Cara
Pengobatan Miom Tradisional
Ada banyaksekali jenis tanaman di negara kita, beruntung sekali
kita hidup di negara yang subur dan makmur ini, di indonesia banyak sekali tanaman
herbal yang ampuh mengatasi berbagai jenis masalah kesehatan, termasuk penyakit
miom dan kista yang hanya bisa di alami oleh para wanita, dalam kesempatan kali
ini kami akan memberikan informasi mengenai "10 Jenis Tanaman Untuk Pengobatan Miom
Tradisional" Bagi Anda kaum wanita yang sedang menderita penyakit miom
silahkan simak artikel menarik dibawah ini :
Hasil
beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa obat (ramuan) tradisional yang
di ramu dari tanaman ini akan lebih mudah dicerna oleh tubuh dan tidak akan
terlalu menimbulkan efek samping yang berarti. Sudah banyak negara maju yang
mulai memproduksi obat-obatan dari pada tanaman herbal.
Baca juga : Obat Miom Herbal
Ampuh
Berikut ini
kami jelaskan tanaman yang bisa dijadikan obat tradisional mengatasi penyakit
miom pada wanita :
1. Jahe Merah
Jahe Merah
merupakan jenis tanaman jahe yang diyakini bisa digunakan sebagai obat untuk
waktu yang sangat lama. Jahe merah memiliki rasa sangat khas yang lebih pedas
dari jahe putih atau jahe gajah. Di India dan Cina jahe merah digunakan untuk
bahan obat karena memiliki kandungan bahan fitokimia yang bisa menyembuhkan
berbagai jenis penyakit.
Beberapa ahli
setelah menyelidiki efek kimia yang terjadi di jahe terhadap kanker serviks, mioma,
kista ovarium, dll. Jahe bisa secara selektif membunuh sel kanker rahim yang
resisten terhadap pengobatan yang standar. Jahe bisa membunuh sel kanker dari
penelitian ini dengan dua mekanisme, yaitu apoptosis dan juga autophagy.
Apoptosis seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya adalah "bunuh
diri" terprogram yang dilakukan oleh sel kanker itu sendiri. Sementara
itu, autofagi merupakan proses penghancuran komponen sel oleh organel dalam sel
yang disebut lisosom.
2. Kunyit Putih
Temu putih
disebut juga dengan temu kuning. Produk alami ini banyak digunakan dalam
industri parfum, pewarna untuk industri pangan, dan sebagai obat atau campuran
obat. Khasiatnya juga bermacam-macam, namun biasanya terkait dengan pencernaan.
Tanaman
dengan nama ilmiah Curcuma Manga merupakan tanaman rimpang yang kaya akan
khasiat. Kunyit putih ini mengandung kurkumin, bosdesomoksikurkum,
desmetoksikurkumin, keton sesquiterpen, tumeron, tumein, sabinen, felander dan
juga borneol. Sangat baik untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan contohnya seperti organ kelamin yang keputih-putihan dan
mudah tersinggung.
Oleh karena
itu cocok dalam mengatasi berbagai masalah pada organ reproduksi wanita seperti
kista ovarium dan mioma yang sedang Anda derita.
Untuk meraciknya,
Anda bisa mengambil dan membersihkan 10 g kunyit, kunyit putih, tapak mangan
dan peg agan daun. Lalu cuci semua bahan, dan masak dengan 1 liter air, biarkan
hingga setengah dari tersisa. Kemudian minum minuman ini tiga kali sehari.
Baca juga : Cara
Mengatasi Miom Terbsik Secara Alami
3. Mengkudu
Penelitian
telah menunjukkan adanya senyawa 2-methoxy-1,3,6-trihydroxyanthraquinone pada
buah noni yang baik untuk mencegah kerusakan DNA di sel-sel yang menyebabkan
gejala kanker, yang baik untuk menjaga sel-sel sehat dalam tubuh, termasuk untuk
menyembuhkan penyakit uterine-myoma.
Tempo atau
mengkudu mempunyai antioksidan tinggi. Semua makanan dan obat herbal dengan
antioksidan tinggi berguna mencegah sel kanker dan penyebaran sel kanker di
dalam tubuh.
