User blogs

Tag search results for: "kista bartholin"


Kista Bartholin merupakan benjolan yang berisikan cairan akibat karena tersumbatnya kelenjar Bartholin. Kista Bartholin pada umumnya berukuran kecil dan tidak akan menimbulkan rasa sakit. Meski begitu, jika cairan dalam kista Bartholin terinfeksi, maka nanti bisa terjadi abses.

Bartholin sendiri adalah kelenjar yang terletak pada bagian kedua sisi bibir vagina. Kelenjar ini berukuran kecil, sehingga tidak mudah terdeteksi tangan maupun mata. Kelenjar ini dapat berfungsi mengeluarkan cairan yang dapat berperan sebagai pelumas ketika berhubungan seksual.

Penyebab Kista Bartholin

Kista Bartholin disebabkan tersumbatnya pada saluran kelenjar Bartholin. Saat saluran tersumbat, cairan akan tertampung di dalam saluran atau kembali masuk ke dalam kelenjar. Yang lama-kelamaan, hal itu akan menjadi penyebab saluran atau kelenjar menjadi bengkak dan membentuk kista.

Belum diketahui secara pasti penyebab dari tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin ini. Namun, luka, cedera, iritasi berulang, dan menjalani operasi, pada vagina bisa bisa turut meningkatkan risiko tersumbatnya kelenjar Bartholin.

Pada beberapa kasus, kista Bartholin dikaitkan dengan infeksi menular seksual yang disebabkan karena Neisseria gonorrhoeae. Selain itu, infeksi Escherichia coli juga sering dikaitkan sebagai penyebab kista Bartholin ini.  

Kista Bartholin bisa mncul di semua golongan usia. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang berusia antara 20–30 tahun yang aktif secara seksual. Kista ini jarang terjadi kepada wanita yang telah menopause karena kelenjar Bartholin ini telah menyusut.

Gejala Kista Bartholin

Kista Bartholin jarang sekali menimbulkan gejala. Gejala baru akan muncul jika ukuran kista sudah cukup besar. Namun, secara umum, sumbatan pada kelenjar Bartholin bisa menimbulkan gejala berupa:

  • Benjolan kecil yang tidak akan terasa sakit pada salah satu sisi bibir vagina
  • Kemerahan serta bengkak di sekitar sisi bibir vagina
  • Rasa tidak nyaman ketika sedang berjalan, duduk, atau berhubungan seksual

Keberadaan kista Bartholin biasanya memang baru disadari oleh wanita ketika ukuran kista sudah membesar atau terinfeksi. Tanda-tanda kista Bartholin yang jika sudah terinfeksi sebagai berikut:

 

1. Bentuk benjolan

Ketika mengalami infeksi, kista Bartholin akan semakin besar hingga bisa seukuran bola golf. Isinya bisa penuh dengan cairan ataupun gas. Jika kista tumbuh pada salah satu labia, satu sisi dari bibir vagina akan tampak menggantung lebih rendah dari pada sisi bibir yang lain.

2. Rasa nyeri

Kista Bartholin yang sudah semakin besar akan menimbulkan rasa nyeri, terutama ketika melakukan hubungan intim atau ketika sedang beraktivitas, seperti duduk dan berjalan.

3. Muncul abses

Saat infeksi tidak segera Anda tangani, kista Bartholin dapat membentuk abses (benjolan berisi nanah). Abses ini bisa berkembang dengan sangat cepat dan terasa sangat menyakitkan. 

Tanda-tanda kista Bartholin jika sudah mengalami abses ialah kulit di sekitarnya menjadi kemerahan, bengkka dan serta sakit dan hangat ketika disentuh. Penderita juga dapat mengalami demam hingga di atas 38 derajat Celcius, maupun keluarnya cairan yang abnormal dari vagina.

Baca juga : Mengenali Gejala Kista Coklat

 

Kapan harus ke dokter 

Disarankan untuk segerae melakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul benjolan di area sekitar vagina. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab pasti benjolan dan mendeteksi sedini kemungkinan bila terjadinya kondisi yang lebih serius.

Segera lakukan pemeriksaan pada dokter jika benjolan timbul ketika Anda berusia lebih dari 40 tahun. Meski cukup langka, kondisi ini bisa mengindikasikan penyakit atau kondisi lain yang lebih serius, seperti kanker.

