsecara rutin guna menetahui kondisi miomitu sendiri.
Sementara itu, apabila mioma yang diderita menimbulkan gejala yang mengganggu, meski ukurannya masih terbilang kecil, maka jangan ragu untuk segera melakukan pengobatan terapi hormon guna mencegah perkembangan miom dan meredakan gejala yang timbul. Bahkan, jika memang diperlukan, dokter akan menganjurkan untuk melakukan prosedur operasi pengangkatan miom.
Komplikasi Miom
Meski jarang terjadi, namun miom jugadapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada penderitanya. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat miom di antaranya adalah anemia, gangguan saat hamil, hingga keguguran akibat miom.
Mengobati Miom dengan Obat Herbal
Pengidap miom pada dasarnya perlu untuk melakukan pemantauan secara rutin untuk melihat perkembangan miom itu sendiri. Cara ini juga bertujuan untuk mencegah agar miom tidak tumbuh membesar dan menimbullkan gejala-gejala yang dapat mengganggu kenyamanan pengidapnya. Selain melakukan pemantauan atau pemeriksaan secara berkala, Anda juga dapat mencegah dan mengatasi mioma uteri menggunakan obat herbal.
Salah satu obat herbal alami dan aman dan tentunya ampuh dalam mengatasi miom adalah obat herbal LING SHEN YAO. Obat herbal yang satu ini teruji secara praklinis di perguruan tinggi megeri terakreditasi, dan juga telah terdaftar di BPOM. Tak hanya itu, obat herbal Ling Shen Yao kini juga telah mendapat label halal dari MUI.
Ling Shen Yao sendiri adalah obat herbal cina yang dapat mengobati miom tanpa adanya efek samping. Obat herbal ini sudah dipercaya selama 30 tahun lebih akan khasiatnya yang dapat menyembuhkan miom tanpa operasi.
Obat herbal Ling Shen Yao juga terbuat dari bahan herbal berkualitas dan berasal dari tumbuhan yang berkhasiat. Selain dikenal dapat melakukan pencegaha terhadap miom, Ling Shen Yao juga dapat membantu meminimalisir pertumbuhan sel kanker dan dapat membantu menyembuhkan beberapa jenis penyakit yang tergolong serius, seperti kista, endometriosis, gangguan kehamilan, tiroid, hingga diabetes.
Jika Anda tertarik untuk mencoba obat herbal LING SHEN YAO, silahkan untuk mengunjungi situs resminya disini.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai miom. Semoga apa yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi Anda semua.