4. Kulit Manggis
Manfaat untuk
kesehatan kulit manggis sangat penting, beberapa untuk penyakit kritis yang
belum bisa disembuhkan, membuatnya menjadi sangat populer di dunia medis
sebagai obat tradisional yang kuat tanpa adanya efek samping. Mengapa manggis
begitu luar biasa? Kandungan xanthone pada kulit manggis membuatnya menjadi
fenomena dalam mengatasi masalah berbagai penyakit, khususnya masalah kanker,
termasuk gangguan kuman uterus dan mioma uterus.
5. Daun Sirsak
Manfaat daun
sirsak di Indonesia sangat populer, terutama karena penelitian yang mulai
menunjukkan bahwa ia bisa memerangi penyakit-penyakit super-ganas seperti kanker.
Daun sirsak mempunyai banyak manfaatnya, terutama bagi kesehatan tubuh manusia
yang secara tidak terduga juga bisa
mengobati beberapa penyakit berbahaya.
Kantong asam bisa
menghambat sel kanker dan menyembuhkan kanker lmenjadi ebih cepat dan lebih
efektif daripada kemoterapi yang mempunyai beberapa efek samping, kecuali
biayanya sangat mahal. Bahkan, penelitian juga telah menunjukkan bahwa Zuurzak
memiliki bahan aktif yang 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi
dalam perang melawan sel kanker. Karung asam bisa mengobati berbagai jenis
kanker,
6. Daun Mahkota Dewa
Mahkota Dewa juga
diyakini memiliki kandungan aktif yang cukup baik bagi kesehatan tubuh, seperti
zat aktif berupa saponin, polifenol dan alkaloid, berfunsi, mengatasi bakteri
yang menyerang tubuh serta meningkatkan imunitas. Kandungan anti-inflamasi
dalam flavonoid juga bisa berfungsi untuk menyembuhkan penyakit dan kista,
serta miom.
Untuk
meraciknya Anda bisa menunjukkan 30 g kelopak para dewa, dimasak dengan menggunakan
air bersih sebanyak 800 cc. Tunggu hingga air mendidih dan air menjadi 1/2.
Minum secara teratur dua kali sehari.
7. Sambiloto
Dari
percobaan yang dilakukan secara in vitro terhadap sel kanker, terbukti bahwa
senyawa andrographolide ini bekerja untuk menghambat sel tumor dan kanker yang
timbul di rahim seperti penyakit miom, Kemampuan anti-kanker yang dimiliki
Sambiloto terungkap dipercobaan tersebut, dimana Sambiloto ini terbukti untuk melawan
sel kanker skuamosa dan juga sel-sel limfosit yang sudah terkena leukemia.
Penelitian
lain yang dilakukan di Jepang juga melaporkan bahwa tanaman Sambiloto ini bisa
menghentikan aktifitas sel kanker lambung. Laku kemudian, pada penelitian yang
lain, Sambiloto juga terbukti bisamenghambat pertumbuhan tumor.
Hasil
penelitian lain juga menyebutkan bahwa ekstrak Sambiloto bisa menghambat
tumbuh-kembangnya sel kanker payudara sehingga sangat tepat jika digunakan
sebagai obat.
8. Benalu
Benalu
acapkali juga dikatakan sebagai tanaman pengganggu yang tidak bermanfaat.
Nyatanya kini benalu mempunyai khasiat yang sangat luar biasa. Senyawa dalam
benalu diketahui mampu menghambat keganasan pertumbuhan sel kanker yang tumbuh
pada rahim seperti penyakit (kista, miom, dll).
9. Brokoli
Brokoli memiliki
kandungan senyawa tiosioanat yang membantu liver untuk menetralkan
zat-zat beracun pada tubuh yang kemudian bisa merusak jaringan tubuh.
Selanjutnya senyawa indoles dan sulfhorapane yang berfungsi untuk membunuh sel
Miom juga dapat mengaktifkan enzim yang terdapat dalam liver untuk memerangi
zat karsinogen.
Selanjutnya
juga terdapat senyawa isocyanate yang berguna sebagai penghambat pertumbuhan
sel Miom. Ada juga senyawa beta-karoten cryptoxanthin, lutein, dan zea-xantin
yang juga termasuk senyawa antiMiom.
10. Daun Singkong
Singkong
mempunyai kandungan B17 yang disebut juga dengan Amygdaline. Zat tersebut
merupakan vitamin yang dipandang cukup efektif dalam mengobati penyakit kanker
sejak abad ke 18. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
manfaat vitamin tersebut masih juga belum mendukung untuk membuktikan
kebenarannya.