Selain itu, kista Bartholin bisa kambuh. Lakukanlah pemeriksaan ke dokter jika gejala kista muncul kembali munul meskipun Anda sudah pernah dinyatakan sembuh.

Diagnosis Kista Bartholin

Pada tahap awal, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan serta riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah panggul dan vagina untuk melihat kista secara langsung. Pada umumnya, kista hanya terjadi pada satu sisi vagina, sementara sisi lainnya tetap berukuran normal.

Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti berikut ini:

  • Kultur swab cairan dari kista atau leher rahim (serviks), untuk mengetahui apakah ada infeksi yang menular dari hubungan seksual
  • Pengambilan sampel jaringan kelenjar Bartholin, untuk mendeteksi sel-sel abnormal termasuk se kanker

Baca juga : Obat Kista Alami Tanpa Operasi

Pengobatan Kista Bartholin

Pengobatan kista Bartholin ditentukan berdasarkan ukuran kistanya dan gejala yang ditimbulkan. Kista kecil yang tidak menimbulkan gejala biasanya juga tidak memerlukan penanganan dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Sebaliknya, kista membutuhkan pengobatan lebih lanjut bila sudah menimbulkan gejala atau mengalami infeksi dan berkembang menjadi abses. Berikut merupakan beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan:

1. Berendam di air hangat atau sitz bath

Duduk berendam dalam air hangat setinggi panggul atau sitz bath. Cara ini bisa dilakukan bertujuan meredakan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada organ intim dan terkadang bisa mengatasi kista yang masih berukuran kecil. Penanganan ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah.

2. Obat-obatan

Obat pereda nyeri, contohnya seperti paracetamol, bisa dikonsumsi untuk meredakan rasa sakit. Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat antibiotik untuk meredakan infeksi penyebab dari timbulnya abses pada kista.

Obat anitibiotik juga bisa digunakan pada kasus di mana infeksi akan menyebar ke kulit atau jaringan di sekitar abses atau ketika penderita mengalami infeksi yang menular dari kegiatan seksual.

3. Operasi insisi dan drainase

Operasi insisi dan drainase perlu dilakukan apabila ukuran kista cukup besar, terlebih jika terjadi infeksi. Operasi dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil (insisi) pada kista agar cairan nanah di dalamnya bisa keluar (drainase).

4. Pemasangan kateter

Pemasangan selang dengan balon kateter dilakukan bertujuan untuk mengeluarkan cairan nanah. Pada prosedur ini, sayatan kecil akan dibuat dan memasukkan kateter ke dalam kista, lalu balon dikembangkan untuk menjaga agar kateter tidak lepas dan bertahan selama 2 hingga 6 minggu.

5. Marsupialisasi kista

Marsupialisasi kista dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil pada kista untuk mengeluarkan cairan nanah dan menjahit ujung irisan pada kulit sekitarnya agar kista tetap terbuka secara permanen. Prosedur ini bisa dikombinasikan dengan pemasangan kateter.

6. Pengangkatan kelenjar Bartholin

Prosedur ini dilakukan ketika prosedur lain tidak berhasil. Operasi dilakukan bertujuan untuk mengangkat seluruh kelenjar Bartholin.

Selama proses penyembuhan, penting agar selalu menjaga kebersihan area kista sesuai dengan anjuran dokter. Sebaiknya juga hindari aktivitas seksual selama proses penyembuhan. Gunakan pembalut selama kateter masih terpasang, karena nanah akan terus mengalir seiring dengan hilangnya infeksi.

Komplikasi Kista Bartholin

Komplikasi yang mungkin disebabkan karena kista Bartholin adalah kambuhnya kista atau infeksi. Jika tidak ditangani, infeksi juga bisa masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh hingga menyebabkan sepsis, walaupun hal ini jarang sekali terjadi.

Pencegahan Kista Bartholin

Karena penyebabnya belum bisa diketahui secara pasti, kista Bartholin sulit untuk dicegah. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya abses atau infeksi pada kista, yaitu:

  • Jaga kebersihan pada area sekitar organ intim, dan biasakan untuk membersihkan organ intim dengan arah depan ke belakang
  • Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan area di sekitar vagina cedera
  • Gunakan kondom ketika melakukan berhubungan intim untuk mencegah infeksi menular seksual

Baca juga

·         Gejala Endometriosis

·         Jenis Penyakit Kista