Itulah merupakan
10 jenis tanaman untuk [engobatan miom tradisional yang bisa kami sampaikan,
semoga apa yang sudah kami sampaikan diatas bisa bermanfaat bagi Anda semua.
Baca juga
·
Perbedaan
Pengobatan Kista dan Miom
·
9 ASKEP
Untuk Penyakit Mioma Uteri
Kista
Bartholin merupakan benjolan yang berisikan cairan akibat karena tersumbatnya
kelenjar Bartholin. Kista Bartholin pada umumnya berukuran kecil dan tidak akan
menimbulkan rasa sakit. Meski begitu, jika cairan dalam kista Bartholin
terinfeksi, maka nanti bisa terjadi abses.
Bartholin
sendiri adalah kelenjar yang terletak pada bagian kedua sisi bibir vagina.
Kelenjar ini berukuran kecil, sehingga tidak mudah terdeteksi tangan maupun
mata. Kelenjar ini dapat berfungsi mengeluarkan cairan yang dapat berperan
sebagai pelumas ketika berhubungan seksual.
Penyebab
Kista Bartholin
Kista
Bartholin disebabkan tersumbatnya pada saluran kelenjar Bartholin. Saat saluran
tersumbat, cairan akan tertampung di dalam saluran atau kembali masuk ke dalam
kelenjar. Yang lama-kelamaan, hal itu akan menjadi penyebab saluran atau
kelenjar menjadi bengkak dan membentuk kista.
Belum
diketahui secara pasti penyebab dari tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin
ini. Namun, luka, cedera, iritasi berulang, dan menjalani operasi, pada vagina
bisa bisa turut meningkatkan risiko tersumbatnya kelenjar Bartholin.
Pada
beberapa kasus, kista Bartholin dikaitkan dengan infeksi menular seksual yang
disebabkan karena Neisseria gonorrhoeae. Selain itu, infeksi Escherichia
coli juga sering dikaitkan sebagai penyebab kista Bartholin ini.
Kista
Bartholin bisa mncul di semua golongan usia. Namun, kondisi ini lebih sering
terjadi pada wanita yang berusia antara 20–30 tahun yang aktif secara seksual.
Kista ini jarang terjadi kepada wanita yang telah menopause karena kelenjar
Bartholin ini telah menyusut.
Gejala
Kista Bartholin
Kista
Bartholin jarang sekali menimbulkan gejala. Gejala baru akan muncul jika ukuran
kista sudah cukup besar. Namun, secara umum, sumbatan pada kelenjar Bartholin bisa
menimbulkan gejala berupa:
Keberadaan kista Bartholin biasanya memang
baru disadari oleh wanita ketika ukuran kista sudah membesar atau terinfeksi.
Tanda-tanda kista Bartholin yang jika sudah terinfeksi sebagai berikut:
Ketika mengalami infeksi, kista Bartholin akan semakin
besar hingga bisa seukuran bola golf. Isinya bisa penuh dengan cairan ataupun
gas. Jika kista tumbuh pada salah satu labia, satu sisi dari bibir vagina akan
tampak menggantung lebih rendah dari pada sisi bibir yang lain.
Kista Bartholin yang sudah semakin besar akan menimbulkan rasa
nyeri, terutama ketika melakukan hubungan intim atau ketika sedang beraktivitas,
seperti duduk dan berjalan.
Saat infeksi tidak segera Anda tangani, kista Bartholin dapat
membentuk abses (benjolan berisi nanah). Abses ini bisa berkembang dengan
sangat cepat dan terasa sangat menyakitkan.
Tanda-tanda kista Bartholin jika sudah mengalami abses
ialah kulit di sekitarnya menjadi kemerahan, bengkka dan serta sakit dan hangat
ketika disentuh. Penderita juga dapat mengalami demam hingga di atas
38 derajat Celcius, maupun keluarnya cairan yang abnormal dari vagina.
Baca juga : Mengenali Gejala Kista
Coklat
Kapan
harus ke dokter
Disarankan
untuk segerae melakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul benjolan di area sekitar
vagina. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab pasti benjolan dan
mendeteksi sedini kemungkinan bila terjadinya kondisi yang lebih serius.
Segera
lakukan pemeriksaan pada dokter jika benjolan timbul ketika Anda berusia lebih
dari 40 tahun. Meski cukup langka, kondisi ini bisa mengindikasikan penyakit
atau kondisi lain yang lebih serius, seperti kanker.
Selain
itu, kista Bartholin bisa kambuh. Lakukanlah pemeriksaan ke dokter jika gejala
kista muncul kembali munul meskipun Anda sudah pernah dinyatakan sembuh.
Diagnosis
Kista Bartholin
Pada
tahap awal, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan serta riwayat
kesehatan pasien. Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik, terutama di
daerah panggul dan vagina untuk melihat kista secara langsung. Pada umumnya,
kista hanya terjadi pada satu sisi vagina, sementara sisi lainnya tetap
berukuran normal.
Jika
diperlukan, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti berikut
ini:
Baca
juga : Obat Kista Alami Tanpa Operasi
Pengobatan
Kista Bartholin
Pengobatan
kista Bartholin ditentukan berdasarkan ukuran kistanya dan gejala yang
ditimbulkan. Kista kecil yang tidak menimbulkan gejala biasanya juga tidak
memerlukan penanganan dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Sebaliknya,
kista membutuhkan pengobatan lebih lanjut bila sudah menimbulkan gejala atau
mengalami infeksi dan berkembang menjadi abses. Berikut merupakan beberapa
metode pengobatan yang bisa dilakukan:
1.
Berendam di air hangat atau sitz bath
Duduk
berendam dalam air hangat setinggi panggul atau sitz bath. Cara ini bisa dilakukan bertujuan meredakan rasa nyeri dan
rasa tidak nyaman pada organ intim dan terkadang bisa mengatasi kista yang
masih berukuran kecil. Penanganan ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah.
2.
Obat-obatan
Obat pereda nyeri, contohnya
seperti paracetamol, bisa dikonsumsi untuk meredakan rasa sakit.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat antibiotik untuk meredakan infeksi penyebab dari timbulnya
abses pada kista.
Obat
anitibiotik juga bisa digunakan pada kasus di mana infeksi akan menyebar ke
kulit atau jaringan di sekitar abses atau ketika penderita mengalami infeksi yang
menular dari kegiatan seksual.
3.
Operasi insisi dan drainase
Operasi
insisi dan drainase perlu dilakukan apabila ukuran kista cukup besar, terlebih
jika terjadi infeksi. Operasi dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil
(insisi) pada kista agar cairan nanah di dalamnya bisa keluar (drainase).
4.
Pemasangan kateter
Pemasangan
selang dengan balon kateter dilakukan bertujuan untuk mengeluarkan cairan
nanah. Pada prosedur ini, sayatan kecil akan dibuat dan memasukkan kateter ke
dalam kista, lalu balon dikembangkan untuk menjaga agar kateter tidak lepas dan
bertahan selama 2 hingga 6 minggu.
5.
Marsupialisasi kista
Marsupialisasi
kista dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil pada kista untuk mengeluarkan
cairan nanah dan menjahit ujung irisan pada kulit sekitarnya agar kista tetap
terbuka secara permanen. Prosedur ini bisa dikombinasikan dengan pemasangan
kateter.
6.
Pengangkatan kelenjar Bartholin
Prosedur
ini dilakukan ketika prosedur lain tidak berhasil. Operasi dilakukan bertujuan
untuk mengangkat seluruh kelenjar Bartholin.
Selama
proses penyembuhan, penting agar selalu menjaga kebersihan area kista sesuai
dengan anjuran dokter. Sebaiknya juga hindari aktivitas seksual selama proses
penyembuhan. Gunakan pembalut selama kateter masih terpasang, karena nanah akan
terus mengalir seiring dengan hilangnya infeksi.
Komplikasi
Kista Bartholin
Komplikasi
yang mungkin disebabkan karena kista Bartholin adalah kambuhnya kista atau
infeksi. Jika tidak ditangani, infeksi juga bisa masuk ke dalam aliran darah
dan menyebar ke seluruh tubuh hingga menyebabkan sepsis, walaupun hal ini jarang sekali terjadi.
Pencegahan
Kista Bartholin
Karena
penyebabnya belum bisa diketahui secara pasti, kista Bartholin sulit untuk
dicegah. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko
terjadinya abses atau infeksi pada kista, yaitu:
Baca
juga